FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!
HAPPY READING!
"Lihat!" Pak Banu-guru matematika. Melempar dua lembar kertas ulangan ke mejanya.
Tepat di depan Arul yang kini sedang duduk menatap dirinya.
"Nilai kamu sama Disyaa sama semua! Pengerjaan soalnya juga sama!" Suara pak Banu dengan intonasinya yang tinggi, berhasil membuat Arul terpelonjak mendengarnya.
Pak Banu menyorot serius pada Arul, guru yang berkacamata itu kini dibuat kesal dengan segala coretan jawaban yang sama persis antara ulangan Arul dan Disyaa.
"Jawab jujur, kalian kerja sama? Atau kamu nyontek ke Disyaa?"
Arul berdeham sejenak, ia membenarkan posisi duduknya dengan tegak, sambil menghadap fokus pada pak Banu.
"Salah, Pak, Disyaa yang nyontek ke saya," jelas Arul dengan entengnya.
Pak Banu masih sulit untuk percaya, satu alisnya terangkat, mencari suatu kebenaran melalui raut wajah muridnya itu dengan apa yang diucapkannya.
"Kamu serius?" tanya Pak Banu memastikan.
Arul mengangguk, bahkan wajahnya sama sekali tak menampakkan kebohongan.
"Kalau Bapak gak percaya, tanya aja sama orangnya, Pak," balas Arul.
"Mau saya bantu panggilin?" Arul menawarkan diri.
Pak Banu kemudian menyetujui. Guru itu menyuruh Arul untuk kembali ke kelasnya dan memanggil Disyaa agar menghadapnya.
"Kalau sampai kamu bohong, kamu saya hukum!" ancam pak Banu saat Arul sudah berjalan ke ambang pintu.
Arul berjalan keluar dari ruang guru, dengan langkah tegapnya, menyusuri koridor sampai membawanya pada kelas sepuluh, yang mana menampakkan Disyaa sedang sibuk mengobrol dengan Rivai dan Rizki.
Melanjutkan tujuannya, Arul menghampiri Disyaa. Cowok itu kini berdiri di tengah-tengah mereka yang sedari tadi sedang asik bercanda.
"Lo dipanggil Pak Banu," kata Arul sambil menatap Disyaa datar.
Disyaa melirik ke sumber suara, gadis itu mengernyit.
"Buat apa?" tanya Disyaa.
"Ke sana aja," ucap Arul.
Disyaa yang awalnya bingung pun, akhirnya memutuskan untuk ke ruang guru memenuhi perintah pak Banu. Gadis itu melewatkan Arul, tapi, dengan cepat, Arul mengikuti langkah Disyaa dan menyeimbangkan langkahnya agar keduanya berjalan beriringan.
"Syaa," panggil Arul. Membuat langkah Disyaa terhenti, gadis itu menatap Arul dengan bingung.
"Apapun kata Pak Banu nanti, lo jawab iya aja ya?" sambung Arul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Selesai.
Teen Fiction[Completed] FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA! ............ Jatuh cinta itu tidak salah, hanya jatuh kepada siapa cintanya, itu yang kadang jadi masalah. "Ketika mencintaimu adalah suatu kesalahan besar yang selalu aku benarkan." Perihal cinta yang...