Hai, Selesai. [06]

556 48 3
                                    

FOLLOW DAN VOTE SEBELUM MEMBACA!

{ HAPPY READING }
.
.


Juni, 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juni, 2018.

Terhitung sudah satu bulan usai datangnya seorang gadis bernama Disyaa Nazaleazura di SMA TB yang bernotaben sebagai siswi baru.

Kini, kian hari, kehadiran Disyaa yang mulanya menjadi kontra bagi para siswa kelas sepuluh, perlahan mulai diterima oleh mereka semua. Meski ada beberapa yang memang memutuskan menjaga jarak dengan Disyaa, karena kondisi fisik yang tidak sesuai apa yang mereka harapkan.

Namun, lain dengan Rivai, Raka, juga Rizki yang kini justru malah berteman baik dengan gadis itu. Layaknya seseorang yang memang sudah saling mengenal lama antara satu sama lain, padahal faktanya hanya dalam hitungan tiga puluh hari kemarin yang baru saja mereka lewati bersama.

Kedekatan itu bermula dari perantara seorang Raka Dargana, melalui Raka yang selalu mengajak Disyaa untuk ikut bersama mereka, akhirnya menjadikan mereka suatu kelompok perkumpulan yang mungkin, menjadi pusat perhatian para murid lain.

Sementara, Arul? Tidak. Sudah satu bulan pun, Disyaa sama sekali tidak menemukan celah bagaimana bisa mendekati laki-laki itu. Melalui segala omong kosong Monica sebagai kesan memalukan pada awal pertemuannya dengan Arul, membuat Disyaa tak berani mengambil langkah untuk lebih akrab dengannya.

Layaknya dua orang yang mungkin, terkesan orang baru setiap hari. Dalam satu kelas, tidak ada suara saling sapa, senyum yang saling terukir, juga netra yang saling menatap.

Entah sampai kapan? Namun, pastinya, Disyaa sangat menanti waktu itu tiba.

*****

"Haha hihi, tau-tau udah juni aja nih," kata Rivai sambil menyimpan tasnya di meja.

Rivai baru saja datang diikuti Raka, dan teman-temannya yang lain. Setiap hari, sudah menjadi hal biasa bagi mereka masuk setelah bel berbunyi. Dibanding harus terdiam di dalam kelas sedari pagi, mereka lebih memilih untuk berkumpul di WBI sebelum bel masuk berbunyi.

"Hei selamat pagi, Disyaa!" Sapaan hangat itu selalu menyambut Disyaa.

Rivai dengan segala tingkah anehnya, berhasil membuat Disyaa nyaman berada di kelas sepuluh itu.

"Heran gue, tiap hari yang gue liat Disyaa nulis aja anjir," ujar Rizki sambil berjalan menuju tempat duduk Rivai dan Raka.

"Ck, biarin lah, repot lo," ketus Disyaa, menyempatkan untuk melirik Rizki selintas.

"Tapi bener juga apa kata Rizki, Syaa. Nulis apa sih lagian?" timpal Rivai.

Disyaa memutar bola matanya malas.

Hai, Selesai.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang