Yours [1/4] (Yeri - Mark)

598 58 17
                                    

YOURS

Yeri X Mark

Baby I'll be yours and maybe you'll be mine

Perasaannya ini sudah lama Mark ketahui dan sadari. Jika dulu ia berusaha menolak dan bersikeras itu hanya perasaan sesaat untuk anak-anak remaja baru pubertas, sekarang ia mengerti bahwa perasaannya itu bukan hanya cinta masa kecil yang akan berlalu seiring berjalannya waktu. Nyatanya semakin berjalannya waktu, semakin besar pula perasaannya. Hatinya sudah menjadi milik gadis itu dan mungkin kelak Mark juga bisa memiliki hati gadis itu untuk dirinya. Siapa yang tau, bukan?

Put a dot on the palm of your hand

Trying to speak something further more than what my mouth knows

Mark remaja tidak pernah berani menunjukkan rasa sukanya pada sang pujaan hati. Umur mereka terlalu muda saat itu dan pikirnya itu hanya perasaan menggebu sesaat. Mark remaja juga terlalu naif, membatasi diri untuk hal-hal berbau romansa karena menurutnya itu hanya akan membuang waktunya dan kemungkinan hanya akan menjadi halangan untuk karirnya yang sedang ia bangun setengah mati ini. Saat itu tidak ada yang lebih berarti selain karirnya dalam bermusik, tidak ada yang berarti selain kelangsungan grupnya, tidak ada yang berarti selain bisa debut, dengan itu Mark yakin mengesampingkan romansa remajanya untuk membuat karirnya menjadi semakin gemilang. Lagi pula, gadis itu juga berada di bidang industri yang sama dengannya. Mengembangkan romansa bukan pilihan utama bagi mereka.

Tapi Mark yang saat ini, yang sudah tumbuh menjadi pria dewasa dan perasaannya yang ternyata juga semakin tumbuh besar juga tidak bisa menahan untuk tidak menunjukkan gelagat ketertarikan pada gadis itu. Di usianya yang saat ini, bukankah hal yang wajar jika Mark mulai memikirkan kisah romansanya yang sudah tertunda? Tidak salah bukan jika Mark ingin memulai hal-hal manis seperti berkencan, mungkin?

"Hyung!"

Mark memalingkan wajahnya menghadap Jeno yang duduk di sebelahnya, namun ekor matanya tetap mengamati gadis yang duduk di ujung sana. Yang selalu menarik perhatiannya meskipun berkali-kali juga Mark harus mengabaikan karena tidak mau tertangkap terang-terangan sedang mengamati. Bisa runyam jika Mark tertangap basah.

"Eung?"

"Matamu memang tidak panas apa, Hyung? Kau tidak berkedip sama sekali memandang Yerim Noona." Tanya Jeno sembari ikut melirik Yerim yang sedang mengobrol dengan Seulgi di seberang tempat mereka duduk.

"Nanti Noona tahu kalau kau jatuh cinta. Memang sudah siap?" Haechan menimpali ucapan Jeno. Tahu betul bagaimana tatapan Mark ketika sedang menatap Yerim –jika sedang tidak berada di ruang publik di mana ada banyak pasang mata penggemar dan kamera. Selama tidak ada kamera dan tatapan penggemar, Mark berani memandang gadis itu.

Tatapan teduh yang selalu Mark perlihatkan ketika Yerim menjadi objek pemandangannya. Rasanya semua orang akan tahu jika He's in love hanya dengan menatap Yerim. Sayangnya si objek yang dipandang tidak menyadari hal itu.

Mark jarang berani menatap Yerim seperti itu ketika si perempuan menyadari keberadaan Mark atau sedang menatap balik Mark. Selama ini, Mark berusaha menjauh dari gadis itu, terutama ketika sedang berada di panggung atau sedang berada di event yang sama. Mark hanya berusaha menjaga gadis itu. Dan tentu berusaha menjaga hatinya. Mark tahu diri, sebagai seorang idol, urusan hati bukan yang utama. Jadi sebisa mungkin ia menekan perasaannya. Tidak dekat-dekat Yerim dengan tujuan agar perasaannya tidak terlalu jauh.

***

"Kerja bagus semuanya"

Begitulah sesi latihan berakhir. Mark menghela napasnya. Latihan hari ini melelahkan sekali. Tadi siang sudah berlatih bersama member NCT 127 dan sore hari hingga malam ini baru selesai berlatihan dengan member Dream. Kakinya rasanya sudah kebas. Ingin cepat-cepat bertemu ranjang dan mengistirahatkan tubuhnya yang sudah berteriak ingin segera direbahkan.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang