Flirt (Yeri - Sehun)

3.7K 286 21
                                    

FLIRT

Yeri X Sehun

Oh Sehun. Pria yang duduk disampingku, pria yang beberapa jam lalu dengan seenak jidatnya menyuruhku datang ke apartementnya. Ia berkata jika ia sedang dilanda kebosanan. Tapi, sekarang apa? Dia mengacuhkanku. Lebih memilih berkutat dengan benda persegi panjang berwarna hitam di tangannya.

Aku menatapnya sambil mengerucutkan bibirku. Menatapanya yang bahkan tak mau mengalihkan pandangannya sedikitpun dari ponsel pintarnya.

Aku rela berusah-susah datang kemari. Aku bahkan membatalkan janjiku dengan Wendy Unnie hanya untuk datang ke apartement Sehun untuk menemani pria itu.

Aku memainkan remote tv ditanganku, memperhatikan layar datar di depanku tanpa minat. Sudah setengah jam aku disini dan dia, Oh Sehun hanya mengucapkan beberapa -oh bahkan bisa dihitung dengan jari- kalimat padaku.

Aku menghembuskan nafasku kasar. Menyenderkan pungguku ke sandaran sofa dan kembali melihatnya yang masih asyik dengan dunianya.

"Ya! Oh Sehun, kau mengacuhkanku!"

Ia menatapku dengan wajah datarnya. Oh aku ingin sekali memukul wajahnya. Tak peduli jika nantinya ia kesakitan atau wajahnya yang menjadi buruk.

Hening. Tak ada jawaban darinya dan itu semakin membuatku kesal.

"Oppa, sebenarnya apa yang kau mau? Kau menyuruhku datang tapi kau mengacuhkanku!" aku marah. Aku, sudah cukup kesal saat ini.

Aku melipat kedua tanganku di depan dada. Menggembungkan pipiku kesal. Aku tak menatapnya tapi bisa kurasakan jika iris hitamnya tengah menatapku. Sofa ini sedikit bergerak menandakan jika dirinya mendekat ke tubuhku. Tanganya memegang daguku. Mengarahkan wajahku untuk menghadapnya. Lihatlah iris hitamnya, yang menurutku akan menjadi gila jika aku terus menatapnya.

"Maafkan aku Yerim-ah. Jantungku lebih membutuhkan perhatian. Apa kau mau aku mati karena jantungku berdetak abnormal karena berdekatan denganmu?"

Oh Tuhan, ucapannya sukses membuatku melayang sampai ke langit ketujuh. Dia memeluk pinganggku dari samping, mendekatkan wajahnya di ceruk leherku. Dapat kurasakan hembusan nafasnya disana yang berhasil membuat tubuhku merinding. Aroma feromonnya yang menguar masuk ke indra penciumanku. Aroma yang begitu memabukkan.,Perlakuan sensualnya benar-benar membuatku melayang. Rasa marahku hilang hanya dengan perlakuannya yang seperti ini. Aku memang tak berbakat untuk marah kepadanya.

Ia menarik kepalanya dari ceruk leherku, membuatku menghembuskan nafas lega.

"Maafkan aku, okay?"

Dan kecupan ringan mendarat dibibirku. Dia tersenyum melihat pipiku yang merona. Ini memalukan.

-fin

Ini buat yang kemarin minta Hunri. Maaf kalau pendek yaa. Buat yang minta Lucas masih diproses. Ada saran lagi untuk cast cowo di part selanjutnya. Tulis di kolom komentar ya..

Maaf untuk Typo

Terima kasih.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang