AT THE END
Mark X Yeri X Yeonjun
Yerim tidak tahu kekasihnya itu terlalu polos atau lugu. Atau mungkin bodoh. Bodoh dan polos hanya dibedakan segaris tipis. Yerim memberenggut kesal ketika kekasihnya Mark Lee itu mengatakan jika laki-laki itu tidak bisa mengantarnya pulang dengan alasan yang benar-benar membuat Yerim jengkel setengah mati.
Kekasihnya itu memilih mengantarkan Kang Mina pulang. Teman sekelas mereka yang jelas-jelas memiliki ketertarikan khusus pada Mark. Mark berasalan jika ia bisa pulang sendiri dan Mina membutuhkan seseorang untuk mengantarya sampai rumah karena kakinya yang tergelincir saat olahraga tadi pagi. Tapi demi Tuhan, Yerim yakin gadis itu baik-baik saja dan kakinya masih kuat untuk diajak beralari sejauh lima ratus meter.
Yerim tetap mengerucutkan bibirnya. Berusaha menghubungi kakaknya Kim Hanbin untuk mejemputnya. Tapi sayangnya sampai detik ini belum ada tanda-tanda kakaknya itu akan mengangkat panggilannya. Mungkin kakaknya itu sedang berkutat dengan lirik-lirik lagu yang sudah menjadi hobinya sejak dalam kandungan –mungkin.
"Kau kenapa, Rim? Bibirnya tidak lelah seperti itu?"
Yerim berejngit kaget dan menatap garang Choi Yeonjun yang berdiri di sampingnya. Tetangga dan teman masa kecilnya. Sayangnya tidak berada di kelas yang sama dengan Yerim.
"Menunggu Oppa menjemput."
"Kenapa tidak pulang bersama Mark?"
Yerim kesal ketika nama itu disebut. "Dia sedang mengantar si genit Mina pulang"
"Kenapa dia mengantarkan gadis lain pulang daripada mengantar kekasihnya sendiri?"
Yerim benar-benar tidak mau membahas alasan kenapa Mark tidak bisa mengantarnya pulang hari ini. jika mengingatnya membuat Yerim ingin mencakar-cakar wajah Kang Mina yang tersenyum mengejek padanya. Jadi ia hanya mengendikkan bahunya.
Selang beberapa detik. Yerim tidak lagi merasakan keberadaan Yeonjun. Ia menoleh dan benar. Ia tidak menemukan keberadaan lelaki bermarga Choi itu. Dasar. Semua laki-laki memang sama saja. Tidak mengerti bagaimana perasaannya.
Emosi Yerim sedang tidak stabil. Oleh karena itu jangan heran jika ia menyalahkan siapa saja.
Beberapa menit kemudian. Suara deru motor berhenti di depan Yerim. sang pengendara membuka kaca helmnya.
"Ayo naik. Kakakmu pasti tidak bisa menjemputmu" pengendara motor itu adalah Yeonjun. Lelaki itu menginteruksi Yerim agar segera naik ke motornya. pengendara motor itu adalah Yeonjun. Lelaki itu menginteruksi Yerim agar segera naik ke motornya.
Yerim tidak punya pilihan. Kakaknya belum pasti bisa mejemputnya. Daripada naik bus, lebih baik bersama Yeonjun. Selain tidak pelu mengeluarkan biaya, ia juga akan lebih cepat sampai di rumah.
Yerim naik ke atas motor Yeonjun dan memegang pinggang lelaki itu untuk berpegangan. Tidak sampai memeluk karena Yerim masih ingat bahwa ia perlu menjaga perasaan Mark.
***
Yerim sedang belajar di kamarnya ketika kakaknya memberitahunya bahwa Mark berada di ruang tamu. Yerim sebenarnya sedang malas bertemu Mark. Tapi Hanbin memaksa Yerim untuk turun ke bawah dan menemui Mark.
"Ada apa?" jawab Yerim ketus. Enggan untuk bertatapan dengan Mark. Mark menghela napasnya berat. Ia tahu jika Yerim sedang merajuk. Ia mengulurkan sekantong plastik penuh es krim. Senjata pamungkasnya agar Yerim tidak lagi merajuk padanya.
"Ini untukmu"
Yerim meliriknya sekilas. Awalnya ia sudah memantapkan hati bahwa ia tidak akan termakan lagi dengan segala bujuk rayu Mark. Tapi Mark selalu tahu apa kelemahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories
Fiksi PenggemarA collection of one-shot stories with Kim Yeri as the female lead. Hope you like it (≧▽≦)