Spider-Mark [2] (Yeri - Mark)

279 20 2
                                    

SPIDER-MARK

Yeri X Mark

Mark menembak jaring dan mengayun secepat yang ia bisa untuk membawa tubuhnya menuju rumah saking yang jauhnya masih dua blok dari lokasi dirinya saat ini. Pikirannya kacau membayangkan kondisi sang kekasih yang saat ini sedang mendapat pertolongan di sana. Kemelut di hatinya semakin memuncak saat memikirkan bagaimana jika saja tadi ia terlambat sepersekian menit. Mark tidak membayangkan apa yang akan terjadi pada Yerim.

Sekitar 30 menit yang lalu, Mark mendengar teriakan seorang wanita, spider-sensenya membawanya menuju suara teriakan. Jantung Mark rasanya jatuh sampai ke dasar perut begitu melihat Yerim yang sudah tergeletak kesakitan dan ada dua laki-laki berbadan besar sedang berusaha menarik tas milik wanita paruh baya yang Mark yakini sebagai seseorang yang berteriak sebelumnya. Mark dengan cepat melawan dua penjahat itu dengan berseru kepada si wanita untuk segera memanggil ambulan atau meminta pertolongan karena selagi Mark berurusan dengan para penjahat ia tidak bisa menolong Yerim yang sedang kesakitan. Sekilas Mark bisa melihat sudut bibir gadis itu berdarah begitu juga dengan hidung gadis itu.

Dua penjahat itu berhasil ditangani, selama Yerim di bawa ke rumah sakit dengan ambulans, Mark tetap tinggal untuk membereskan kejahatan yang ada. Begitu dua penjahat yang sudah ia buat babak belur itu aman berada di tangan polisi, Mark buru-buru meninggalkan lokasi kejadian menuju rumah sakit.

Ketika kakinya memijak tanah, Mark berlari mencari tempat sepi untuk melepaskan suitnya atau setidaknya melapisi tubuhnya dengan baju agar identitasnya sebagai Spider-Man tidak terkuak saat menjenguk Yerim.

Yerim berada di UGD. Mark mendekat ke salah satu brankar di mana tubuh gadisnya berbaring. Raut wajah Mark pias ketika tangannya menggeser tirai dan memperlihatkan kondisi Yerim yang sedang berbaring memejamkan mata.

"Oh no"

Ada lebam di bibir, hidungnya disumbat kapas karena sempat mimisan, dan ada lebam juga di sekitar area mata gadis itu. Tidak tahu bagaimana Yerim menghadapi pria berbadan besar tadi hingga mendapat luka seperti itu.

Mark menarik kursi yang ada di sebelah brankar, mendudukkan tubuh di sana. Tangan laki-laki itu terulur menyingkirkan anak rambut Yerim yang menutupi sebagian area mata Yerim yang lebam. Melihat Yerim seperti ini, Mark tidak bisa tidak menyalahkan diri sendiri.

He's a fucking Spider-Man, tapi bisa-bisanya gadisnya sendiri melawan dua penjahat itu sampai terluka seperti ini. Kali ini ia tidak hanya merasa gagal menjadi Spider-Man tapi juga gagal menjadi seorang pacar. Meskipun penjahatnya juga sudah ditangani oleh lelaki itu. Tapi tetap saja. Hatinya rasanya tercubit melihat lebam-lebam di wajah sang kekasih.

"I'm sorry" Mark mendekatkan bibirnya di sebelah telinga Yerim dan membisikkan kata-kata itu. Tangannya juga mengusap lembut puncak kepala sang gadis. Hal itu membuat tidur Yerim sedikit terusik hingga akhirnya membuka mata.

Meskipun ada nyeri di wajahnya, Yerim menyengir lebar sampai menunjukkan barisan gigi kecilnya yang rapi. Yerim menarik tangan Mark yang ada di atas kepalanya, membawanya untuk diletakkan di depan perut dan ia tumpuk dengan tangannya sendiri.

Yerim tidak menyesal sama sekali meskipun mendapat luka yang bagi perempuan bisa saja mengerikan. Wajah cantiknya jadi lebam-lebam dan sampai beberapa hari ke depan lebam itu akan menghiasi kulit wajah mulusnya –yang saat ini sedikit tidak mulus.

Tadi Yerim sedang dalam perjalanan pulang dari pekerjaan paruh waktunya. Hari itu ia lupa tidak membawa airpods –yang biasanya ia gunakan untuk mendengarkan musik di sepanjang jalan pulang sehingga bisingnya kota bisa ia dengarkan dengan jelas. Yerim mendengar pekikan wanita di salah satu gang sempit. Buru-buru Yerim mendekat dan melihat ada wanita paruh baya yang sedang dipojokkan oleh dua orang berbadan besar. Jiwa heroiknya muncul, tanpa berpikir panjang Yerim menerjang para penjahat menggunakan tasnya. Tapi tentu saja dua pria jahat itu tidak tinggal diam dan mengalihkan perhatian pada Yerim, begitulah Yerim mendapatkan luka-luka itu. Sebetulnya tidak hanya wajah. Tapi kakinya juga terkilir. Kalau begini mana bisa ia berangkat ke sekolah dengan mengayun melewati gedung-gedung bersama Mark.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang