Adore You (Yeri - Hanbin)

1.4K 200 29
                                    

ADORE YOU

Yeri X Hanbin

Yerim meraba-raba sisi ranjang. Mencari seseorang yang seharusnya mengisi ruang kosong di sampingnya. Mata Yerim terbuka begitu tangannya tidak menemukan apa-apa. Prianya tidak ada di sana. Seharusnya Hanbin ada di sana, berada dalam rengkuhan hangat lengannya. Rasa takut mulai menjalari Yerim. Takut jika Hanbin menghilang kembali seperti kemarin-kemarin.

Gadis itu menyibak selimutnya. Mengedarkan pandangannya mencari keberadaan pria yang amat sangat berharga untuknya itu. Pintu yang menghubungkan kamar pria itu dengan balkon terbuka lebar. Membuat angin bisa bebas masuk membawa hawa sejuk di tengah musim panas ini.

Prianya ada di sana. Berdiri menatap ke langit biru. Rambut dan bajunya bergrak-gerang karena terpaan angin. Yerim mendesah lega. Hanbin masih ada di sini.

Kemarin malam ia langsung datang ke rumah orang tua kekasihnya ini. Yerim juga merasa sangat lega akhirnya Hanbin mau pulang ke rumahnya, bertemu orang tua dan adiknya. Semalam ia menginap di sini. Melepas rindu yang sudah sangat menyiksa.

Hanbin merasakan sepasang lengan memeluknya dari belakang. Kehangatan dan kenyamanan langsung menjalari tubuhnya ketika gadisnya ini memeluknya dengan begitu erat dan tidak akan melepaskannya sampai merasa puas.

"Kau membuatku takut, Oppa?"

Hanbin meraih lengan Yerim yang melingkari perutnya. Merenggangkannya kemudian merangkul bahu sang gadis. Membawa Yerim ke hadapannya. Ia bisa melihat wajah mengantuk Yerim dan sedikit kekhawatiran di sana. Tangan bersanya menangkup pipi gadisnya. Mencari tahu kenapa gadisnya memasang raut wajah seperti itu.

"Aku takut kau menghilang lagi"

Sudut bibir Hanbin terangkat menyadari kegelisahan kekasihnya ini. Ia meraih tubuh kecil Yerim masuk ke dalam pelukannya.

"Kau terbangun dan tidak menemukanku di sampingmu bukan berarti aku menghliang lagi, Yerim-ah"

Iya memang benar tapi Yerim masih takut jika tiba-tiba Hanbin menghilang lagi seperti beberapa hari yang lalu. Gadis itu mengeratkan pelukannya. Mendesakkan wajahnya ke dada Hanbin yang selalu nyaman untuknya.

Melihat Yerim yang berada di pelukannya membuat Hanbin merasa tenang dan beban-beban masalahnya seolah terangkat. Pelukan gadis ini yang selalu ia butuhkan selain pelukan dari adik tersayangnya. Kim Yerim sudah menjadi salah satu prioritas pria itu.

Terkadang ia merasa tidak pantas untuk berada di posisi ini. Yerim bisa mencari pria yang jauh lebih baik darinya. Yang akan memberikan segalanya untuk gadis itu. Yang tidak akan membuat gadis itu gelisah dan khawatir seperti apa yang dilakukannya. Namun gadis ini memilihnya. Memilih untuk berada di sisinya setelah semua yang terjadi. Gadis itu masih mendukungnya. Memberikannya kekuatan untuk melewati semuanya.

"Yerim..."

"Hmm"

"Kenapa kau mencintaiku?"

Yerim menaikkan wajahnya. Menatap wajah Hanbin yang menunggu jawaban darinya. Paras pria itu selalu membuatnya terpana. Ia menjawil hidung pria itu.

"Karena kau adalah kau. Kim Hanbin. Jika bukan Kim Hanbin aku tidak akan cinta"

Oh astaga bagaimana bisa perempuan itu mengatakan hal-hal yang seperti itu. Jantungnya sudah berdebar tidak karuan di dalam sana. Sepertinya ia harus pergi ke dokter. Ia yakin jantungnya tidak dalam kondisi baik-baik saja apalagi ketika gadisnya melemparkan sebuah senyuman yang terlihat sangat menawan untuknya.

"Dari mana kau belajar kata-kata seperti itu, Nona Kim?"

"Aku lebih suka dipanggil Nyonya Kim setelah menikah denganmu nanti"

Astaga. Apa Kim Yerim berniat membunuhnya? Jantungnya sudah berteriak ingin mendobrak rongga dadanya.

Yerim terkekeh melihat Hanbin yang diam tidak berkutik di depannya. Ia gemas dengan pria itu apalagi pipinya yang memerah saat ini. senang sekali ia bisa menggoda kekasihnya seperti saat ini. Setidaknya bisa membuat kekasihnya lupa dengan masalah yang tengah dihadapinya.

"Bagaimana denganmu? Apa yang membuatmu mencintaiku?"

Hanbin sudah bisa menghendalikan dirinya. Ia memasang wajah berpikir. Sebenarnya ia sendiri juga tidak tahu apa alasannya bisa jatuh hati pada gadis dalam dekapannya ini. semuanya terjadi begitu saja. Rasa cinta itu datang tanpa permisi.

"Karena kau membuatku nyaman?"

Yerim mengerutkan alisnya. merasa tidak puas dengan jawaban yang Hanbin berikan.

"Kenapa sepertinya ragu begitu? Apa jika Seulgi Unnie bisa membuatmuu nyaman kau akan jatuh cinta padanya juga?" tanya Yerim penuh selidik dengan memincingkan kedua matanya.

"Astaga, Yerim. aku hanya kagum padanya. Tidak lebih. Lagipula dia sudah punya kekasih, Jimin Sunbaenim."

"Kalau dia belum punya kekasih, kau akan memiliki perasaan lebih padanya?" Yerim tidak mau berhenti. Ia terus mencecar kekasihnya ini. Melihat wajah kelabakan Hanbin yang sangat lucu merupakan salah satu kesenangannya. Ia tidak ragu dengan perasaan pria itu padanya. Ia hanya ingin menggoda Hanbin. Ia sudah sering melakukan hal yang seperti ini.

"Ya Tuhan. Aku hanya mencintaimu. Hanya kau. Kau yang sepenuhnya memenangkan hati ini, Sayang"

Yerim kembali menggelamkan wajahnya di dada Hanbin. Mencari kehangatan dalam dekapan prianya.

"Aku tahu itu. kau sangat mencintaiku"

Hanbin kembali mengeratkan pelukannya. Menempelkan pipinya di puncak kepala gadisnya. Menikmati setiap detik bersama Yerim yang terasa sangat membahagiakan.

"Oppa, ayo pergi berkencan"

Hanbin mendelik mendengar ajakan kekasihnya. Bukan apa-apa. Tapi situasinya tidak memungkinkan saat ini.

"Tidak bukankah kau seharusnya kembali ke dormmu? Showcase comebackmu akan dimulai beberapa jam lagi"

Yerim mempoutkan bibirnya. Menyadari bahwa ia tidak akan bisa pergi berkencan dengan kekasihnya selama beberapa waktu ke depan karena ia yang akan sibuk dengan jadwal comebacknya.

"Lain kali kita pasti bisa pergi berkencan. Jaga kesehatanmu. Aku tidak mau mendengar kabar bahwa kau jatuh sakit selama masa promosi"

"Hmm"

Hanbin tersenyum melihat Yerim yang mengangguk patuh. Ia nanti akan sering-sering menelpon Joohyun untuk memastikan Yerim akan makan dan beristirahat teratur.

"Aku mencintaimu. Selalu."

-fin

-aku yang tidak bisa melihat moment Yeri – Hanbin di lotj-

Bisa dibilang ini lanjutan fanfic sebelumnya. aku masih belum bisa move on dari mereka. walaupun bagian Hanbin dicut. Kita masih bisa melihat kalau sebenarnya mereka selalu bersama. Dimana ada Yerim di situ pasti ada Hanbin..

Jangan lupa Vote dan Komen

Maaf untuk typo

Terima kasih.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang