PROMISE
Yeri X Jungkook
Gelap. Tidak ada yang bisa kulihat. Setiap aku membuka kelopak mataku hanya kegelapan yang bisa kulihat. Gelap sudah menjadi teman bagiku. Cahaya hanyalah angan dalam mimpiku.
Apa aku menyedikan? Aku rasa tidak, masih banyak diluar sana gadis buta yang mungkin lebih buruk dariku. Aku masih harus bersyukur karena memiliki orang-orang yang begitu menyayangiku. Aku meraih tongkatku, berusaha berjalan untuk keluar dari ruangan dimana aku berada. Niatnya aku hanya ingin menghirup napas sejuk di luar sana, menikmati panas matahari yang akan menyentuh kulitku, meskipun aku tidak bisa melihat seberapa terang matahari bersinar hari ini.
Tongkatku sepertinya menabrak sesuatu, hal itu membuat tanganku meraba-raba, mencoba mengetahui apa gerangan yang ada di depanku. Aku tersentak begitu kulit tanganku bersentuhan dengan kulit orang lain. Orang lain itu mengenggam tanganku. Menarikku berjalan. Aku bisa merasakan siapa ini. aroma tubuhnya yang maskulin tidak sulit untuk kukenali.
Kami berhenti, dan dia mendudukkanku di sebuah bangku. Bangku halaman depan rumahku kurasa.
"Seharusnya kau memanggilku, Yerim."
Suara beratnya itu terdengar masuk ke dalam runguku. Selain aroma tubuhnya, suaranya adalah hal yang selalu mudah kukenali. Tentu saja, aku sudah terbiasa mengenali seseorang hanya dari suara.
"Dan terus mereptkanmu, begitu? Bukannya hari ini seharusnya kau ada di kantor, kenapa kemari?"
Aku sangat tahu jadwal lelaki ini, meskipun aku tidak bisa melihat sekalipun. Telingaku masih berfungsi ketika lelaki itu menceritakan apa saja jadwalnya.
"Kau tidak pernah merepotkanku"
Aku menghela napas kasar. Aku hanya merasa menjadi hambatan bagi lelaki itu. Mungkin lelaki itu tidak harus terikat dengannya seperti ini. mungkin lelaki itu bisa menemukan gadis diluar sana yang sepadan dengannya. Bukannya malah di sini bersama gadis buta sepertiku yang bahkan untuk jalanpun susah.
"Jungkook, kau tidak harus terikat denganku seperti ini. kau bisa mencari gadis di luar sana yang sesuai denganmu. Kau tak perlu mengorbankan dirimu lagi. Lupakan janjimu kepada kakakku. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
Iya janji. Jungkook di sini hanya belandaskan janjinya kepada kakakku, tepatnya sebelum kakakku meninggal karena kecelakaan. Kecelakaan yang sama yang telah merenggut penglihatanku. Kakakku yang bodoh itu seperti mendapat firasat jika dirinya akan pergi. Ia membuat Jungkook berjanji, bahwa pria itu harus menjagaku apapun yang terjadi jika Taehyung Oppa –kakakku– itu sudah tidak ada bersamaku.
Hal itu yang membuat Jungkook ada di sini. Berusaha memenuhi janjinya kepada kakakku yang mungkin itu telah memberatkan dirinya.
"Yerim, dengar. Aku di sini bukan hanya karena janjiku kepada kakakmu tapi juga karena kemauanku sendiri. aku ingin berada di sampingmu, aku ingin bersamamu, aku ingin menjagamu dari apapun yang membahayakanmu. Tolong jangan minta aku menjauh lagi, karena aku tidak bisa. Tanpa aku sadari janji itu telah membuatku takut kehilanganmu dan membuat perasaanku padamu berubah."
Aku bisa mendengar suaranya yang sarat akan permohonan. Tanganya menggenggam jemariku erat, seakan takut jika aku melepasnya begitu saja. Ucapannya sungguh membuat hatiku berdersir. Debaran jantungku menggelora di dalam sana. Aku tidak tahu pasti apa yang kurasakan. Mungkin aku menyuruh Jungkook untuk pergi, tapi kenyataannya hatiku selalu berseberangan dengan pemikiranku. Jeon Jungkook lah yang sudah membuatku seperti itu. Seperti mengikatku pada suatu hal tak kasat mata yang membuatku tak bisa lepas darinya. Aku hanya takut, takut jika apa yang dikatakan Jungkook saat ini hanya bertahan selama beberapa saat. Aku takut jika aku sudah semakin tergantung padanya, dia akan meninggalkanku. Aku hanya takut.
"Jangan takutkan apapun, Yerim. dan jangan menyuruhku pergi, karena janji itu telah membuatku jatuh cinta padamu."
Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak bergetar ketika ia merengkuh tubuhku dalam dekapannya. Memberikanku kehangatan melalui lengannya yang memeluk pinggangku erat. Darahku kembali berdesir ketika tangannya membelai punggungku halus. Aku semakin tak sanggup menahan jantungku di dalam sana ketika ia mengecupi puncak kepalaku sambil mengucap kata sayang.
Jungkook, kuharap apapun yang kau katakan tadi bukan kebohongan dan benar-benar ungkapan dari hatimu. Dan kau akan selalu berada disisiku, apapun yang terjadi seperti apa yang kau katakan.
Asal kau tahu, aku sudah jatuh hati padamu sejak lama.
-fin
ini aneh. Iya aku tahu. Tapi semoga kalian suka, hehe. Maaf jika mengecewakan
Karena aku punya banyak draf untuk Jungri. jadi untuk part ini Jungkook lagi ya.. Aku masih belum ada ide untuk Yeri dengan cast pria lain.
Jangan lupa vote dan komen ya
Maaf untuk typo
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories
FanfictionA collection of one-shot stories with Kim Yeri as the female lead. Hope you like it (≧▽≦)