COLD
Yeri X XiaojunYerim tidak ingin menganggap itu hari tersialnya. Ia berusaha menghubungi sang kekasih untuk menjemputnya tapi naasnya panggilannya tidak ada satupun yang diangkat. Yerim tidak akan menyalahkan kekasihnya karena ia sendiri yang lupa bahwa kekasihnya itu tidak bisa menjmputnya sekarang.
Awan mendung menyelimuti langit dan tak lama kemudia bulir-bulir air hujan berlomba-lomba untuk jatuh membasahi bumi. Hujannya begitu deras dan seakan tak menampakkan sedikitpun tanda-tanda untuk mereda. Yerim tidak punya pilihan lain selain berlari menuju halte bus terdekat hanya dengan jaketnya sebagai pelindung kepalanya.
Yerim menggigil di balik selimutnya, meremas erat selimutnya guna mengurangi rasa dingin yang mendera tubuhnya. Sudah dua lapis selimut ia gunakan tapi sama sekali tidak membantu untuk mengurangi rasa dingin di tubuhnya. Rasa dingin ini ia dapat karena Yerim yang membiarkan tubuhnya kehujanan tadi, padahal gadis itu sudah mandi dengan air hangat tapi tetap saja rasa dingin itu tidak mau hilang dari tubuh Yerim.
Di luar juga masih hujan deras. Hal itu semakin menanbah hawa dingin padahal Yerim sudah menaikkan angka pengatur suhu ruangannya.
Xiaojun yang merasa aneh dengan gadisnya yang pulang dan langsung masuk ke kamar. Biasanya gadis itu pasti akan menyapanya terlebih dahulu atau memasak makan malam untuk mereka. Tapi hari ini tidak. Gadis itu langsung pergi ke kamarnya sesampinya ia di apartement mereka. Xiaojun sebenarnya ingin mengecek keadaan gadis itu, tapi tugasnya meminta untuk segera di selesaikan karena dosennya itu memintanya untuk mengirimkan tugasnya pada pukul duabelas dan sialnya sekarang sudah pukul sebelam malam. Xiaojun segera menyelesaikan tugasnya.
Sudah pukul setengah satu. Yerim masih meringkuk kedinginan di atas ranjangnya ketika Xiaojun masuk ke dalam kamar benuansa pink milik Yerim. mendapati Yerim yang terus merintih kedinginan di balik selimut tebalnya. Xiaojun mendekat dan melihat tubuh Yerim yang meringkuk kedinginan di balik selimut. Xiaojun meyentuh kening gadis itu dan berjengit ketika merasakan suhu tubuh Yerim yang sangat dingin.
Bagaimana bisa tubuh gadis ini sedingin ini?
Tanpa bertanya pun Xiaojun tahu jika Yerim pasti habis kehujanan. Gadis itu akan selalu berakhir kedinginan seperti ini. meskipun suhu tubuhnya tidak sampai turun menyentuh 35 derajat tapi tetap saja.
Xiaojun akan beranjak untuk mengambilkan kompres air hangat sebelum tangan dingin gadis itu menahannya. Mengguman meminta Xiaojun untuk tetap berada di sampingnya.
"Dingin sekali."
Xiaojun tidak tega melihat Yerim yang terus mengeluh kedinginan. Tangan gadis itu memeluk erat lengannya. Memintanya untuk tetap tinggal menemani gadis itu. Xiaojun mengusap pelan puncak kepala Yerim. berusaha membuat gadisnya itu sedikit lebih tenang dan bisa kembali tidur dengan nyenyak. Sayangnya Yerim masih tidak bisa tenang dan terus saja mengguman kata dingin.
Xiaojun ikut masuk ke dalam selimut Yerim. memeluk erat tubuh gadis Kim itu berharap dengan begitu bisa menyalurkan kehangatan pada tubuh Yerim. Xiaojun juga menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya hingga menutupi seluruh tubuh mereka kecuali wajah mereka. Yerim sudah tenggelam dalam pelukan Xiaojun. Meringkuk dalam dekapan Xiaojun yang seharusnya hangat.
"Dingin, Jun."
Sayangnya Yerim masih mengeluh dingin –membuat Xiaojun mendesah frustasi. Seharusnya pelukan dan selimut tebal sudah membuat tubuh Yerim menghangat. Tapi nyatanya suhu tubuh Yerim masih rendah. Xiaojun memikirkan cara yang ampuh untuk membuat Yerim merasa hangat lagi. Mengingat-ingat apa yang dulu dilakukan ibunya ketika dirinya sedang deman seperti Yerim sekarang.
Xiaojun mengingat sesuatu, tapi ia tidak yakin cara itu bisa ia terapkan kepada Yerim. takut jika nanti ketika Yerim sudah sehat, gadis itu malah menimpuknya.
"Tapi tidak ada cara lain."
Xiaojun memutuskan bahwa ia harus melakukannya. Lelaki itu bangun dari baringannya. Melepas kaos creamnya, membuangnya ke segala arah. Dengan sedikit ragu, lelaki itu juga melepaskan baju tidur Yerim, hingga menyisahkan gadis itu dengan tanktop hitamnya. Xiaojun menghelas napas lega karena ternyata Yerim masih memakai tanktop, Xiaojun tidak yakin bagaimana jika Yerim hanya menggunakan bra.
Lelaki itu kemudian menarik Yerim kembali ke dalam pelukannya. Membenamkan tubuh Yerim ke dalam dekapannya. Kulit mereka saling bersentuhan dan itu sukses membuat Xiaojun menggeram rendah. Lelaki itu berusaha keras melawan gejolak yang menggelora di dalam tubuhnya.
Suhu tubuh manusia adalah penghantar paling baik. Semoga setelah ini suhu tubuh Yerim kembali normal. Jika terus seperti ini bisa-bisa Yerim mati karena hipotermia.
Xiaojun masih memeluk erat tubuh kekasihnya. Menarik pinggang gadis itu untuk merapat pada tubuhnya agar suhu tubuh Yerim segera kembali normal. Gadis itu melesakkan kepalanya ke dada Xiaojun. Mencari kenyaman di dalam dekapan hangat sang kekasih.
Yerim sudah mulai tenang. Tidak mengeluh kedinginan lagi. Gadis itu juga sudah bisa tidur nyenyak sekarang. Xiaojun bernapas lega ketika merasakan napas teratur Yerim di lehernya. Suhu tubuh Yerim juga berangsur-angsur kembali.
***
Yerim menggeliat pelan. Gadis itu membuka matanya dan berusaha menyesuaikan penglihatannya dengan sinar matahari yang berhasil masuk melalui celah candela kamarnya. Yerim merasa sangat hangat sekarang. Padahal ia yakin kemarin ia menggigil kedinginan.
Yerim merasakan pingangganya berat. Gadis itu melihat ke bawah dan melihat sepasang lengan melingkar di tubuhnya. Mendekapnya erat. Yerim sudah akan berteriak ketika ia tahu sekarang Xiaojun tengah memeluknya dengan bertelanjang dada. Yerim sudah tidak bisa meredam teriakannya ketika menyadari jika tubuhnya dalam kondisi yang tidak jauh berbeda. Kemeja tidurnya sudah terlepas dari tubuhnya meyisahkan tanktop hitamnya.
"YA!"
Xiaojun langsung terbangun dan melihat Yerim yang sudah tidak berada dalam pelukannya. Gadis itu sudah duduk di atas ranjang dengan memeluk selimutnya erat berusaha menutupi tubuhnya yang terekspos. Meskipun mereka sepasang kekasih dan tinggal bersama, mereka tidak pernah melakukan apapun selain berciuman. Ya meskipun ciumannya tergolong panas.
Xiaojun yang mengetahui suasana langsung bangun dan memungut kausnya dan memakainya kembali. Lelaki itu menjulurkan tangannya ke dahi Yerim –mengecek suhu tubuh gadis itu.
"Syukurlah kau sudah tidak kedinginan lagi. Maaf aku memelukmu dalam kondisi seperti tadi karena menuruku itu cara ampuh untuk mengembalikan suhu tubuhmu. Aku bersumpah aku tidak melakukan apapun semalam."
Yerim menghembuskan napas lega. Sudut bibir Yerim tertarik ke atas. Memandang Xiaojun yang saat ini menatapnya bersalah. Yerim harusnya tahu ketika tadi ia bangun dipelukan Xiaojun dengan kondisi yang err- hampir telanjang? Kekasihnya itu tengah berusaha membuatnya terlepas dari kedinginanya. Yerim juga harusnya tahu bahwa Xiaojun tidak akan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Ia jadi merasa bersalah sudah berpikiran buruk pada kekasihnya itu.
Yerim menerjang tubuh Xiaojun. Mengalungkan tangannya di leher lelaki itu. Sukses membuat Xiaojun terekjut dengan aksi gadisnya ini. tubuh mereka juga limbung. Membuat tubuh mereka terbaring lagi di atas ranjang dengan posisi Xiaojun tertindih oleh tubuh Yerim
"Terima kasih sudah menghangatkanku."
Dan setelah itu kecupan ringan mendarat di atas permukaan bibir Xiaojun. Hanya kecupan sekilas karena Yerim langsung bangun dari ranjangnya. Menyambar kemeja tidurnya lalu berlari masuk ke dalam kamar mandi meninggalkan Xiaojun yang hanya tersenyum melihat kelakuan gadisnya itu.
-fin
Aku nulis apasih???
Oh ya, maaf ngga bisa menuhin request kalian yang pair Yeri sama idol cowo gen 4. Aku ngga ngikutin mereka, huhu. Aku ngga kenal banyak sama idol generasi 4. Paling kenal ya cuma NCT.
Jangan lupa vote dan komen
Maaf untuk typo
Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories
FanficA collection of one-shot stories with Kim Yeri as the female lead. Hope you like it (≧▽≦)