COMMENT
Yeri X Jaehyun
Jaehyun berjalan di sepanjang lorong gedung SM. Sesekali menyapa para staff dan juga para senior yang berpapasan dengannya. Langkahnya semakin cepat ketika tempat yang akan ia tuju semakin dekat.
Derap langkahnya berhenti di depan pintu berbahan kayu itu. Ada kaca kecil di pintu itu sehingga Jaehyun bisa mengintip ke dalam ruangan. Ruangan itu sepi. Hanya ada satu orang yang masih betah di dalam ruangan itu dengan alunan musik yang tak begitu keras. Jaehyun mengecek jam yang melingkar pergelangan tangannya. Harusnya gadis itu sudah pergi sejak dua jam yang lalu.
Yerim meringkuk di atas lantai ruang latihan. Menggenggam ponsel pintarnya dan membaca sesuatu dari sana. Latihannya sudah selesai sejak tadi, Unnie-unnienya pun sudah pergi semua. Tetapi ketika Joohyun mengajaknya untuk kembali ke dorm, ia memilih untuk tetap tinggal di sini. Untuk menenangkan diri mungkin, Yerim sedang butuh waktu sendiri.
Wajahnya murung. Sorot matanya sayu. Selalu seperti ini.
Jaehyun segera masuk ke sana. Dan melihat gadis itu meringkuk memeluk lututnya. Pria itu segera menghampiri Yerim dan menarik gadis itu bangun. Membuat Yerim tersentak kaget dan ponselnya terlepas begitu saja dari genggamannya.
Jaehyun dengan cepat mengambil benda itu. Melihat apa yang gadis itu lakukan dengan smartphonenya. Dan benar.
"Kau membaca komentar burukmu lagi? Sudah aku bilang bukan, tidak usah membacanya itu hanya akan meyakiti dirimu sendiri"
Suara Jaehyun sedikit meninggi. Yerim hanya bisa menunduk seakan mengakui kesalahannya. Jaehyun mendesah kasar melihat Yerim yang hanya diam saja. Pria itu segera menutup semua laman yang gadis itu lihat. Lelaki itu hanya tidak mau Yerim terluka hanya karena omongan tak berdasar orang diluar sana. Jaehyun sangat benci ketika gadis itu membuka akun media sosialnya dan membca kometar-komentar yang tak seharusnya ia baca.
Yerim selalu melakukan hal itu. Sudah seperti rutinitas bagi gadis itu. Ia hanya ingin tahu apa yang dikatakan dunia mengenai dirinya. Sudah tiga tahun dia debut, komentar-komentar buruk itu tak kunjung menyurut. Hal itu membuat Yerim frustasi dan menangis setiap hari. Hal itu juga yang membuatnya terkadang takut ketika kamera sedang menyorotnya. Yerim akan meringkuk dan menangis ketika selesai membaca. Berusaha meyakinkan diri bahwa mungkin hari esok akan lebih baik dan akan banyak cinta yang datang kepadanya. Tapi Yerim tidak bisa untuk mengabaikannya begitu saja.
"Aku tidak bisa.."
"Aku tidak bisa untuk tidak membacanya. Ada sebagian kecil hatiku yang selalu menginginkan membacanya. Kenapa ini semua tidak berakhir-akhir juga? Memangnya apa yang sudah kulakukan. Apa aku sudah menyakiti mereka. Ak-aku hiks hiks"
Suara Yerim sangat pelan sarat akan kesakitan. Jaehyun tidak bisa melihat gadisnya seperti ini. Yerim mungkin terlihat kuat di depan sana. Tetapi sebenarnya dia tetaplah gadis kecil yang rapuh.
Jaehyun sadar memang seperti inilah kehidupan seorang idol. kebencian dan rasa suka hanya dibedakan garis tipis. Ketika Jaehyun masuk ke dalam ruang lingkup ini ia sudah memperisapkan semuanya dengan matang, begitupun ketika ia memilih untuk mencintai Yerim. lelaki itu siap dengan segala kemungkinan ketika hubungannya dengan Yerim terkuak oleh media. Yang terpenting baginya adalah Yerim.
"Yerim, dengarkan aku. Kau tak perlu memikirkan apa yang orang katakan tentangmu. Kau tak perlu mengambil hati omongan-omongan tak bedasar orang-orang diluar sana. Kau adalah kau. Lakukan apa yang membuatmu nyaman dan jangan pedulikan mereka. Tak usah memikirkan apa yang mereka ucapkan. Pikirkan dirimu sendiri, keluargamu, member-membermu, fansmu dan juga aku yang selalu mencintaimu"
Jaehyun merengkuh tubuh mungil Yerim. mengusap lembut surai coklat gadis itu. Surai itu sudah terpotong pendek. hanya karena gadis itu yang mulai tak percaya diri dengan penampilannya. Padahal Jaehyun sangat menyukai rambut panjang gadis itu. Tapi tak apa, Yerim selalu terlihat cantik dengan gaya rambut apapun.
Jaehyun juga mengecupi puncak kepala gadis itu dan sukses membuat Yerim tenang dan nyaman. Ketika Jaehyun melakukan hal ini padanya, Yerim merasa jika beban masalahnya berkurang drastis.
"Jangan pernah berpikiran untuk sempurna karena sempurna tidak ada di dunia ini."
Ucapan Jaehyun tepat sasaran. Yerim semakin menenggelamkan wajahnya di dada pria itu. Yerim selalu berusaha untuk menjadi apa yang orang katakan. Yerim ingin orang-orang berhenti berbicara buruk tentangnya. Yerim juga manusia bukan? Wajar jika ia melakukan kesalahan.
"Kau tau? Kau itu sudah cukup sempurnya di mataku. Bahkan banyak sekali yang menginginkanmu."
Yerim tersenyum geli. Gadis itu menarik wajahnya dan menatap wajah tampan Jaehyun di depannya.
"Kau ini bicara apa, Oppa? Memangnya siapa yang menginginkanku?"
Jaehyun menggeleng tidak setuju dengan Yerim. pria itu menarik pelukannya dan memegang kedua bahu Yerim lalu mencuri kecupan dari bibir gadis itu.
"Kau tidak tahu seberapa cemburnya aku ketika kau diinginkan oleh banyak pria."
Yerim terkekeh geli. Berusaha menangapi candaan yang sedang kekasihnya ciptakan untuk menghiburnya.
"Aku tidak Bohong, Yerim."
"Oke-oke aku percaya padamu."
Hening selama beberapa saat. Jaehyun terlihat memikirkan seuatu sedangkan Yerim kembali menggenggam ponselnya. Kali ini untuk menghubungi Unnienya bahwa ia sedang bersama Jaehyun sekarang.
"Hei, mau pergi berkencan?"
Yerim membulatkan matanya. "Apa kau gila? Bagaimana jika ada yang mengenali kita nanti? Itu tidak baik untuk karir kita saat ini."
"Oh ayolah, kita bisa menggunakan pernyamaran. Aku sangat ingin pergi berkencan. Selama kita berpacaran kita jarang sekali pergi kencan."
Yerim tidak punya cukup tenaga untuk memberontak ketika Jaehyun menarik tubuhnya bangkit. Merangkul tubuh gadis itu untuk pergil meninggalkan ruangan tak lupa meraih mantel Yerim yang tergeletak di atas sofa ruangan itu.
Mungkin mereka akan berakhir di taman kota dengan pakaian serba tertutup serta masker menutupi wajah. Atau berakhir di salah satu bioskop dengan penonton paling sedikit agar tak ada satupun yang mengenali mereka.
Yerim sangat bersyukur memiliki Jaehyun. Seseorang yang selalu mengerti keadaanya meskipun ia tidak berkata apapun. Selain unnie-unnienya yang selalu mendukungnya dan membelanya, Jaehyun juga akan ada di garis depan untuk melakukan hal yang sama. Ingin sekali mengatakan pada semua orang jika Jaehyun ini adalah kekasihnya, tapi tindakan itu nantinya hanya akan membawa resiko. Tapi tak apa, yang penting Jaehyun selalu ada untuknya itu sudah cukup untuk Yerim.
-fin
Untuk pembuka aku bawa Jaeri. Aku emang lagi suka-sukanya sama couple ini. semoga suka ya sama work ku yang satu ini. berikan cinta dan support, oke..
Jangan lupa Vote dan Komen ya..
Maaf untuk Typo.
Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories
أدب الهواةA collection of one-shot stories with Kim Yeri as the female lead. Hope you like it (≧▽≦)