Winter (Yeri - Renjun)

1.6K 228 29
                                    

WINTER

Yeri X Renjun



Renjun melihatnya. Gadis impiannya. Noonanya yang sudah lama menarik atensinya. Yang ia perebutkan bersama dua rekan satu grupnya. Kim Yerim memang tampak bersinar. Tidak luput dari pandangan Huang Renjun.

Renjun sudah kalah start dari kedua temannya. Na Jaemin berhasil makan siang bersama perempuan itu sedangkan Lee Jeno beruntung mendapatkan pelukan hangat dari Yerim.

Kim Yerim berdiri sambil memanyunkan bibirnya di depan café perusahaan. Memakai topi dan masker. Tapi Renjun cukup bisa mengenali wajah gadis itu. masih tampak cantik meskipun tidak terpoles oleh make up.

Renjun memberanikan diri mendekati gadis itu. bukan apa-apa. Renjun sudah mendengar tentang banyak pria yang berusaha mengajak Yerim berkencan tapi selalu penolakan yang dilontarkan oleh gadis itu. Jaemin beruntung bisa makan siang bersama gadis itu. yah walaupun Jisung juga ikut bersama mereka –itu karena Yerim memintanya. Renjun ingin tertawa terbahak-bahak rasanya ketika Jaemin menekuk wajahnya sepanjang mereka makan siang, sedangkan Jisung sangat senang karena bisa makan gratis.

Gadis itu tampak kedinginan di seberang sana, meskipun sudah terbalut jaket tebal. Hanya jaket. Di musim dingin seperti ini tidak cukup jika hanya jaket. Kita membutuhkan mantel untuk benar-benar melindungi tubuh dari terpaan angin musim dingin.

"Noona?"

Yerim menolehkan wajahnya dan Renjun meleleh hanya dengan melihat senyum gadis itu. Ugh, Kim Yerim memang punya sejuta pesona. Tidak salah jika banyak pria yang berusaha mendekatinya. Tidak terkecuali dirinya.

"Oh Renjun-ah"

"Apa kabar, Noona?"

Sudah sekitar dua minggu Renjun tidak bertemu dengan Yerim. biasanya mereka akan bertemu di agensi ketika mereka memiliki jadwal berlatih. Tapi beberapa waktu terakhir ini Yerim mengalami cedera, alhasil gadis itu tidak mengikuti beberapa jadwal latihan untuk memulihkan kondisinya walaupun bukan cedera yang serius.

"Baik"

"Bagaimana dengan lututmu?" tanya Renjun yang membuat Yerim menaikkan alisnya. Ia hanya cedera ringan. Dan Yerim rasa sekarang lututnya sudah sembuh.

"Sudah lebih baik"

Yerim menggigil tiba-tiba. Hari ini angin berhembus dengan kencang. Yerim merutuki managernya yang tidak datang-datang. seharusnya managernya itu sudah sampai di sini sebelum ia keluar dari kelas vocal hari ini. tapi kenapa Yerim menunggu sampai beberapa menit lamanya seperti ini di tengah musim yang sedang tidak bersahabat.

Yerim meringis mengingat dirinya yang selalu menyuruh fansnya untuk selalu mengenakan pakaian hangat mereka, sedangkan ia sekarang malah mengabaikan hal itu.

Mata Yerim membulat ketika merasakan sekitar tubuhnya lebih hangat dari sebelumnya. ia menemukan dirinya sudah terbalut dengan mantel berwarna abu-abu milik Renjun. Yerim menatap Renjun yang saat ini tersenyum manis padanya. Laki-laki itu sekarang hanya terbalut dengan hoodienya yang berwarna hitam.

Yerim akan melepas mantel yang membaluti tubuhnya dan segera menyerahkannya kembali pada Renjun. Tapi laki-laki itu segera mengibaskan tangannya.

"Pakai saja, Noona. Kau tampak lebih membutuhkannya."

Renjun memang benar. Yerim memang sudah sangat menggingil saat ini. hidungnya juga sudah tersumbat sekarang. Ia berdoa semoga saja besok ia tidak terserang flu. Itu akan sangat merepotkan.

Yerim pernah dalam situasi seperti ini. Renjun juga menawakan jaket untuknya. Waktu itu ketika mereka menghadiri suatu acara yang sama. Acara itu terselenggara di luar ruangan. Dan ketika itu memasuki musim gugur. Yerim jelas menolak tawaran jaket dari Renjun karena mereka sedang berada di depan banyak kamera saat itu.

"Apa tidak sebaiknya kita masuk ke dalam. Di sini sangat dingin. Mungkin secangkir coklat panas bisa menghangatkan tubuh"

Yerim berpikir untuk menerima ajakan Renjun. Ia melirik ponselnya guna mengecek jam. Managernya mungkin masih membutuhkan waktu tigapuluh menit untuk sampai di sini. Yerim menganggukkkan kepalanya menerima ajakan Renjun. Tubuhnya juga sudah tidak mampu lagi bertahan di hawa dingin seperti ini.

"Baiklah"

Renjun rasanya ingin melompat dari tempat berpijaknya ketika mendengar jawaban Yerim. ia akan memanfaatkan hal ini sebaik mungkin. Dan ia tidak akan lupa untuk pamer kepada Jaemin dan Jeno –saingannya, bahwa ia berhasil membuat Yerim duduk menikmati coklat panas hanya berdua dengannya.

Renjun tersentak ketika merasakan tangannya di genggam oleh tangan yang sangat dingin seperti es. Ia melirik tangannya yang saat ini sudah bertautan dengan jemari Yerim. Oke, sepertinya saat ini jantungnya sedang mengadakan konser di dalam sana.

"Maaf, boleh aku menggenggam tangamu seperti ini? tidak akan lama, mungkin sampai tanganku terasa lebih hangat." Ucap Yerim. tangannya benar-benar ingin membeku rasanya.

Lama pun juga tidak apa-apa

-fin

aku tahu cerita ini aneh sekali. Maaf jika mengecewakan.

Bisa dibilang cerita ini lanjutan cerita yang sebelumnya, yang Jaemin dan Jeno.

Jangan lupa Vote dan Komen

Maaf untuk typo

Terim kasih.

StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang