TIRED
Kim Yerim – Red Velvet
Sudah sejak satu jam yang lalu Yerim duduk di atas ranjangnya sembari menggenggam ponsel pintarnya. Membaca sesuatu dari sana. sepertinya bukan sesuatu yang menyenangkan dilihat dari mata Yerim yang memerah seperti menahan tangis –atau mungkin sudah menangis. bersyukur ia sudah mengunci pintu kamar, tidak perlu takut jika Unnie-Unnienya masuk dan memergokinya.
Yerim membanting ponselnya. Menarik bantal dan membenamkan wajahnya di sana. menangis sejadi-jadinya, mengeluarkan air matanya sebanyak yang ia bisa. Dadanya terasa sesak. Dan sekujur tubuhnya seolah dihujami oleh ribuan batu.
Seburuk itukah dia?
Yerim tidak tahu harus berbuat apalagi. Apapun yang ia lakukan seolah salah di mata orang banyak. Yerim mulai lelah, tidak sanggup lagi untuk terlihat tampak ceria padahal sebenarnya tidak. Tidak sanggup lagi memasang topengnya lebih lama lagi.
Setengah jam menangis dan ia mulai sesenggukan dan sulit bernapas. Yerim menyudahi tangisnya atau nanti Unnienya akan menginterogasinya. Bahkan Yerim berani bertaruh, sekeluarrnya ia dari kamar, para Unnienya akan memberondongnya dengan segala pertanyaan.
Gadis Kim itu menyambar jaketnya yang berada di lemari, memakainya dan menaikkan tudung jaketnya sampai menutupi hampir separuh wajahnya. Tidak lupa ia mengambil masker.
Yerim keluar dari kamar. Dan benar, sudah ada Seungwan dan Joohyun yang berdiri di hadapannya, siap untuk menginterogasi Yerim. tapi gadis itu tetap menunduk, enggan memperlihatkan wajah sembabnya.
"Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku malam ini"
Hening, Sooyoung mengeryitkan alisnya begitu menyadari suara Yerim yang serak, kentara sekali bahwa gadis itu baru saja menangis.
"Ada apa, Yerim? kau terlihat berbeda dari biasanya?" Seulgi yang baru datang tidak bisa menahan rasa tidak nyamannya karena member termudanya yang tampak telihat aneh akhir-akhir ini. sering mengurung diri di kamar lebih tepatnya.
Yerim mendongakkan wajahnya. Membuat semua orang membulatkan mata begitu melihat keadaan wajah Yerim yang jauh dari kata baik-baik saja. Mata memerah dan wajah yang sembab.
"Aku terlihat berbeda karena aku sudah tidak lagi menganggu kalian? Aku terlihat berbeda karena aku sudah tidak lagi membantah kalian? Aku berbeda karena aku sudah tidak lagi mencari gara-gara dengan kalian? Bukankah ini yang kalian mau? Kim Yerim dengan sikap yang baik, yang tidak arogan dan berperilaku sopan?"
Yerim tidak tahu kenapa ia meneriakkan kalimat-kalimat itu di depan para Unnienya. Yerim tahu apa yang ditulis di forum internet itu bukan salah Unnienya. Dirinya hanya terlalu larut dalam emosi.
Gadis itu mengusap kasar wajahnya, kemudian menghadap Joohyun yang masih menatapnya tidak percaya. Yerim menghembuskan napasnya berat.
"Maaf. Malam ini aku tidak akan pulang, aku akan menginap di rumah orang tuaku"
Yerim melangkahkan kakinya menuju pintu utama dorm. Sooyoung yang awalnya berniat mengejar member termudahnya itu mengurungkan niatnya begitu tangannya di cekal oleh Joohyun.
"Pastikan dirimu datang pagi-pagi, besok ada jadwal"
Yerim membalikkan tubuh dan mendapati senyum cerah Joohyun. Yerim tersenyum tipis, sangat tipis. Bahkan ketika ia sudah berbicara kasar pada mereka, mereka masih mau bersikap lembut pada Yerim. ini semua memang salahnya, bukan.
Dirinya memang hanya beban
"Apa ini masih menyangkut masalah itu? ini salah kita yang sudah menuliskan hal-hal itu." . Seulgi menunduk dengan rasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stories
FanfictionA collection of one-shot stories with Kim Yeri as the female lead. Hope you like it (≧▽≦)