Part 41

7 1 0
                                        

Setelah mendapatkan telpon dari seseorang, Seunghwan, Hoshi, Mingsun, dan Shinwa segera pergi meninggalkan rumah seunghwan dan menuju suatu tempat.

Mereka langsung masuk ke dalam taksi setelah Hoshi memesan taksi online. Sementara itu, Minhyun, Jinwo, dan Minjae terus mengikuti mereka. Setelah menunggu, taksi online yang dipesan Minhyun pun datang.

"Ikuti taksi yang ada di depan itu pak," pinta Minhyun pada sang supir taksi sembari masuk ke dalam mobil. Pak supir taksi pun hanya mengangguk menyetujui permintaan dari Minhyun.

"Kapan dia memesannya? Perasaan aku tidak lihat dia main handphone tadi," ucap Jinwo pada Minjae. "Kau kira aku tahu? Sudahlah ayok, masuk!" Jinwo dan Minjae pun masuk ke dalam mobil setelah Minhyun.

Selama diperjalanan mereka tidak banyak bicara karena sibuk mengikuti mobil yang ditumpangi seunghwan. "Percayalah kita sudah tamat kalau ketahuan Son Seunghwan!" Kata Minjae.

"Kau tak perlu takut Minjae, aku yang akan menghadapi dia," timpal Minhyun dengan nada yang dingin.

Jinwo hanya melirik ke arah jendela tanpa mengatakan apapun sampai dia merasa kalau jalan ini menuju sebuah tempat di mana Minhyun menjadi seorang tersangka. "Jalan ini kan menuju kantor polisi," celetuk Jinwo.

Minhyun pun menatap tajam ke arah depan, "firasat ku atau memang ini ada hubungannya dengan perempuan itu?," kata Minhyun dalam hati.

Terlihat Seunghwan, Hoshi, Mingsun, dan Shinwha turun dari mobil taksi online dan masuk ke dalam kantor polisi dengan berlari.

Minhyun, Jinwo, dan Minjae pun turun dari mobil agak lebih jauh dari tempat seunghwan turun. Tidak seperti Seunghwan dan Hoshi yang langsung berlari masuk.

Minhyun tiba-tiba bergetar sesaat ia ingat bagaimana rasanya masuk ke dalam sana diintrogasi dan diminta menjawab berbagai pertanyaan yang tak masuk akal.

Minjae menyadari diam nya Minhyun, ia mendekati sepupunya itu dan berkata, "kalau kau memang tak bersalah, kita harusnya bisa mengikuti insting gila mu itu, jangan membuat rencana ini sia sia,"
kata-kata Minjae membuat Minhyun seketika tersadar kembali, "ayok, kita masuk," kata Minhyun pada Jinwo dan Minjae.

Seunghwan, dan kawan-kawan pun langsung masuk ke dalam dan tak disangka seunghwan bahkan disambut langsung oleh kepala detektif Park.

"Jadi, bagaimana bapak detektif sekalian bisa memasuki rumah?" Tanya Seunghwan tanpa basa-basi.

"Kami meminta maaf karena kami memasuki rumahmu, tetapi sebelumnya aku sudah memintan izin pada ibumu untuk mencari sisa-sisa apakah ada barang bukti yang bisa kami dapatkan kembali,"

"Baiklah, jadi apa yang kalian dapatkan?"  tanya Hoshi

"Wah, sudah lama sekali ya kita tidak bertemu Hoshi?" Tanya Detektif Park pada Hoshi.

Seunghwan seketika melirik Hoshi dan kembali menatap detektif park, "baiklah pak detektif reuniannya nanti saja, tolong jelaskan apa yang kalian temukan setelah menggeledah rumahku,"

"Baik, setelah kejadian di rumahmu itu, kami memasang peralatan untuk mendeteksi orang yang tak dikenal masuk ke dalam sebuah ruangan," Detektif Park menunjukkan barang tersebut. Sebuah chip kecil yang bila diinjak akan mengeluarkan inframerah.

"Sepertinya seseorang itu datang kembali dan menginjak chip ini, setelah itu aku mengirimkan detektif Cha dan Detektif Kim untuk menyelidikinya apakah ada seseorang di dalam rumah mu, karena bisa saja itu hanya kucing hahaaha," jelas detektif Park sembari tertawa sendiri.

Setelah menyadari leluconnya itu tidak lucu, detektif Park berdehem dan berkata,"selanjutnya tolong jelaskan, detektif Kim,"

"Baiklah, saat kami tiba di tempat, tidak ada yang mencurigakan, hanya suasana yang semakin sepi, namun tetiba ada sebuah suara yang membuat kami terkejut dan benar saja mungkin itu salah satu tersangka, entah si tukang paket atau seseorang yang menerobos kamar tidur," terang detektif Kim

"Lalu, setelah kami melihatnya, dia pun segera kabur dan kami tak sempat untuk menarik bajunya karena ia berlari sangat cepat,"

"Kami kehilangan satu tersangka, tapi kami menemukan ini di kamar tidurmu tepatnya di belakang pintu," Seunghwan, Hoshi, Mingsun dan Shinwha seketika terbelalak melihat kertas berwarna merah yang diperlihatkan oleh detektif Cha.

"I..i..ni kan?" Suara seunghwan tiba-tiba terbata-bata

"Ini kertas yang sama dengan kertas yang berada di dalam kotak perhiasan itu, apa sebelumnya kau tidak menyadari kalau ini menempel?" Lanjut detektif Cha bertanya pada Seunghwan.

"Aku tidak pernah memiliki kertas merah seperti itu,"
Hoshi, Shinwa, dan mingsun seketika bertatapan karena ini merupakan pertanda buruk bagi Seunghwan.

"Lalu bagaimana dengan kotak perhiasan itu?," tanya Hoshi

"Kami tidak menemukan toko manapun yang menjual kotak perhiasan seperti ini, beberapa toko mengatakan kalau kotak ini dibuat pada tahun 90an dan kemungkinan besarnya tidak ada yang menjual kembali," Jawab Detektif Kim pada Hoshi

"Jadi, orang itu menempelkan kertas ini di kamarku?"
Detektif Cha hanya mengangguk.

Seunghwan merogoh tasnya dan memberikan sebuah kotak kecil hitam pada detektif Cha,"Hoshi menemukan ini saya menggeledah rumah saat pertama kali, namun aku dan ibuku tak pernah memasang CCTV sekecil ini, kami hanya memasang di halam depan rumah saja,"

"Kami akan menyelidikinya,"

"Seunghwan hanya mengangguk, dan berkata kembali pada detektif Park," lalu sekarang apa yang harus kami lakukan? Jika, melihat ekspresimu ini bukan kasus yang udah untuk dipecahkan," kata Seunghwan pada detektif cha.

"Kalian bisa mencari bukti apapun di sekolah atau disekitar rumahmu, sisanya serahkan kepada kami,"  kata detektif Kim pada Seunghwan

Seunghwan, Hoshi, Mingsun, dan Shinwha pun keluar dari dalam kantor polisi dengan ekspresi muram.

"Baiklah, kalau begitu mari kita usut kasus ini sampai tuntas," kata Shinwa dengan nada semangat.

Seunghwan hanya mengangguk dengan menatap kertas yang ada di digenggamnya. "Besok saja kita lanjutkan, hari ini ayok kita pulang," kata Seunghwan sembari tersenyum.

Hoshi tahu seunghwan pasti sangat khawatir, namun ia juga tidak bisa membiarkan seunghwan seperti seseorang yang pernah menerima kertas merah ini juga

.....

Sementara itu, dibalik semak-semak "Kenapa kita tidak masuk aja sih ke dalam, disini banyak banget semut," protes Jinwo karena mereka bersembunyi dibalik semak-semak.

"Saat ini bukan waktu yang pas untuk menyusup ke sana, kita harus tahu dulu keadaan sekitar," tukas Minhyun membungkam mulut Jinwo.

"Lagi pula, kita bisa melihat mereka keluar dari sini dan melihat ekspresi mereka," bisik Minjae.

Jinwo yang dibungkam mulutnya oleh Minhyun hanya bisa menganggukkan kepalanya. "Oh, itu mereka," ucap Minjae.

Minhyun, Minjae, dan Jinwo menguping percakapan mereka yang terdengar seperti mengucapkan kata kasus dan melihat ekspresi sedih dari wajah Seunghwan.

Setelah Seunghwan dan ketiga temennya itu pergi. Minhyun yang sudah melepaskan tangannya dari mulut Jinwo dan hendak keluar dari semak-semak terkejut dengan suara berat yang tidak asing di telinga nya berada di belakang punggungnya. "Sampai kapan kalian akan bersembunyi di sana?"

Minhyun, Minjae, dan Jinwo seketika terkejut hampir terjatuh. "Kenapa bapak tahu kami ada disini?," tanya Minjae

"Hanya anak kecil yang tidak mengetahui seseorang bersembunyi dibalik semak-semak, sudah lama ya kita tidak bertemu Hwang Minhyun," katanya dengan tersenyum pada Minhyun

Minhyun sangat terlihat tidak nyaman dengan tatapan matanya, itu seperti mengingatkan pada kejadian tahun lalu, "iya sudah lama tak bertemu, Pak Detektif Park,"

~Bersambung~

SEUNGWAN is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang