Hari ini langit sangat mendung ditambah turunnya air dari langit yang semakin deras turun ke bumi. "Wah, hari ini turun hujan," ucap Hoshi yang melihat ke arah jendela apartemennya.
"Sepertinya hujan masih akan turun sampai siang nanti," Seunghwan menimpali sembari melihat ramalan cuaca di ponselnya.
"Sebaiknya kalian bersiap karena ketika hujan bus berangkat lebih awal," ucap Jonghwa pada Seunghwan dan Hoshi.
Seunghwan yang tidak mau berlari dia buru-buru menyelesaikan sarapan paginya, begitu juga dengan Hoshi. "Baiklah kalau begitu aku berangkat dulu," kata Seunghwan berpamitan disusul dengan Hoshi yang berada di belangkangnya .
Saat mereka sudah sampai di lantai satu apartemen, Seunghwan membuka payung lalu berjalan, sementara Hoshi terdiam sejenak.
Seunghwan menyadari Hoshi tak mengikutinya dan malah terdiam, "Hoshiya! Ayok kenapa malah diam nanti kita terlambat, mana payungmu?" tanyanya pada Hoshi.
"Payungku tertinggal di rumah Mingsun, kau pergi saja duluan aku akan menunggu hingga sedikit reda," jawab Hoshi.
Seunghwan berjalan ke arah Hoshi, "kalau begitu, kita pakai saja payung ini bersama," kata Seunghwan sembari menarik lengan Hoshi.
Seketika jantung Hoshi berdegup sangat kencang saat tangannya digenggam Seunghwan. "Kau bisa kehujanan nanti," tolak Hoshi yang sangat gugup.Seunghwan yang tahu sabahatnya ini tak enakan dia pun memaksa Hoshi, saat Hoshi ingin melepaskan gengaman Seunghwan. "Tak apa hujan kan hanya air, ayok jalan!"
Seketika Hoshi tersenyum dan telinganya tiba-tiba menjadi merah. "Jangan sampai seunghwan tahu jantungku berdegup seperti ini," gumam Hoshi dalam hati.
Mereka berdua berjalan ke arah halte bus. Benar saja saat mereka sampai di sana bertepatan dengan bus yang baru datang. "Kita tidak terlambat! Hoshi ya kajja!" Seunghwan menutup payungnya dan masuk ke dalam bus.
...
Wuibong memegang kertas merah yang berada di tangannya. Ia berdiri di depan pintu masuk sekolah hanya untuk bertemu dengan anak yang kelas A-B itu. "Cih aku rela bangun pagi ditengah hujan seperti ini hanya untuk membersihkan namaku!" Gumamnya.
Saat seorang siswi yang jelas sekali anak A-B yang ia lihat kemarin di gudang. Wui bong segera berjalan menghampirinya tetapi ia malah ditarik seseorang e dalam kelas B-C di mana disana belum ada satu murid pun yang datang.
Wui bong yang saat itu ditarik memberontak dan akan menepis lengannya. "Kau!"
"Diam kalau kau ingin tahu apa yang terjadi sebaiknya jangan lakukan sekarang!"
Mereka berdua mengintip disela jendela kelas B-C kelas yang berseberangan dengan A-B dimana anak itu sudah masuk ke dalam kelas.Wui bong yang sangat emosi memaki orang yang ia sangat benci di muk bumi ini,"apa yang kau lakukan! Ini bukan urusanmu!"
"Aku tahu ini bukan urusanku, tapi aku juga ingin membersihkan namaku! Aku tahu apa yang akan kau lakukan," Minhyun tetapi menarik kertas merah dari tangan Wui bong. "Kau ingin menanyakan kertas merah ini padanya bukan? Kau pikir dia akan mengakuinya?"
Wui bong ke gerutkan keningnya menatap Minhyun dengan tatapan tajam ia mulai merendahkan suaranya,"jadi selama ini kau tahu sesuatu?"
Minhyun berbalik menatap wajah wuibong, "aku hanya mencurigai sama seperti apa yang kau lakukan," jawab MinhyunSaat yang bersamaan Hoshi masuk ke dalam kelasnya mendapati Minhyun yang sedang memegang tangan Wui bong yang sedang memegang kertas merah.
Shinwa dan Mingsun sampai tak percaya, "apa ini yang namanya benci jadi cinta?" Kata Mingsun bertanya pada Hoshi. "Yang jelas apa yang kalian lakukan disini!" Sentak Hoshi melihat ke dua manusia yang dia benci.
Minhyun yang menyadarinya segera melepaskan genggaman tangannya dan merapikan bajunya seraya berkata, "apa yang kau lihat bukan seperti apa yang kalian pikirkan!" Minhyun pun melengos dan pergi ke luar kelas, sementara Wui bong memelototi Hoshi dan pergi menyusul Minhyun tanpa berkata sepatah kata pun.
"Aku pikir mereka berdua memiliki hubungan yang lebih dari teman," bisik Shinwa pada Hoshi yang disusul dengan jitakan di kepalanya.
"Haduh otakmu itu sebaiknya gunakan pada hal berguna, jangan memikirkan aneh-aneh, sepertinya ada sesuatu yang mereka berdua sembunyikan," kata Hohsi pada Shinwa.
Mingsun mengangguk lalu menyimpan tasnya di atas mejanya."Aku belum sarapan nih, kita pikirkan itu nanti sekarang ke kantin dulu..." Kata Mingsun menarik Hohsi dan Shinwa ikut dengannya.
Meski memiliki teman yang sangat menyebalkan, tapi bagi Hoshi mereka salah satu alasan kenapa ia enggan untuk kembali ke bersama ayahnya.
Hoshi juga tetap memikirkan teror yang selama ini menghampiri Seungwhan semenjak ia pindah. "Apa yang harus aku lakukan untuk membantu seunghwan mengakhiri teror ini," gumam Hoshi sembari menyeruput yoghurt susu rasa pisangnya itu.
~Bersambung~
![](https://img.wattpad.com/cover/166369781-288-k215032.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SEUNGWAN is MINE
Fanfiction"Semangat, memiliki ambisi kuat tidak mudah menyerah untuk bertemu dengan cinta pertama" itu lah motto Seungwan seorang siswi yang tidak menjabat apa - apa, sekolah yang berpindah - pindah membuat ia menjadi pribadi yang kuat, meski ia tidak pandai...