Part 42

9 0 0
                                    

Wui Bong asik duduk di ayunan sembari memakan ice cream seketika terkejut dengan ponselnya yang berbunyi. Sanju nama si penelpon.

Ia pun mengangkat telpon dari teman dekatnya itu mendengarkan apa yang dikatakan sanju hingga keningnya tiba-tiba berkerut,"Apa!" Kata Wui bong dengan suara yang keras.

Wui bong pun memakan seluruh ice creamnya dan berkata "Cih, aku rasa kita harus memaksa mereka untuk bicara besok," sembari menutup telpon dari sanju.

....

Minjae dan Jinwo saling bertatapan saat ketua detektif bertanya pada Minhyun. "Mereka sudah pergi, jadi kalian bisa keluar dari semak-semak itu, kalian tak akan tahu kalau di sana ada beberapa serangga yang membuat tubuh menjadi gatal hahaha,"

Minhyun, Minjae dan Jinwo yang mendengar itu sontak terkejut dan buru-buru keluar dari balik semak-semak.
"Kenapa kau tidak mengatakannya dari tadi saat melihat kami," gerutu Minhyun yang nampak kesal sembari menggaruk tangannya yang gatal.

"Oh aku pikir kalian sedang main petak umpet bersama dengan geng Son Seunghwan, jadi kubiarkan saja supaya kalian tidak ketahuan, baik sekali bukan aku ini? Hahaha,"

Jinwo dan Minjae kembali bertatap berkata menggunakan kontak batinnya, "Rasanya ada yang salah dari ketua detektif ini," kata Jinwo dalam hati yang hanya dibalas anggukan Minjae.

"Baiklah kalau begitu kita pergi," kata Minhyun pada Minjae dan Jinwo

"Oh, ku pikir kalian ke sini ingin mencari informasi mengenai mereka, ternyata tidak ya, baiklah sampai jumpa hati-hati di jalan," Ucap Detektif Park pada Minhyun yang sebenarnya sedang menguji mereka bertiga.

"Apa kau bisa memberikan kami informasi pak?" Tanya Jinwo

"Apa kalian masih menyelidiki kasus satu tahun yang lalu?," tanya Detektif Park

Minhyun tidak menjawab, Detektif Park pun melanjutkan ucapannya, "kalau begitu kau bisa melindungi seunghwan," kata detektif Park pada Minhyun

"Jangan bilang kasus ini..."

"Aku tidak bisa bilang iya, karena ini masih dalam penyelidikan tidak mudah loh mendapatkan informasi gratis seperti ini, aku hanya berharap kasus tahun lalu dapat terselesaikan, jadi mungkin aku sedikit meminta tolong padamu Minhyunna... " pinta detektif Park pada Minhyun setelah itu ponselnya berbunyi dan dia harus kembali ke dalam kantor polisi.

Minhyun hanya termenung saat ia diminta untuk melindungi seunghwan, "ini artinya dia memiliki kertas berwarna merah," kata gumam Minhyun.

...

Keesokan Paginya

Sekolah yang penuh dengan misteri ini terkadang membuat Seunghwan bergidik ngeri dengan kerjadian setahun yang lalu.

Namun, itu berkaitan dengan dirinya saat ini. Seunghwan semalaman tak bisa tidur dia hanya memikirkan keselamatan ibunya yang bahkan tidak tahu sama sekali masalah ini.

Hoshi menyadari seunghwan yang hanya diam dan terbengong sejak tadi pagi hingga sampai di sekolah akhirnya ia menepuk pundaknya dan memulai percakapan yang sangat tidak masuk akal. "Kau tau seunghwanna kalau roti dipanggang itu tidak sama dengan roti yang di kukus,"

Seketika seunghwan sadar kembali, "Lalu apa bedanya?" Tanya Seunghwan.

"Bedanya aku sangat lapar sekarang!," jawab Hoshi berharap Seunghwan senang tetapi ia malah mendapat teriakan dari seunghwan, "Aish, ku pikir kau akan menjawabnya dengan candaan, siapa suruh kau tadi tidak sarapan,"

"Kenapa kau marah, kalau begitu aku boleh meminta bekalmu ya?," pinta hoshi pada Seungwhan

"Tidak! Aku tidak akan pernah membagikan bekal berharga ini untuk mu!" Hoshi yang melihat seunghwan sedikit tersenyum pun kembali membujuk.

"Kau jahat sekali pada teman kecil mu ini, bagi ya Seunghwan atau ku laporkan pada ibumu kalau kau sangat pelit!" Keluh Hoshi pada Seunghwan.

Mereka bahkan tak menyadari bahwa salah satu teman kelas mereka memperhatikan dari belakang, hingga dia pun berlari dan mengaitkan tangannya pada Seunghwan. "Annyeong, good morning everyone," sapanya pada Seunghwan dan Hoshi.

"Hyeku! Good morning!" Balas Seunghwan menyapa Hyeku yang berada di sampingnya.

Hoshi hanya menghela nafas karena Hyeku berhasil menggangunya. "Morning, friend," balas Hoshi dengan nada kesal.

"Ada apa dengannya?" Tanya Hyeku pada Seunghwan.

"Dia mau minta bekalmu tapi aku tidak memberikannya jadi dia marah,"

"Kenapa dia meminta bekalmu?" Tanya Hyeku

"Dia tidak sarapan," jawab Seunghwan sembari terkekeh.

Hyeku yang merasa kasihan pada Hoshi menawari bekalnya. "Kau bisa makan bekal punyaku kalau kau mau," tawar Hyeku

Hoshi menarik nafas kembali,"tidak terima kasih karena perut ku tiba-tiba kenyang karena memakan angin,"

Seketika dua teman dekat Hoshi pun berlari mengikuti Hoshi dari belakang, "Gerbang sekolah sudah terbuka kenapa gerbang hatinya tidak juga terbuka ya?" Tanya Shinwa tiba-tiba.

"Seunghwanna kau percaya tidak ada seseorang yang masih meragukan perasaannya?" Tanya Mingsun pada Seunghwan.

Seunghwan yang tak paham hanya mengatakan "Hah?"

"Kau penasaran tidak? Orangnya ada di... " Mingsun pun lalu bertanya pada Seunghwan, tetapi belum selesai bicara Hoshi sudah memotong perkataannya karena ia tahu akan kemana arah pembicaraan kedua temannya ini.

"Hei kalian berdua sebaiknya bersiap, karena aku mungkin akan..." ancam Hoshi pada Mingsun dan Shinwha yang tak sempat selesai karena terpotong oleh Shinwa yang berteriak sembari berlari menuju ke dalam sekolah.

"Akan mengungkapkan fakta kalau kau sedang dalam fase falling in love uhuyy!!"

Mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Mingsun, wajah Hoshi sangat merah padam dan bersiap mengejar mereka. "Awas kalian!!!!" Teriak Hoshi

Hyeku merasa ada yang aneh dengan sikapnya Hoshi, "apa Hoshi sedang jatuh cinta?" Tanya Hyeku pada Seunghwan.

"Aku tidak tahu, mungkin perasaannya sedang bahagia," jawab seunghwan

Seketika Hyeku terdiam dan tak mengatakan apapun, "Ayok kita ke dalam kelas Hyeku ya," ajak seunghwan sembari tersenyum. Hyeku pun mengangguk setuju, mereka berdua berjalan cepat menuju ke dalam kelas.

...

Byur!!!

Seketika seluruh baju Minhyun basah karena terkena air yang disiramkan padanya. Minhyun membalikkan tubuhnya mencari orang yang telah membasahi dirinya itu.

"Apa! Kau ingin marah padaku? Bukankah memang seharusnya pangeran katak selalu berada di air? Aku hanya membantumu supaya kau tidak dehidrasi,"

"Wui bong, apa yang sedang kau lakukan!!!" Sentak Minhyun

"Wow, Wow, Wow ku pikir akan mendapatkan ucapan terima kasih, ternyata aku malah bentak, kau memang pangeran yang tak punya perasaan,"

Minhyun yang geram menarik kerah Wui Bong. "apa yang sebenarnya kau inginkan dariku Hah?"

Wui bong memicingkan matanya menatap Hwang Minhyun tajam. "Aku ingin tahu apa yang sedang kau lakukan di kantor polisi, apa kau melaporkan aku lagi hah?,"

Minhyun pun melepaskan baju Wui bong, " Itu bukan urusan mu! Sebaiknya kau tak melakukan ini lagi, atau aku benar-benar akan melaporkan mu untuk ke dua kalinya," Minhyun pun pergi dari hadapan Wui Bong.

Wui bong hanya tersenyum sinis,"Ini tak akan pernah berakhir karena kau yang pertama menyalakan apinya Hwang Minhyun!"

~bersambung~

SEUNGWAN is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang