Kotak berwarna hitam itu terkunci, "Mencurigakan apa sebenarnya isi kotak ini," gumam Wui bong, "Apa yang dia lakukan dengan kotak ini" lanjutnya.
Wui bong yang penasaran mengangkat dan mulai menggocok-ngocok kotak menebak isi apa di dalamnya. "Kok aneh, kayak gak ada apa-apanya," saking ringannya kotak ini akhirnya Wui bong mengocoknya dengan kuat.
Tiba-tiba keluar sesuatu dari kotak itu melayang dan terjatuh tepat ke atas kaki Wui bong. Ia mengambilnya "kertas merah, ini seperti..." Wui bong mencoba mengingat kertas warna merah yang terjatuh dari kotak itu, "anak cewek itu, sejong?"
...
Minhyun berjalan ke halaman parkiran di mana ia memarkirkan sepedahnya di sana. Saat akan membuka kunci sepedanya, ia melihat seunghwan keluar gedung sekolah yang disusul oleh Hoshi, Mingsun dan Shinwha.
Minhyun tak peduli memalingkan wajahnya dan kembali membuka kunci sepedanya saat akan menaiki sepeda, Minhyun dengan jelas kembali memperhatikan seunghwan dari kejauhan. Ia melihat wajah seunghwan begitu murung ditambah dengan ekspresi hoshi, Shinwa, dan Mingsun yang juga ikut khawatir.
"Sebenernya apa yang sedang mereka lakukan?" Gumam Minhyun tidak hanya itu ia juga seperti melihat seseorang dibalik sebuah pohon disebrangnya memperhatikan mereka juga.
"Siapa perempuan itu? Kenapa dia mengintip mereka?" Minhyun memperhatikan dari kejauhan. Ia seperti pernah melihat tas yang pernah perempuan pakai, akhirnya Minhyun meletakan kembali sepedanya dan akan menghampiri perempuan yang menggendong tas kuning itu.
Seunghwan, Hoshi, Mingsun dan Shinwha berjalan pergi dari gedung sekolah bersamaan dengan perginy mereka, perempuan itu juga buru-buru pergi.
Minhyun segera berlari saat perempuan itu pergi, tetapi getaran dari ponselnya menghentikan Minhyun. Ia langsung berhenti dan mengangkat telponnya,"wae?" Setelah mendengar percakapan dari ponselnya, ia pun mematikannya dan segera menaiki sepeda lalu pergi ke luar gedung sekolah.
....
Seunghwan masih berpikir kenapa pisau itu ada di dalam tasnya. Sebenernya siapa yang melakukan hal itu padanya. Ia masih melamun hingga suara ketukan pintu menyadarkannya.
"Seunghwana... apa kau sudah makan? Aku akan pergi makan di luar bersama Mingsun dan Shinwha, apa kau mau ikut?" Tanya Hoshi dibalik pintu.
"Aku akan membuat ramen nanti, kau pergilah," jawab Seunghwan.
Hoshi merasa tak enak meninggalkan Seunghwan sendiri apa lagi dengan kejadian tadi di sekolah. Ia pun pergi keluar rumah meninggalkan seunghwan.
Seunghwan yang masih terbangong melihat kucingnya tertidur pulas di tempat tidurnya, ia menghampiri kucing kesayangannya itu mulai membicarakan apa yang terjadi saat disekolah, meski kucingnya sedang tertidur.
"Kenapa pak polisi tak kunjung menghubungi kami?" Tanya Seunghwan saat melihat ponselnya.
Seunghwan pun keluar kamar untuk membuat sebuah ramen tetapi ia mendengar Hoshi yang baru saja pulang. "Hoshi ya kau tak jadi pergi?"
"Suprise!!!" Hoshi tak jadi makan di luar melainkan makan di apartemennya dengan mengajak Mingsun dan Shinwa.
"Kami membawa chicken dan Jajangmyeon," kata Mingsun sembari mengangkat kantung kresek berisi chicken dan Jajangmyeon.
Seketika melihat banyaknya makanan seunghwan langsung sumringah. "Wah sepetinya enak! Ayok sini masuk! Kenapa kalian tidak jadi makan bersama di luar?" Tanya Seunghwan dengan mengambil beberapa gelas berisi air untuk Mingsun dan Shinwha.
"Tadi Hoshi sangat mengkhawatirkan... " Duk tangan Hoshi meninju perut Shinwa hingga ia merintih kesakitan. "Mengkhawatirkan apa?" Tanya Seunghwan.
"Mengkhawatirkan galon yang hampir habis," jawab Hoshi ngeles. Mingsun yang berada di dekat Shinwa hanya bisa menepuk punggungnya.
Malam itu menjadi malam yang membuat hati seunghwan merasa lebih baik karena tingkah laku Hoshi, Shinwa dan mingsun yang tak bisa ditebak membuat suasana rumah mereka begitu hangat. Seketika, seunghwan lupa apa yang terjadi saat disekolah tadi.
"Kau punya kucing?" Tanya Mingsun yang melihat kucing abu itu keluar dari kamar Seunghwan.
"Iya, dia Grey, kemarilah" kata Seunghwan memanggil kucing kesayangannya.
Kucing yang diberi Mr Grey itu menghampiri Shinwa dan duduk di atas pangkuannya. "Dia sangat manis seperti aku," katanya sembari mengelus kepala grey.
Tak terasa waktu berlalu sangat cepat.Rumah Seunghwan pun kini sangat sepi karena ibu seunghwan tak pulang ke rumah, Seunghwan sudah tertidur.
Hanya tersisa Hoshi dan grey yang masih terjaga. "Siapa pelaku sebenarnya?" Gumama Hoshi.
~Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
SEUNGWAN is MINE
Fanfiction"Semangat, memiliki ambisi kuat tidak mudah menyerah untuk bertemu dengan cinta pertama" itu lah motto Seungwan seorang siswi yang tidak menjabat apa - apa, sekolah yang berpindah - pindah membuat ia menjadi pribadi yang kuat, meski ia tidak pandai...