PART 27

30 3 0
                                    


Minhyun dan Wui Bong dihukum secara terpisah oleh Woojin Seonsaeng. Minyun pergi ke bagian gudang. Minhyun sudah siap dengan peralatan tempurnya. “Aku bisa! Aku pasti bisa!” Serunya pada diri sendiri menyemangati.

Kret…

Saat minhyun membuka pintu debu yang berada di dalam ruangan gelap dan pengap itu seolah telah mengantri ingin segera keluar hingga membuat Minhyun terbatuk – batuk karna debu.

“Uhuk… Uhuk… aihs.. kalau bukan karena dia aku tak akan berakhir dengan bertemu kalian.” Serunya. Minhyun meraba – raba dinding untuk menyalakan lampu.

Ceklek…

“Ah… ini dia.” Seru Minhyun
Minhyun pun mulai memasukan kakinya yang dibungkus oleh plastik dan BOOM! Mata Minhyun seolah ingin keluar melihat kejadian ini.  “YaaTuhan apa ini?” Jaring laba – laba yang banyak, debu tebal di kardus yang bertumpuk, lemari kotor dan sisanya berkas – berkas yang gak jelas bentukannya, ada alat musik bekas, dan baju – baju yang akan didonasikan kepada orang yang menbutuhkan.

Minhyun bergidik ngeri melihat semuanya bertumpuk dan berdebu sangat tebal. Minhuy mulai dengan hal terkecil yaitu memindahan barang barang renoat yang menurutnbya bsa diajak kompromi ia membuka pintu gudang dengan lebar agar udara semuanya keluar. Minhyun mulai dengan beberapa tumpukankardus yang nampak berserakan tidak tersusun rapih, hawa pengap dan lembap menyatu di dalam ruangan.  Satu kardus ia ambil lalu ditumpuk – tumpukan meski menyentuhanya terasa menjijikan, ia lalu mengepel seluruh lantai dengan cekatan.

“Selesai” katanya sembari mengusap keringat yang ada di dahinya. Minhyun akhirnya membawa semua peralatan yang ia bawa. Tapi, saat ia berjalan melalui beberapa tumpukan piala di sebelah kiri ada lemari kecil yang terbuat dari kayu yang sudah rapuh dan di makani rayap penuh bolong. “Apa itu? Sepertinya tadi aku tidak melihat ada lemari kecil.” Gumam Minhyun sembari mendekati lemari kecil yang bersebalahan dengan tumpukan piala. Saat Minhyun akan membuka lemari sayang sekali lemari itu tidak bisa di buka, meski kayunya sudah rapuh dan bolong – bolong karna di makani rayap, tetap saja bagian kuncinya tidak bisa terbuka. “Kenapa tidak bisa terbuka.” Minhyun terus mengotak – atik tapi tetap saja tidak bisa. “Yasudah lah mungkin ini bukan sesuatu hal yang besar.” Kata Minhyun namun ia masih penasaran.

“Minhyuna…. Apa kau sudah selesai?” tiba – tiba Woojin Seonsang datang menghampiri Minhyun.

“Iya aku sudah selesai.” jawab Minhyun lalu pergi dan berjalan keluar gudang.

“Sepertinya kau menyukai hukuman membersihkan gudang ini bagaimana kalau kau juga membersihkannya minggu depan.”
Minhyun terkejut dengan pernyataan yang dikatakan oleh woojin Seonsaaeng.

“Ahahah (ia melepas pelukan dari Woojin Seonsaeng) bapak saja ini sudah cukup membuatku stress.” Jawab minhyun

“kau itu suka pura – pura, buktinya kau sangat lama, Wui bong saja sudah selesai dari tadi.”

‘’ apa?”

“Yausudah ayo kita kembali kedalam kelas, kau juga tak ingin ketinggal pelajaran kan.”

“Seltelah apa yang aku dapatkan aku juga harus kembali ke kelas.”

“Yap betul.”

“Kau bercanda aku akan pergi ke kantin.”

Woojin seonsaeng tidak tinggal diam, “Baik kalau kau ingin membersihkan gudang bawah tanah tidak masalah.”

Seketika Minhyun diam di tempat dan Woojin Seonsaeng berada di depannya.

“Aihsss baiklah aku akan belajar dengan giat dan penuh semangat.” Kata Minhyun pergi mendahului gurunya.

Woojin Seonsaeng hanya tertawa kecil, karna ia tauh semua karakter dari murid – murid nya terlelbih Minhyun si Anak kecil yang tumbuh dewasa.

SEUNGWAN is MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang