11. Alula?

17K 1.5K 31
                                    

Chester mengangkat dagu pongah mendengar bibir kecil itu terus memanggilnya disusul ucapan terima kasih. Ujung mata Chester melirik Violet dan Eros yang ikut-ikutan mengelilingi ruangan.

Eros, sama sekali tidak bersalah menghancurkan kejutan yang mereka rencanakan tadi malam. Kain penutup mata di saku celana Chester sebelumnya telah siap, sungguhan tidak berguna lagi sekarang.

"Kenapa nuansa kamarnya harus luar angkasa? Kan, jadinya kaya anak cowok. Menurut gue lebih bagus bawah laut," tutur Violet santai.

Chester mendelik. "Gak ada yang minta pendapat lo. Sekali lagi protes gue masukin timah panas ke mulut lo," sahutnya mengancam.

Violet menyengir. "Iya, maaf. Gue tau perjuangan lo, Ter. Katanya lo juga ancam para perancang itu."

"Papa, Ancam siapa?" Sosok mungil yang puas mangap karena terpana menyaksikan dekorasi kamarnya menoleh penasaran.

"Bukan apa-apa." Chester tersenyum menawan lalu merentangan tangan. "Peluk gue, Princessa." Chester tidak perlu menanti lama, karena dua detik kemudian kakinya sudah dibelit sepasang tangan.

Violet cemberut. "Jangan lupakan Mamamu paling cantik ini Cessa," katanya dramatis.

Eros berdiri di sebelah Violet langsung gemas dibuatnya, meraih kepala Violet mengapitnya di bawah ketiak.

"Bilang Mamanya, jangan sambil natap Chester. Aku cemburu!" Eros berujar penuh penekanan, raut wajah Eros terlihat sebal.

Chester sontak memutar bola mata, lain halnya Violet berdehem sekali lalu menepuk-nepuk lembut lengan Eros. "Jangan cemburu, oke?" ujar Violet.

Chester makin melempar tatapan jijik pada keduanya.

"Papa, yang lain mana?" Suara lugu Cessa menelan kata-kata Chester yang hendak memaki.

"Bentar lagi mereka datang, Agas itu kalau mau pergi ke mana-mana persiapannya banyak. Para pelayannnya kaya punya majikan jompo." Chester mengatai terang-terangan.

Cessa hanya bisa tersenyum polos sambil mengitari kembali pandangannya ke sekitar kamar. Kesekian kali terpana menyaksikan dekorasi dinding.

"Mirip arum manis." Mata bundar Cessa berbinar menatap gumpulan putih menggantung di plafon.

"Itu awan." Chester tertawa. Mengeluarkan ponselnya, Chester berjongkok di samping Cessa yang selalu mendongak takjub menunjuk hiasan simpel di sana.

"Kita foto, selama ini kita belum pernah ambil gambar," lanjut Chester di telinga siapapun terdengar perintah mutlak.

Cessa tidak keberatan jadi saat wajahnya dan Chester memenuhi layar hape, Cessa langsung tersenyum manis.

Baru sekali jepret, dua kepala tiba-tiba muncul secara bersamaaan ponsel Chester pegang mengacung lebih tinggi.

"Kami ikut." Violet mesem-mesem, mendempetkan tubuhnya pada Cessa. "Ini, bakal jadi kenang-kenangan." Violet merangkul pundak Cessa kemudian.

Chester berdecak, raut wajahnya tampak terusik. Violet dan Eros berlagak pura-pura tidak melihat sementara Cessa selalu mengangguk manut.







***








Mungkin, ini sudah setengah jam berlalu. Sibuk hahahihi... ambil gambar sebanyak-banyaknya. Kedatangan Kaizar dan Agas secara berbarengan membuat Violet dengan Eros berapi-api, tak lama menular pada Chester.

"Cebong pungut, senyum!" Giliran Eros memegangi ponsel, berbaris paling depan tentu saja Violet setelahnya, Kaizar menggantikan posisi Chester lima menit lalu.

Gummy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang