Cessa menyaksikan diam Violet yang memasukkan kapas kotor ke kantong sampah setelah mengobati luka-luka di kulit Eros, plester semakin banyak menempeli tubuh itu.
Ketiganya kini sudah berada di penginapan, terletak tidak jauh dari bukit sempat dijadikan untuk menyalakan kembang api sekaligus perkelahian dadakan.
Dua orang yang kata Violet adalah musuh bersama dibuat tergeletak hampir pingsan, sama halnya Eros juga babak belur, tapi bedanya Eros masih mampu berjalan meskipun terseok-seok. Untung saja Violet murah hati memapah Eros.
"Papa." Cessa memandangi Eros rebah di sisinya dengan mata terpejam, tidak ada jawaban, telunjuk Cessa menusuk iseng pipi Eros. "Jangan tidur di sini, sempit."
"Maunya di sini." Alih-alih patuh, Eros justru meraih kaki kanan Cessa tengah selonjoran lalu memeluknya. "Kita lagi simulasi masa depan, gue dan Violet udah sepakat," katanya memberitahu.
Cessa melotot. Apa maksudnya simulasi masa depan? Tenaga tidak seberapa Cessa berusaha mendorong kepala Eros, tadinya Cessa prihatin langsung hilang.
Violet baru keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan jemarinya lewat handuk dia pegang tertawa terhibur, merangkak naik ranjang kemudian, Violet menimpuk wajah Eros dengan handuknya.
"Jangan aneh-aneh, aku nggak ada ya ngomong begitu. Balik ke kamar kamu!" katanya mengusir terang-terangan.
"Enggak bisa, bokong aku udah nempel!" Eros menggeleng lemas, semakin merapatkan diri pada Cessa, sepasang tangan cowok bermata biru itu mencoba membaringkan tubuh mungil sang balita.
Cessa awalnya berontak lama-kelamaan menyerah mendapati Eros bernapas tersengal-sengal.
"Papa sakit," tutur Cessa berkedip linglung. Ini pertama kalinya Cessa menyaksikan Eros tampak pucat dan kulitnya yang dingin, sewaktu-waktu bisa saja pingsan. "Akhirnya Papa kelihatan kaya orang normal," celetuk Cessa spontan.
"Maksudnya?" Eros mengerutkan kening alhasil Cessa agak panik.
"Gue emang kurang normal ternyata lo beneran pintar," lanjutnya memuji.
Cessa terbatuk kering, buru-buru menoleh ke samping, Violet ikut berbaring secara tak langsung mengizinkan Eros tidur satu ranjang bersama mereka, mata Violet juga terpejam. Cessa ragu Violet sudah tidur makanya dia menggoyangkan pelan lengan Violet kemudian.
"Papa sakit," tutur Cessa, telinganya sedikit geli karena tahu-tahu Eros membisikkan sesuatu mau tak mau Cessa melanjutkan. "Minta di belai, pukpukpuk..." Mendadak Cessa merasa tertekan di antara mereka.
Ini akibatnya kalau liburan bersama pasangan yang mabuk kepayang. Berbaik hati Cessa lalu beringsut ke bawah hingga jarak Violet dan Eros bertambah dekat.
"Minta di tonjok bagian mana?" tanya Violet datar.
Cessa berdecak lirih, gilirannya yang memejamkan mata tidak peduli kedua orang itu mulai berbicara berbisik. Mama gadungannya sekarang di awal saja gengsi, pada akhirnya tetap luluh kalau si pacar telah merayu receh.
***
Berhasil melangkah pelan-pelan hingga tidak di sadari siapapun para penghuni ruangan, Chester berhenti di belakang kursi putar, pandangannya mengintip penasaran ponsel yang dipegang jari-jari tertutup sarung tangan itu.
Tawa Chester pecah membuat Agas fokus memandangi layar hapenya tersentak kaget oleh embusan napas terasa di lehernya. Mengetahui siapa pelakunya raut wajah Agas seketika dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gummy [END]
FantasyCessa dibuat kalang kabut usai menyadari keanehan menimpa dirinya. Alih-alih mati usai jatuh dari lantai jpo, Cessa malah memasuki tubuh anak balita berusia lima tahun, mana berada di tengah hutan lagi! **** Mulai : 29.09.2023 Akhir : 02.05.2024 ⚠D...