Eros ingat, mengabaikan sakit menyengat diperut, dia memutuskan ikut bergabung diantara Violet dan Ditya yang tengah adu jotos, berniat memisahkan.
Kondisi kekasihnya itu jelas buruk apalagi dengan tangan kiri yang patah. Awalnya Eros berhasil, Ditya kembali terkapar usai dia menendang sekuat tenaga kaki Ditya lalu segera menyembunyikan Violet di balik punggungnya.
Yakin gadis berambut pendek menempel di dekatnya telah terkendali, Eros berjongkok lemas sambil memegangi pergelangan kanan Violet.
Violet bungkam dikala dirinya memohon meminta tetap tenang, tidak menanggapi provokasi Ditya yang masih terbaring terpejam di lantai.
Namun, sekonyong-konyongnya genggaman Eros terlepas begitu saja. Sikap kepala batu Violet bikin Eros frustrasi kemudian, bertepatan Eros hendak bangun menyusul Violet yang berjalan maju, tahu-tahu pekikan kaget terdengar lebih dulu disusul gelak tawa keras.
Eros hampir mengira tidak punya kekuatan lagi menangkap tubuh yang ingin tumbang di depannya, saking dibuat gemetar.
"Vio, aku, maaf ...." Kata-kata itu berulang kali terucap, dia menangis lirih. "Aku mohon, tolong!" Bibir basah Eros mengecupi jemari ramping Violet.
Tiga orang menghampiri tergesa, salah satu menggendong sosok mungil yang sedang pingsan, kompak pucat pasi menyaksikannya.
Kaizar berjongkok di sisi lain dengan raut wajah panik, kali ini kembali membongkar kotak obat, menghamburkan seluruh isinya ke lantai.
"Gak usah." Eros bergumam parau, matanya berlinang menatap sakit pihak lain. "Lihat baik-baik..." Pelukan Eros terlepas, jaketnya semakin basah oleh darah yang keluar bak air bah, tatapan Eros jatuh pada tanktop Violet yang sudah berubah merah gelap.
Jaket berwarna senada sebagai atasan sang kekasih sengaja Eros lepaskan sebelumnya, berharap ujung pedang itu tidak tertusuk dalam, namun yang terpampang justru menampar Eros dengan kenyataan yang ada.
"Jangan takut!" Chester berjalan menghampiri setelah melempar asal pedang yang tidak lagi bersih. "Vio masih hidup! Lo tau, gue bisa diamuk Valeria!" lanjutnya membentak. Chester jatuh berlutut, merampas botol air dan alkohol dipegang Kaizar, membukanya cepat-cepat.
Eros tercekat. Bibir terkantup rapat, memandangi kosong Chester mencoba menghentikan laju darah yang mengalir. Valeria ya? Eros tak bisa membayangkan sesakit apa kembaran kekasihnya itu jika mengetahui kabar buruk ini.
Menelan ludah pahit, air mata tersebut mengalir lebih deras.
"Gak papa, jadi gue sempat lengah tadi, semuanya salah gue ...." Telapak Eros terulur mengusap mata Violet supaya tertutup.
"Maaf, aku beneran minta maaf." Eros tidak berdaya, pipinya menempel di perut dingin sang kekasih, menangis sejadi-jadinya.
Agas melihat langsung terhuyung mundur membuat Izal berdiri di belakang langsung cemas.
"Tuan, an---"
"Gue mau pulang!" Agas menyela datar dengan merah muka padam, dia berbalik badan lalu berlari menjauh.
Izal buru-buru menyusul, malam itu bahwasanya Agas tidak ke mana-mana, tetap berada dalam kapal, duduk melamun di ruangan yang terletak paling sudut, menatap Cessa.
***
Tadinya Sasmita ingin mundur, belum siap bertemu karena dia tahu kemauan sang anak, namun ternyata kehadirannya lebih dulu disadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gummy [END]
FantasyCessa dibuat kalang kabut usai menyadari keanehan menimpa dirinya. Alih-alih mati usai jatuh dari lantai jpo, Cessa malah memasuki tubuh anak balita berusia lima tahun, mana berada di tengah hutan lagi! **** Mulai : 29.09.2023 Akhir : 02.05.2024 ⚠D...