PROLOG

1.2K 67 40
                                    

📌
NO PLAGIAT!!!

Jika ada yang mampir ke sini sesama creator/author wattpad atau author di platform lain, tolong bgt yah saling respect ok guys!
JANGAN ASAL NGAMBIL IDE CERITA ORANG LAIN!!!
TIDAK AKAN BERKAH!
Jika tidak pikiranmu yang Tuhan buntukan! Bagaimana jika nanti Tuhan beratkan atau sulitkan langkahmu di aspek hidupmu yang lain karena pemilik ide ceritanya tidak ikhlas? wkwkk. Aamiin Yarobbal Alamiin 🤲🏻

Story ini adalah PREQUEL OF ABANG!
Silakan membaca Abang lebih dulu! Tapi jikapun tidak, tenang saja, story ini tetap bisa enjoy di nikmati. Tapi lebih baik membaca dua-duanya.

Thanks. 🙏🏻

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Aku tidak ingin menjadi Radian.
Tapi aku ingin menjadi π radians.
-Radian Krisna Prasetya-

"Jelaskan pada Papah, Bang!" titah lelaki paruh baya itu dengan intonasi rendah namun tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jelaskan pada Papah, Bang!" titah lelaki paruh baya itu dengan intonasi rendah namun tajam. Radi diam tidak menjawabnya, lidahnya kelu, bingung harus menjelaskannya dari mana.

"Bang?!" Radi masih bungkam.

Krisna meraih kerah bagian atas Radi, dia menatap tajam mata putra sulungnya. Meminta dengan isyarat sakralnya menuntut penjelasan.

"Jangan membuat Papah bertindak lebih jauh, Bang!" ancamnya serius. Tapi mulut Radi masih saja kelu, berat sekali untuk menjawabnya, karena dia sudah tahu konsekuensinya.

"Radian Krisna Prasetya! Jawab!" teriak Krisna di depan wajah Radi. Urat-uratnya sampai terlihat jelas saking marahnya.

"Apa yang disampaikan Om Khair benar, Pah." Akhirnya Radi mampu menjawabnya, meski dengan perasaan tidak karuan. Krisna menatap Radi tidak percaya, tidak mungkin, sangat tidak mungkin, itu pikirnya.

"Jawab jujur, Bang! Jangan ngelantur!" tegasnya dengan perasan takut. Besar harapannya itu hanya sebuah kebohongan.

"Maaf, Pah. Tapi Abang berkata jujur," jawab Radi tegas penuh keyakinan.

Krisna melepaskan tangannya perlahan dari kerah baju Radi. Hatinya sakit, sebuah kejujuran yang berhasil menghancurkan hatinya hingga tak bersisa.

'PLAK!'

Sebuah tamparan sangat keras diterima oleh Radi, badannya sampai terhuyung ke samping karena papanya menggunakan tenaga yang besar. Radi kembali tegak berdiri, ini adalah konsekuensi yang harus dia hadapi. Suka tidak suka dia harus menerima dan menghadapinya.

Krisna mengangkat telunjuknya ke depan wajah Radi, matanya memerah penuh amarah dan kekecewaan. Anak laki-laki yang paling dia sayangi dan selalu dia banggakan hari ini berhasil menghancurkan hatinya hingga tak bersisa.

Radi menatap mata papanya sedih, bukan hanya Krisna saja yang hatinya hancur, hati Radi juga. Seumur hidupnya, baru kali ini dia melihat papanya sekecewa ini. Naasnya, dialah penyebabnya.

"Mulai hari ini, anda bukan anak saya lagi!" putusnya tegas dengan bahasa formal.

Jantung Radi terasa berhenti berdetak saat itu juga, matanya perlahan berkaca-kaca. Hatinya nyeri sekali mendengar apa yang diputuskan papanya.

.
.
.

Tbc....
.
.
.

Maaf jika ada typo. 🙏🏻
Makasih udah mampir dan membaca chapter ini.
Follow me in other platforms! Linknya di bio!

goresantegas
12 Oktober 2023

goresantegas12 Oktober 2023

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang