Chapter 1 - Keluarga yang Hangat

801 59 38
                                    

Update berbarengan dengan story ABANG, silakan mampir ke sana juga! Thanks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Update berbarengan dengan story ABANG, silakan mampir ke sana juga! Thanks.

Backsound chapter ini adalah
Nagita Slavina - Hadiah Tuhan
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Sebuah pesawat beberapa saat lagi landing di salah satu Bandara Internasional Indonesia. Seorang pemuda tampan duduk gelisah di kursinya, matanya menatap jendela dengan pandangan kosong. Bukan gelisah karena takut pesawatnya hendak landing, tapi dia takut menghadapi kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Selama menjalani perjalanan suci, hatinya sangatlah tenang. Tapi sepanjang perjalanan pulang hatinya mulai resah, hidup dalam kebohongan ternyata sangat berat dan tidak menyenangkan.

Perkenalkan, dia adalah Radian Krisna Prasetya. Radi, orang-orang memanggilnya Radi, pewaris Prasetya Grup. Putra sulung dari Krisna Prasetya, seorang pengusaha besar yang jika namanya disebutkan langsung membuat koleganya segan. Maka dari itu, menjadi sulung dari sosok sebesar itu bukanlah sesuatu yang mudah baginya.

Radi menarik kopernya dan berjalan santai menuju mobil jemputannya. Setiap kakinya melangkah dia mencoba melapangkan hatinya, apapun yang akan terjadi nanti dia harus tetap berdiri tegak atas pilihan hidupnya. Beberapa langkah sebelum dia sampai di mobil jemputannya, keluarlah sosok gadis remaja cantik dari sana.

"Abang?" sapanya ceria, dia langsung memeluk badan tegap Radi dengan erat.

"Kangen," gumam gadis itu manja mengungkapkan kerinduannya. Radi tersenyum senang mendengarnya, dia membalas pelukan itu sangat erat. Gadis itu menepuk-nepuk punggung Radi kuat karena Radi memeluknya terlalu erat.

Sopir yang menjemput Radi tersenyum senang melihat pemandangan indah itu. Dia selalu bahagia melihat orang-orang yang dia layani bahagia. Sopir itu dengan cekatan meraih koper Radi dan memasukkannya ke bagasi.

"Di-nya Abang manja banget sih," ujar Radi terkekeh gemas dengan kelakuan gadis itu.

"Longgarin, Bang!" protesnya kesal, Radi semakin terkekeh tapi akhirnya menuruti permintaan gadis itu. Radi sedikit melonggarkan pelukannya pada perempuan kedua yang paling dia cintai, yaitu adiknya. Radi mengecup puncak kepala adiknya dalam dan lama, dia mencari kekuatan dari sana.

"Pulang yuk! Udah sore, Bang!" Radi mengangguk lalu mereka segera masuk ke dalam mobil.

"Non, jadi buat mampir dulu ke Suri Rasa?" tanya sopir yang usianya masih lumayan muda itu.

"Jadi Mas, Papah titip gulai kakap dari sana soalnya. Mas Tio tahu sendiri kan Si Papah bisa badmood kalau kita lupa." Sopir itu mengangguk dan segera menjalankan mobilnya.

"Di masih kangen," ungkap Diandra. Radi mengelus kepala adiknya sayang, karena gadis itu memeluk lengannya erat serta bersandar di bahunya.

"Adik siapa sih ini?" kekeh Radi bertanya.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang