Chapter 7 - Akan Aku Temani Prosesmu

254 32 2
                                    

Sorry guys, semalam aku kecapekan malah tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sorry guys, semalam aku kecapekan malah tidur. 🙏🏻

Backsound chapter ini adalah
IU - Love Wins All
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Abang mana, Em?" tanya Krisna pada sang istri. Emily menghela nafas dalam mendengar pertanyaan tersebut.

"Abang udah berangkat, Mas. Kata Tio Abang berangkat subuh-subuh, bahkan hari masih gelap," jawab Emily dengan wajah murung.

"Ckck anak itu!" geram Krisna, tidak habis pikir dengan kelakuan putra sulungnya.

"Abang kenapa sih? Padahal baru seminggu keluar dari rumah sakit tapi udah sibuk ajah. Papah seharusnya tidak limpahkan kerjaan banyak dong ke Abang. Kan Abang kasihan, masa hari minggu kayak gini masih ajah kerja. Kantor bahkan libur, Pah!" protes Diandra pada sang papa.

"Sayang ... Papah tidak melimpahkan banyak pekerjaan ke Abang, tapi Abang yang menyibukkan dirinya sendiri kerja terus-terusan. Tidak boleh asal nuduh pada Papah! Kalau semua ini kehendak Papah, pasti Papah tidak akan frustrasi sama seperti kita juga, Nak. Papah juga sama khawatirnya pada Abang, sama seperti kita," tegur Emily pada sang putri. Dia mengelus kepala Diandra. Dia menegur namun tetap memberikan pengertian dengan jelas.

"Minta maaf sama Papah!" titah Emily tegas.

"Maafin Di, Pah. Maaf sudah menuduh Papah yang tidak-tidak." Diandra menundukkan kepalanya merasa bersalah. Krisna meraih kepala Diandra, dia menegakkan kembali kepala Diandra lalu mengecup kening Diandra sayang.

"Tidak perlu minta maaf, Sayang. Kita memang sama-sama khawatir pada Abang. Hhh ... Abangmu yang memang tengah menyebalkan, Di." Diandra dan Emily tertawa kecil mendengar keluhan Krisna. Wajah kesal dan frustrasi Krisna lucu sekali, hanya Radian yang mampu membuat Krisna Prasetya kelabakan.

Pemuda satu itu sudah seminggu pasca keluar rumah sakit selalu berangkat subuh dan pulang dini hari. Keluarganya belum bertemu dengan Radi selama seminggu ini. Kecuali Krisna yang memang bertemu di kantor, itupun tidak bercengkerama karena putranya tenggelam begitu dalam pada pekerjaannya.

"Sudah-sudah! Kita sarapan dulu saja. Mamah sudah minta tolong sama Ell untuk bujuk Abang agar tidak memaksakan diri bekerja." Emily memang langsung menghubungi kekasih putranya begitu tahu sang putra hari minggu pun pergi bekerja.

"Bukan memaksakan diri bekerja, Em. Putra sulung mu itu memang pelampiasan stressnya adalah bekerja. Heran deh, seneng banget menyiksa diri sendiri." Krisna masih lanjut mengeluh karena tidak habis pikir dengan tingkah putranya itu.

"Mirror, please!" sahut Diandra, yang langsung dibalas delikan tajam oleh Krisna. Emily tertawa dibuatnya.

"Benar apa kata, Di. Bang Radi itu persis kamu, Pah. Seharusnya kamu gak heran kenapa Abang stress release nya adalah gila kerja." Krisna kalah, menghadapi Radi yang begini membuat dia sadar bahwa dirinya adalah orang yang sekeras itu juga ternyata.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang