Chapter 63 - Ditemani Papah (Part 2)

211 41 13
                                    

Backsound chapter ini adalahPenjaga Hati - Nadhif BasalamahSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Penjaga Hati - Nadhif Basalamah
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

UP barengan dengan BAHTERA.
Silakan meluncur kesana juga!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"RADIAN!" teriak Krisna panik, dia mendapati badan putra sulungnya terendam penuh oleh air di dalam bathtub, berpakaian lengkap, dengan mata terpejam rapat.

Radi terperanjat mendengar teriakan sang papa. Dia langsung membuka matanya. Badannya langsung dipeluk erat oleh Krisna, tidak memperdulikan bajunya yang ikut basah akibat memeluk putranya.

"Kamu ngapain berendam dini hari begini, Bang?" omel Krisna panik, dia melepaskan pelukannya, menangkup kedua sisi wajah Radi dan menatapnya tajam.

"Badan Abang panas banget, Pah. Jadinya Abang berendam di sini. Tapi malah ketiduran," jawab Radi. Krisna mendengus kesal mendengar jawaban tersebut.

"Ketiduran waktu berendam itu bahaya, Bang! Bagaimana jika kepala kamu merosot dan tenggelam ke bawah air?!" Kilat marah tampak jelas keluar dari mata Krisna. Ceroboh sekali Radian ini.

"Maaf, Pah. Maafkan Abang. Abang tahu Abang ceroboh." Radi tidak memberikan pembelaan, dia tidak mau memperkeruh suasana.

"Bangun! Bilas pakai air hangat! Sudah waktunya sahur." Krisna meraih bahu Radi dan membantu putra sulungnya bangun dari bathtub.

"Pelan-pelan, Pah. Punggung Abang sakit." Radi menyampaikan keluhannya dengan jujur, karena dia tidak kuat menyembunyikannya terus menerus.

"Setelah subuh nanti periksa sama Daddy mu ya, Bang!" Radi mengangguk patuh.

"Papah ganti baju dulu, Pah! Sambil Abang bilas badan." Krisna menggeleng.

"Papah tunggu di depan ya, takut Abang kenapa-napa kalau Papah tinggal. Selesai Abang bilas dan ganti baju baru Papah ganti baju." Radi lagi-lagi mengangguk tanpa protes.

Sambil menunggu Radi selesai, Krisna mengirim pesan pada orang-orang di bawah untuk pindah sahur di ruang tengah saja agar Radi nyaman duduk di sofa. Krisna sangat memperhatikan detail-detail kenyamanan putra sulungnya.

Tidak lama, Radi keluar dari kamar mandi mengenakan piama abu-abu, karena dia pasti akan disuruh istirahat seharian ini, dia yakin itu. Krisna langsung menuntun Radi pelan-pelan ke tempat tidur.

"Papah ganti baju dulu, tunggu sebentar di sini, Bang! Jangan turun duluan! Tunggu Papah!" perintahnya tegas.

"Iya, Pah," patuh Radi.

Krisna bergegas ke kamarnya untuk mengganti baju. Dia melakukannya secepat yang dia bisa, tidak ingin membuat Radi menunggu lama.

Setelah selesai dia kembali ke kamar Radi, dengan lembut dan penuh kehati-hatian Krisna menuntun Radi turun ke lantai bawah. Krisna mendudukkan Radi di sofa paling ujung, dimana kaki Radi bisa diselonjorkan dan dengan telaten Krisna juga menumpuk beberapa bantal di belakang punggung Radi agar putranya tidak kesakitan.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang