Chapter 64 - Kehangatan untuk Radian

276 44 27
                                    

Backsound chapter ini adalahPenjaga Hati - Nadhif Basalamah Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Penjaga Hati - Nadhif Basalamah
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Radi mengerjapkan matanya dan menggeliat pelan. Keningnya berkerut saat merasakan badannya terasa berat.

"Little Ar?" tanyanya heran, bangun tidur dia langsung menemukan Aryan berada di atas dadanya. Bayi yang hampir satu tahun itu anteng sekali tiduran sambil memeluknya.

"Kamu kesini sama siapa, hmm?" Radi mengecup pipi Aryan gemas.

"Pa pa pah, Yah." Radi mengangguk paham.

"Oh sama Papah, terus kenapa malah nongkrong di kamar Ayah?" Aryan tidak menjawabnya, malah menggulingkan dirinya ke kasur.

"Jangan kabur, Ar!" Radi bangkit dari posisi berbaringnya lalu meraih badan Aryan, tapi bayi satu itu memberontak, berusaha kabur merangkak menjauhi ayahnya. Dia tahu betul kebiasaan Radi selanjutnya.

Radi tidak mau kalah, saat dia berhasil mendapatkan Aryan dia langsung mengkungkung putra dari Arfan itu di dalam dekapannya.

"Aktif banget kamu, Ar? Ayah gemas." Pipi putih Aryan habis diciumi oleh Radi. Inilah kelakuan Radi yang sudah Aryan tahu, Radi senang sekali menciumi pipinya.

"No no no no!" Tangan kecil Aryan mendorong wajah Radi menjauh. Tapi Radi tidak mau mengalah pada bayi itu. Malah semakin gemas pada Aryan.

"YAH!" jerit Aryan dengan wajah memerah dan bibir mencebik kesal. Bukannya panik, Radi malah tertawa dibuatnya. Menggoda Aryan selalu menyenangkan.

"Anaknya jangan dijailin dong, Rad!" Sang ayah yang sesungguhnya datang, dia memasuki kamar Radi membawa dot berisi asi untuk Aryan.

"Minum dulu yuk, Ar!" Arfan mengulurkan kedua tangannya yang langsung disambut dengan senang hati oleh putranya. Setelah berpindah Aryan langsung meminum asinya dengan ceria.

"Kok ada di sini, Kak?" tanya Radi.

"Tadi lagi ngabuburit tiba-tiba di telepon Om Kris, katanya disuruh mampir ada yang ngidam muffinnya Salsa." Radi menepuk keningnya tidak habis pikir, ternyata sang papa benar-benar mengabulkan keinginannya.

"Maaf banget ya, Kak? Gue malah ngerepotin, padahal gue cuma asbun doang, eh Si Papah beneran ngabulin." Arfan terkekeh, dia menggeleng santai.

"Gak papa, Rad. Santai aja."

"Om Kris ngajak kami sekalian buka di sini saja, apalagi kami hanya bertiga sekarang. Malah happy kita mah, jadi ngerasa hangat banget, apalagi rumah ini lagi ramai, formasi lengkap." Keluarga kecil Arfan memang hanya sendiri, karena kedua orang tua dari Arfan dan Salsa sama-sama pindah ke luar kota, tinggal dengan putra sulung mereka.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang