Chapter 59 - Maaf dan Memaafkan

312 42 51
                                    

Backsound chapter ini adalahSampai Menutup Mata - Mahalini Ver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Sampai Menutup Mata - Mahalini Ver.
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Tolong maklumi jika ada typo guys! Panjang bgt, 5.496 kata.

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Krisna mengeluarkan ponsel dari saku celananya, lalu segera mendial satu nomor yang ada dalam list prioritas di buku kontaknya. Hanya dalam satu kali dial, panggilannya langsung diangkat.

 Hanya dalam satu kali dial, panggilannya langsung diangkat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rafka menerima ponsel yang diserahkan salah satu timnya. Senyuman merekah di wajah tampannya saat tahu sang papa yang menghubunginya. Dia langsung mengangkatnya.

"Shalom, Pah? Mas tiga puluh menit lagi masuk lintasan. Doain lancar ya, Pah. Doain juga bisa podium satu." Hari ini Rafka ada pertandingan di LA, di kandangnya sendiri. Sebentar lagi pertandingan akan dimulai.

Krisna memejamkan matanya, meminta maaf dalam hatinya karena kali ini dia harus mengabaikan balapan Rafka.

"Pulang, Mas!" pinta Krisna tegas dan datar.

"Abangmu sakit," imbuhnya.

Rafka menghentikan langkahnya yang hendak pergi ke pangkalan balap. Dia menjatuhkan helm yang sedari tadi dia pegang begitu saja. Dia paham ini masalah serius, Krisna tidak mungkin memintanya pulang jika Radi hanya sakit biasa.

"Mas pulang sekarang, Pah!" tegas Rafka langsung mengambil keputusan.

Rafka membalikkan badannya dan mematikan sambungan teleponnya untuk mengurus kepulangannya. Semua timnya panik, mereka menyusul Rafka yang berlari keluar dari area sirkuit.

"Sir, the race is about to start. Where would you like to go?" tahan salah satu tim Rafka.

"I have to go back to Indonesia immediately. My brother is sick!" jawab Rafka tegas, dia membuka pakaian balapnya lalu menyerahkan pakaian itu sembarang pada timnya.

Setelah mengetahui apa alasan Rafka harus pergi, mereka tidak ada yang berani menahan atau menentang. Mereka semua tahu seberapa Rafka memprioritaskan keluarganya. Mereka secara otomatis dan sadar diri akan mengurus semuanya di sini.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang