Chapter 66 - Menyesakkan

217 43 16
                                    

Backsound chapter ini adalahKEHILANGAN (Instrument) - Ost HeartSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
KEHILANGAN (Instrument) - Ost Heart
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"AYAH!!!"

Radi melambaikan tangannya begitu mendengar suara imut yang sangat dia rindukan, senyumannya merekah begitu indah. Keyra berlari menghampirinya, kaki kecilnya bergerak cepat begitu sang papi menurunkannya dari gendongan.

Radi berjongkok lalu merentangkan tangannya siap menyambut putri cantiknya.

'Hap!'

Keyra melemparkan badannya dengan sangat kencang, Radi menangkapnya dengan baik lalu berdiri menggendongnya.

"Cantik sekali, Keyranya Ayah. Hmm wangi juga." Radi mencium rambut Keyra yang wangi buah-buahan segar. Dilanjut dengan mengecup pipi kenyal dan lembut milik putrinya.

"Rindu Ayah," gumam Keyra, tangannya memeluk leher Radi kuat, kepalanya dengan manja dia rebahkan di bahu sang ayah. Membuat Radi terkekeh senang melihat tingkah lucunya.

"Cie ... ada yang rindu?" godanya sambil terkekeh, dia mencapit hidung Keyra lembut, membuat sang empunya kegelian.

"Ayah juga rindu sama Key."

"Rindu, rindu, rindu." Radi memutar tubuhnya dengan posisi masih memeluk gadis kecil itu. Membuat mereka berdua tertawa bahagia. Reynan dan Raya yang menyaksikan pemandangan itu ikut tersenyum juga.

"Pinter banget peluk-peluk Ayahnya, Key. Cari kesempatan itu namanya!" kekeh Reynan menghampiri keduanya dengan sang istri. Radi geleng-geleng kepala mendengar komentar Reynan tersebut.

"Masuk yuk, Kak, Ray!" Mereka mengangguk, Radi memang sengaja menunggu kedatangan keluarga kecil itu di teras rumah.

"Shalom? Assalamualaikum?" salam Reynan yang dijawab oleh semua orang yang ada di ruang tengah dengan kompak. Dia dan Raya menyalami para tetua yang ada di sana.

"Kok tumben belum rame? Bukannya hari ini mau pada buka di sini?" tanya Reynan heran.

"Gak jadi, Rey. Besok yang lain baru buka di sini, Bima sama Davi masih harus menyelesaikan kasus mereka, hari ini hari terakhir. Jadi yang lain juga ikutan, biar sekalian. Hari ini keluarga kecil kamu sama Arfan saja yang gabung," jawab Raharja membuat Reynan mengangguk paham. Makanan sudah banyak tersedia di meja ruang tengah.

"Tan, aku sama Kak Rey gak enak loh gak bawa apa-apa." Raya memeluk Emilly yang duduk di sampingnya dengan sayang.

"Iya nih, Tan. Maaf banget Rey dan Raya habis ada acara dari luar, pulang cuma mandi, packing buat nginep, dan ambil Key. Baru inget gak bawa apa-apa pas udah depan residence." Reynan benar-benar tidak enak.

"Gak papa, Sayang. Kalian ini kaya sama siapa saja." Emilly mengelus lengan Raya lembut.

"Aku seneng banget kalian mau nginep, Kak. Gak perlu bawa apa-apa juga gak masalah, yang penting kehadiran kalian dan Key. Cukup itu saja," ujar Radi yang masih betah berdiri memeluk Keyra.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang