Chapter 29 - Ayah

387 44 28
                                    

Backsound chapter ini adalah
Dandelion - Chen EXO
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Radi menatap kosong lantai putih heal hospital, dia berjalan sambil menunduk. Hari ini Radi baru selesai kontrol, sudah dua minggu dia keluar rumah sakit dan keadaannya sejauh ini sangat stabil.

'Hhh!'

Helaan nafas berat Radi terdengar sangat keras. Dia mengangkat wajahnya, karena pegal juga rasanya menunduk terus menerus.

"Kak Rey!" panggil Radi spontan karena saat mengangkat wajahnya dia menemukan empat orang yang sangat dia kenal baru saja memasuki area rumah sakit. Empat orang itu berjalan menghampiri Radi.

"Abang? Kok ada di sini? Jadwalnya kontrol yah? Keadaannya sekarang gimana?" tanya Salsa beruntun.

"Kok sendiri sih, Rad? Kenapa gak ngomong sama Kak Rey kalau gak ada yang anter!" timpal Raya juga menambahkan.

Dou bumil itu memberondong Radi dengan banyak pertanyaan. Radi tertawa kecil mendengar kecerewetan dua perempuan ini.

"Santai ajah, cuma kontrol biasa. Alhamdulillah hasilnya baik." Radi menjawabnya dengan simple.

"Bawa kendaraan nggak?" tanya Reynan. Radi menggeleng, orang dia belum memberi kendaraan pribadi lagi.

"Tunggu kita ke dokter kandungan dulu yah, nanti kita anter pulang." Radi berpikir sejenak mempertimbangkan tawaran tersebut.

"Kalian mau cek kandungan, kan? Radi boleh ikut nggak?" Mereka berempat saling melihat satu sama lain. Tumben sekali pikir mereka.

"Ya boleh-boleh saja, ayo ke ruang dr. Sita! Kami sudah ditunggu." Radi mengangguk semangat. Dia penasaran dengan kabar dua calon keponakannya. Raya sudah hamil dua puluh sembilan minggu, sedang Salsa hamil enam belas minggu.

Mereka masuk ke ruang periksa berlima secara bersamaan, karena biasanya mereka berempat periksa bersama juga. Radi diam mengamati dengan detail jalannya pemeriksaan.

Hangat, hati Radi menghangat.

Reynan yang menggenggam tangan Raya saat proses USG berjalan, Reynan juga sangat aktif bertanya soal beberapa keluhan yang Raya rasakan. Begitupun dengan Arfan, dia bahkan mengecup kening Salsa berkali-kali. Sama seperti Reynan, Arfan juga aktif bertanya dan menyampaikan keseharian Salsa.

Radi tersenyum melihat para calon ayah itu jauh lebih aktif tanya ini itu pada dokter daripada duo bumil. Radi jadi berpikir dan bertanya-tanya apakah dia juga akan seperti dua kakaknya jika istrinya hamil nanti?

Mata Radi memanas saat mendengar detak jantung calon dua keponakannya. Dia terharu, dia seperti melihat kebesaran Tuhan secara nyata. Ada dua manusia kecil dalam perut perut Raya dan Salsa. Dia ikut terharu dibuatnya, dia juga ikut bahagia melihat dua pasangan itu bahagia. Apalagi saat melihat dua kakaknya itu mencium perut istrinya masing-masing.

"Kalau anak kalian lahir nanti, kalian pengen dipanggil apa, Kak?" tanya Radi, mereka kini berjalan bersisian menuju parkiran. Mereka berjalan sangat santai apalagi berjalan dengan dua ibu hamil.

"Hmm kayaknya Kakak pengen dipanggil papi," jawab Reynan.

"Kalau Kakak dipanggil papah ajah udah biar gak ribet," kekeh Arfan, dia memang pribadi yang simple.

"Pas kalau gitu, Radi pengen banget di panggil Ayah kalau punya anak. Keponakan Radi nanti panggil Radi ayah deh, Kak. Please, please kasih izin yah." Entah kenapa keinginan itu muncul tiba-tiba di kepala Radi. Salah satu mimpi Radi dalam hidup adalah menjadi seorang ayah.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang