Chapter 32 - Diskusi

254 38 5
                                    

Backsound chapter ini adalah
Syukur (Ver. Rossa)
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Agak random chapter ini lagunya pakai lagu nasional. Tapi ini pas banget rasanya.

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Radi turun dari mobil berwarna metalik navy baru miliknya. Kakinya melangkah tegas memasuki sebuah rumah megah yang ada di hadapan. Para pegawai yang melihat kedatangan Radi langsung menunduk hormat lalu dua pegawai mengantarkan Radi masuk ke dalam rumah.

Begitu memasuki area rumah suasana langsung terasa dingin dan nyaman. Dua pegawai mengantarkan Radi hingga ujung tangga, setelah itu Radi menaiki tangga sendirian. Rumah bergaya klasik itu sangat indah, meski kesan tegas dan dingin sangat terasa.

Begitu sampai di lantai dua Radi langsung menuju ke sebuah ruangan di pojok kanan. Tanpa mengetuk pintu maupun permisi lainnya Radi langsung memasuki ruangan tersebut.

"Long time no see, Rad." Radi langsung disambut oleh dua orang yang sudah menunggunya di sana.

"Gak usah lebay kalian! Kita satu circle yah! Kita sering ketemu," balas Radi memutar bola matanya malas. Rumah seserius dan se-elegan ini dimiliki oleh sosok tengil dan slengean, kadang Radi dibuat bingung.

"Hahaha, muka lo emang gak cocok sok serius sih, Dav," ledek teman Radi yang satunya.

"Diem gak lo!" sentaknya kesal.

"Udah ... udah! Gue mau denger dan mau tahu apa yang kalian temukan." Radi mendudukkan dirinya di depan meja kerja yang ada di ruangan tersebut.

"Gue udah bawa copyan berkas kasus Om Kris dulu yang ada di kejaksaan."

Davian Darmawan, jaksa muda itu adalah teman baik Radi, mereka satu circle sesama penyuka otomotif. Dia juga sepupu dari Rio, teman Radi yang sama-sama seorang pembalap. Davi merupakan putra sulung dari mantan jaksa agung David Darmawan.

Rumah yang Radi datangi ini adalah rumah milik Davi.

"Gue udah nemuin data pengacara Om Kris yang dulu handle perkara ini. Sayangnya hanya sedikit data yang gue dapetin."

Caraka Bimantara, pengacara muda yang merupakan putra tunggal dari pengacara kondang Cakra Aji Bimantara, dia juga satu circle dengan Radi. Orang-orang memanggilnya dengan panggilan Bima.

Mereka berdua lebih tua dengan Radi, keduanya sudah berusia dua puluh enam tahun. Satu angkatan dengan James saat SMA dulu.

"Terima kasih banyak Abang-Abang. Tolong dijelaskan secara lisan, agar gue paham dari sudut pandang hukumnya. Gue baru tahu sekilas soal kasus Papah ini." Radi langsung meminta penjelasan, Davi dan Bima langsung duduk di kursi seberang Radi. Kini mereka bertiga saling berhadapan.

"Ok, sepertinya karena gue jaksa dan info yang gue bawa paling lengkap gue yang jelasin lebih dulu," ujar Davi yang memulai pembahasan ini.

"Dua puluh delapan tahun silam, Om Kris diduga melakukan tindak pidana pembunuhan terhadap Ervan Hadipradja. Tempat kejadian perkara, bertempat di kediaman Ervan Hadipradja, Jl. Gandaria Timur No. 028." Radi untuk sejenak menahan nafasnya. Dia yakin papanya tidak mungkin membunuh orang.

"Kesaksian dari pihak pelapor, malam itu saat pembunuhan terjadi Om Kris datang ke rumah tersebut dan seperti biasa mereka masuk ke ruang kerja Ervan Hadipradja karena asisten rumah tangga sempat mengantarkan minuman ke sana. Tidak lama sekitar lima belas menit kemudian Om Kris meninggalkan TKP. Tidak lama dari itu Ervan Hadipradja ditemukan tidak sadarkan diri di ruang kerjanya dengan luka tusukan di perutnya." Radi berpikir terkait nama tersebut, nama yang tidak asing.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang