Chapter 50 - Satu Koma Tujuh

251 40 23
                                    

Backsound chapter ini adalahBaik dan Buruk - UNGU Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Baik dan Buruk - UNGU
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Rad!!" Radi langsung diterjang dengan tubrukan keras seorang laki-laki seumurannya. Tentu dia langsung menyambutnya dengan senang hati, mereka berpelukan singkat ala laki-laki.

"Gue lega lo masih hidup," tuturnya dengan nafas lega.

"Lebay banget ya ampun, Dre." Radi terkekeh kecil. Hal tersebut membuat Andreas kesal karena malah dibercandai.

"Buruan ajak gue masuk! Gue mau minta ampunan lo." Andreas mendorong-dorong Radi untuk segera masuk ke dalam rumah. Radi geleng-geleng kepala lalu masuk ke dalam rumah diikuti oleh Andreas.

Radi sudah keluar dari rumah sakit lima hari yang lalu setelah dia melewati masa pemulihan dua minggu di rumah sakit pasca koma. Keadaannya sudah membaik, meski harus beradaptasi kembali dengan toleransi rasa sakitnya yang menjadi lebih rendah dua kali lipat dari sebelumnya.

"Langsung ke ruang kerja gue aja, Dre." Mereka berdua langsung masuk ke ruang kerja Radi, disanalah tempat paling aman karena kedap suara.

"Loh, ada Bang Bima dan Bang Vincent juga?" tanya Andreas heran. Radi tersenyum lalu meminta Andreas duduk di kursi yang ada di sana. Mereka kini duduk di meja meeting kecil yang ada di ruangan tersebut. Ruangan ini dulu Radi gunakan untuk kerja dengan Jodi dan Andi.

"Bentar-bentar! Sebelum kita bicara lebih jauh, gue duluan yang ngomong yah, toh kita sama-sama tahu apa yang akan kita bahas." Andreas meminta izin untuk dia yang mulai bicara lebih dulu.

"Rad?" panggilnya sambil menatap Radi yang duduk di seberangnya dengan mimik serius.

"Gue minta maaf dan minta ampun. Sumpah demi Tuhan, demi apapun, lo mau ajak gue sumpah di gereja juga ayo! Gue mau jelasin bahwa gue bener-bener gak ada niatan ngelukain lo, bahkan gue gak pernah ngasih orang-orang gue nagih hutang dengan menggunakan senjata." Andreas tidak ingin hubungannya dengan Radi rusak karena kesalahpahaman.

"Sejak awal gue malah wanti-wanti banget sama mereka jangan sampe salah orang, meski lo sama Seokjin gak mirip seratus persen. Gue bahkan kasih foto kalian berdua biar orang-orang gue gak keliru. Gue bener-bener gak tahu lo tiba-tiba muncul diantara mereka. Lo juga perlu tahu orang yang bawa senjata dan nikam lo adalah orang susupan dari PT Praja Gemilang, bukan dari perusahaan gue. Mereka gak terima karena mengalami kerugian besar akibat Wijaya Corp dan belum ada ganti rugi satu peser pun. Jadi gue dan tim gak salah sama sekali. Gue bawa semua bukti-buktinya, pelakunya udah gue amanin, lo bisa menemui pelakunya di markas gue, lo bebas deh mau apain tu orang." Andreas menyerahkan sebuah flashdisk pada Radi yang langsung Radi buka di laptopnya.

Saat membuka isi-isinya Radi tersenyum tipis, sebagian data tersebut Radi sudah memilikinya dari timnya sendiri. Jadi data dari Andreas hanyalah pelengkap sebenarnya.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang