Chapter 31 - Pihak Luar

223 41 8
                                    

Backsound chapter ini adalah
Yang Terbaik Bagimu - Gitgut feat Ada Band
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Halo?"

"Den Radi? Tolong ke rumah sakit sekarang! Tuan Krisna kecelakaan." Sontak Radi langsung mendudukkan dirinya di kasur. Kantuknya mendadak menghilang, dia terkejut mendengar berita tersebut.

Radi langsung mematikan panggilan tersebut. Dia langsung menyambar tas kecil yang ada di sofa kamar lalu pergi ke rumah sakit tanpa berganti pakaian, hanya memakai piama dan sandal jepit saja.

Di dalam taxi Radi merapalkan doa agar papanya baik-baik saja. Jarak rumahnya dan heal hospital kini terasa sangat jauh karena panik yang mengukung hatinya.

Begitu sampai Radi langsung naik ke lantai paling atas, dia yakin papanya di rawat di ruang khusus keluarga. Kakinya mengetuk-ngetuk lantai lift dengan resah, begitu pintu lift terbuka Radi langsung berlari menghampiri Jeffan yang baru saja keluar dari ruangan perawatan.

"Om Jeff, Papah bagaimana? Papah baik-baik saja, kan?" tanya Radi tidak sabar, dia benar-benar panik.

"Bahu kirinya mengalami benturan kuat, sudah melakukan X-ray dan puji Tuhan tidak ada fraktur. Kami sudah memasang perban elastis, harus digunakan setidaknya sampai satu minggu kedepan." Radi menghembuskan nafasnya sedikit lega, meski tidak melunturkan rasa khawatirnya.

"Tapi sebelum kecelakaan, alergi Krisna sempat kambuh, Rad. Jadi saat ini Papahmu harus kita rawat dulu disini setidaknya tiga sampai empat hari." Baru saja Radi sedikit merasa lega dia sudah kembali dibuat jatuh.

"Om ada operasi sebentar lagi, masuk saja ke dalam! Papahmu paling baru bangun nanti pagi soalnya baru saja Om kasih obat, jadi aman kalau kamu mau jaga malam ini. Om undur diri dulu." Radi mengangguk, dia masih ingin bertanya banyak hal tapi dia tidak bisa menahan omnya lebih lama karena situasi tidak memungkinkan.

Radi mengetuk pintu pelan lalu membuka pintu ruang rawat Krisna. Tio yang bertugas menjaga Krisna segera menyambut Radi.

"Den?" Radi mengangguk lalu bergegas ke toilet lebih dulu untuk mencuci tangan dan wajahnya. Dia tidak mau menyentuh papanya dengan tangan yang tidak higienis.

Radi mendudukkan dirinya di kursi pinggir ranjang pasien, dia meraih tangan Krisna dan menggenggamnya lembut. Dia meneliti badan papanya dari kepala sampai kaki. Wajahnya sangat pucat, lengkap dengan nasal cannula yang terpasang di hidungnya. Perban elastis yang terpasang di badan Krisna tampak dari luar karena kancing teratas pakaian pasien lelaki itu terbuka. Radi menghembuskan nafasnya gusar lalu menutup kancing tersebut dan kembali menggenggam tangan papanya.

"Mas Tio, bisa jelaskan kronologi dua insiden hari ini? Kenapa alergi Papah bisa kambuh? Kalian kenapa bisa lalai? Apa kalian tidak test food dulu?" tanya Radi cemas sekaligus kesal. Krisna itu tertib dan sangat hati-hati. Baik pengawalan maupun makanan, biasanya selalu ada test food lebih dulu. Jadi terlalu janggal jika kecolongannya parah seperti ini.

"Hari ini Pak Krisna ada jadwal meeting di luar kota. Beliau pergi dengan sopir kantor yang reguler karena saya mendampingi Bu Emily untuk hari ini." Radi siap menyimak dengan cermat untuk mendeteksi ada yang janggal lagi atau tidak terkait dua insiden ini.

"Menurut Reza test food sudah dilakukan seperti biasa. Kami benar-benar kecolongan sampai Pak Krisna mengonsumsi makanan mengandung udang. Selama meeting berlangsung Reza bilang tidak ada yang mencurigakan, mungkin Pak Krisna menahannya demi meeting berjalan dengan lancar. Selesai meeting Pak Krisna sempat dua kali muntah sebelum dibawa ke klinik terdekat. Setelah mendapatkan pertolongan yang tepat, keadaan beliau membaik, beliau sempat menghabiskan satu kantong infus dan mendapat dua injeksi obat, untuk detail obat dan lain-lain selama di klinik sana ada di tangan Reza, Den Radi bisa meminta padanya." Radi mengambil nafas dalam, dia tidak dapat membayangkan bagaimana saat kejadian itu terjadi. Papanya jarang sekali ceroboh apalagi sampai begini.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang