Chapter 62 - Ditemani Papah

289 42 31
                                    

Backsound chapter ini adalahPenjaga Hati - Nadhif BasalamahSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Penjaga Hati - Nadhif Basalamah
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Abidzar memarkirkan mobilnya di basement heal hospital, ada mobil lainnya juga ikut menyusul berisikan Andi dan Jodi. Setelah seharian kemarin mereka semua menemani Radi, pagi ini mereka mengantarkan Radi ke rumah sakit, karena kakinya belum juga dapat digerakkan. Abidzar segera turun dari mobil dan membukakan pintu untuk Radi.

Radi mematung begitu pintu tersebut dibuka, di sana berdiri Krisna dengan kursi roda di depannya. Tanpa banyak bicara, Krisna dan Abidzar memindahkan Radi dari mobil ke kursi roda yang ada di sana.

"Terima kasih kalian sudah menjaga Abang ya?" Krisna membuka pembicaraan sambil mendorong kursi roda putranya memasuki area rumah sakit.

"Sama-sama, Om," jawab Andi.

"Yang lain minta maaf gak bisa nganterin dan nemenin, karena harus kerja, maklum hari senin, Om," ujar Jodi mewakili yang lain yang tidak menemani. Sebenarnya mereka bisa saja bolos, toh rata-rata mereka bosnya. Tapi Radi yang melarangnya. Jodi, Andi, dan Abidzar pun hanya Radi izinkan menemani sampai proses penyuntikannya selesai.

"Tidak papa, Nak. Om paham, apalagi Arfan dan Reynan mereka pasti repot banget karena udah ada Aryan dan Keyra." Krisna memahami kesibukan sahabat-sahabat putranya.

"Iya, Om. Hari terakhir kerja sebelum besok puasa dan cuti puasa. Mereka harus ngurus banyak hal hari ini," tambah Abidzar yang diangguki paham oleh Krisna.

"Kalian mau seharian di sini atau bagaimana?" tanya Krisna. Mereka kini sudah memasuki lift untuk naik ke lantai paling atas heal hospital.

"Dilarang sama Abang, Om." Tunjuk Abidzar dengan dagunya, Radi sendiri hanya diam, dia belum buka suara sama sekali.

"Kita nemenin sampai proses suntik selesai saja, Om. Habis itu berangkat ngantor."

"Semangat, ya! Besok dan tiga hari kedepan kan libur." Krisna memberikan semangat dengan senyuman hangatnya. Dia mengusap satu-satu kepala mereka bertiga.

Pintu lift terbuka, Krisna dengan setia mendorong Radi menuju ruangan khusus yang sudah Jeffan siapakan. Jeffan dan James sudah menunggu mereka di sana. Krisna menemani Radi masuk ke ruang transit. Hanya Krisna yang diperbolehkan untuk menemani, jadilah Abidzar, Jodi, dan Andi menunggu di luar saja.

"Belum mandi, kan?" tanya James, Radi mengangguk. Dia memang sudah dipesani abangnya untuk tidak mandi di rumah, karena di rumah sakit akan mandi lagi, biar tidak perlu mandi dua kali.

"Mandi dulu dengan cairan steril ya." Lagi-lagi Radi mengangguk tanpa membuka suara. Krisna berusaha sabar, dia mengambil nafas panjang lalu jongkok di hadapan putranya.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang