Chapter 57 - Idz

310 41 47
                                    

Backsound chapter ini adalahKEHILANGANMU - Shanna ShannonSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
KEHILANGANMU - Shanna Shannon
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Makasih banyak ya, Dzar. Maaf merepotkan," tutur Krisna saat Abidzar datang memenuhi keinginan putra sulungnya.

"Sama-sama, Om," jawab Abidzar. Ekspresinya masih datar, sama sekali belum bersahabat.

"Abang, kenapa, Mas? Kenapa gak langsung ngasih tahu kami kalau Abang masuk rumah sakit lagi?" tanya Adijaya penasaran sekaligus cemas.

"Radi drop di hari meninggalnya Kalandra, setelah di cek semuanya, ternyata terjadi sedikit kerusakan paru. Untunglah langsung ketahuan, sempet muntah darah di ambulance. Maaf kemarin Mas gak kepikiran apapun selain kondisi Radi," jelas Krisna menatap Radi yang tengah tertidur dengan pandangan sedih.

"Astagfirullah, kok bisa?" tanya Adijaya heran. Meski tidak membuka suara, tapi mata Abidzar membulat mendengarnya.

"Setahuku Abang gak punya penyakit paru bawaan. Abang juga gak ngerokok loh, Mas!" Adijaya tidak habis pikir kenapa bisa demikian.

"Efek talium yang pernah masuk ke tubuh dia." Ekspresi datar Abidzar langsung berubah berang mendengar penjelasan tersebut, tangannya mengepal kuat menahan amarah.

"Tapi kata Bang Jeff bisa disembuhkan dengan obat dan terapi," imbuh Krisna.

"Alhamdulillah, semoga setelah ini Abang gak sakit-sakit lagi ya, Mas." Krisna tersenyum dan mengaminkan.

"Maaf, tadi Mas sebut nama Kalandra, aku baru mendengarnya. Kalandra siapa maksudnya?" lanjut Adijaya bertanya.

"Mas ceritakan nanti, Di. Kita langsung pulang saja, ya! Biarkan Idzar dan Radi berdua menyelesaikan urusan mereka," ajak Krisna yang dibalas anggukan oleh adiknya.

"Abi pulang, Bang. Besok Abi kesini sama Umi sepulang Riza sekolah. Adek kecil kamu itu ngerengek banget pengen jenguk kamu." Adijaya pamitan pada Radi, meski pemuda itu masih tidur.

"Bang, titip Abangnya yah! Langsung hubungi kami kalau ada apa-apa!" titip Adijaya para putranya, Abidzar mengangguk paham.

"Selesaikan baik-baik masalah kalian, Dzar!" Krisna mengacak surai hitam Abidzar.

"Tapi Om minta jangan bersitegang, ya! Abangmu bisa collapse lagi jika parunya mendapat tekanan kuat," pesan Krisna pada Abidzar. Meski khawatir, Krisna percaya Abidzar tidak mungkin membahayakan putra sulungnya.

"Om tenang saja." Abidzar menyanggupinya.

Krisna membungkuk sebentar untuk mengecup kening Radi berpamitan.

"Om dan Abi hati-hati di jalan!" Keduanya mengangguk lalu pamit keluar, kebetulan Emily dan Diandra juga sudah selesai membereskan barang mereka.

Malam ini mereka akan beristirahat di rumah, mempercayakan Radi pada Abidzar. Memenuhi permintaan khusus dari Radi sendiri.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang