Chapter 35 - Lelah

297 42 11
                                    

Backsound chapter ini adalahKehilangan Instrument Ver

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Kehilangan Instrument Ver. (Ost. Heart)
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Tangis Radi sudah mereda, tapi badannya semakin terasa tidak karuan. Semua anggota badannya terasa nyeri, sendi-sendinya terasa sakit saat dipakai bergerak, meskipun itu hanya bergerak sedikit saja.

Radi menekan tombol telepon di nakas yang terhubung dengan telepon rumah di ruangan lain. Tiga bawahannya yang memang selalu awas segera bangun dan berjalan cepat masuk ke dalam kamar Radi.

"Bos!" seru mereka dan segera menghampiri Radi yang tampak sedang kesakitan.

"Katakan apa keluhannya!" titah Steve sambil memeriksa keadaan Radi.

"Seluruh badan nyeri, terutama sendi. Dingin, pusing," jelas Radi pelan dengan mata setengah terbuka. Steve beranjak lalu kembali dengan sekantong cairan infus.

"Tolong lepaskan jaket yang Bos pakai!" pinta Steve pada dua rekannya.

"Bos, maaf. Lepas dulu jaketnya agar mudah." Darius dan Kaiden melepaskan jaket Krisna perlahan, Radi tidak dapat menolaknya.

Saat akan memasang infus, Steve mendesah frustrasi saat punggung tangan kiri Radi masih bengkak bekas kemo terakhir. Jadilah dia memasang di punggung tangan kanan. Setelahnya Steve memasukkan obat ke dalam cairan infus tersebut.

"Bos, ini sepertinya efek kemo yang terakhir." Radi menghembuskan nafasnya pelan. Tenaganya terasa dikuras habis, dia tidak peduli ini efek apa atau karena apa. Dia hanya mau segera sembuh, dia ingin seluruh sakit ditubuhnya segera menghilang.

"Tidur! Hari ini Bos tidak boleh puasa! Nanti kita bangunkan saat waktunya sarapan," putus Steve tegas dan mutlak, Radi mengangguk nurut. Radi perlahan terlelap karena obatnya bekerja dengan baik.

"Kita pantau terus keadaannya, jika dalam dua kali dua puluh empat jam tidak membaik kita kembali ke ibu kota!" Kaiden dan Darius mengangguk paham.

Kaiden langsung menghubungi pilot dan kru pesawat untuk selalu siaga untuk kemungkinan terburuk empat puluh delapan jam kedepan. Mereka memang terbang ke Batam menggunakan pesawat pribadi milik Radi.

"Apa perlu ke rumah sakit, Steve? Jika iya, kita bersiap." Darius yang cemas menanyakan opsi tersebut.

"Tim yang dr. James kirim belum sampai sini. Percuma juga ke rumah sakit, semua obat-obatannya juga lengkap ada pada kita. Tambah stok infus saja! Dan tolong hubungi Tuan Galang untuk minta dikirim oksigen untuk jaga-jaga! " Darius mengangguk paham, dia dan Kaiden keluar untuk melaksanakan apa yang Steve perintankan. Galang adalah teman James yang merupakan pemilik salah satu rumah sakit swasta yang pernah James jelaskan.

Alasan Radi memakai pesawat pribadinya, salah satunya ini. Dia dibekali banyak obat oleh Jeffan dan James, tentu obat tersebut perlu perlakukan khusus selama dalam penerbangan. Radi juga perlu bersiap untuk kemungkinan terburuk terkait kondisinya.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang