Chapter 27 - Luka

354 43 14
                                    

DOUBLE UP!

Backsound chapter ini adalah
Bohongi Hatiku - Mahalini
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Abang?" Mata Radi mengerjap saat seseorang membangunkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang?" Mata Radi mengerjap saat seseorang membangunkannya.

"Bang?" Orang itu mengelus pundak Radi lembut. Dia mengernyit, ada yang salah dengan Radi. Adijaya merasakan tubuh Radi sangat panas sekarang.

"Abi?" Ternyata yang membangunkannya adalah Adijaya.

"Subuh dulu, bangun sebentar yah." Adijaya mengelus kepalanya Radi dan tersenyum hangat. Radi mengangguk kecil dan berusaha untuk bangun dari posisi berbaringnya tapi dia gagal, badannya sungguh lemas.

"Kamu demam, Bang," beritahu Adijaya.

'Eugh ... sshht ....' Erangan dan ringisan lolos dari mulut Radi. Kepalanya terasa begitu sakit.

"Sakit, Bi. Kepala Abang sakit," keluh Radi. Adijaya langsung menggenggam tangan Radi, dia merasakan Radi meremas tangannya begitu kuat.

"Tidur lagi, maaf Abi membangunkan Abang. Subuhnya tunda dulu gak papa, nanti Abang ganti." Adijaya jadi merasa bersalah sekaligus khawatir.

"Abang bisa, Bi. Abang bisa." Radi berusaha bangun dibantu Adijaya. Adijaya mensetting ranjang pasien jadi setengah duduk, lalu dia memberikan Radi minum lebih dulu.

"Kalau begitu Abang diem! Wudhu di sini ajah! Sebentar, Abi siapkan dulu." Radi menahan tangan Adijaya yang hendak beranjak.

"Kenapa? Abang mau tayamum ajah?" tanya Adijaya mengelus kepala Radi lembut, yang ditanya menggelengkan kepalanya.

"Abang wudhu di kamar mandi saja, Bi. Biar Abi gak ribet dan repot." Radi tidak mau membuat repot siapapun.

"Kalau begitu, sebentar!" Adijaya pergi sebentar ke pojok ruangan, dia mengambil sebuah kursi roda. Dengan cekatan dia memindahkan kantong infus Radi lalu memindah Radi ke kursi roda.

"Sambil duduk, yah. Abi takut kamu pusing buat wudhu sambil berdiri." Radi hanya mengangguk.

Adijaya mendorong kursi roda itu masuk ke kamar mandi.

"Mau buang air dulu, Bang?" tawarnya sebelum membawa Radi ke kran untuk berwudhu.

"Nggak, Bi."

Radi berwudhu dengan lancar dibantu Adijaya. Setelah itu segera kembali ke dalam kamar.

"Orang-orang kemana, Bi?" tanya Radi yang merasakan ruangannya sepi sekali.

"Andi, Idzar, dan Umi subuh ke mushola. Yang lainnya masih tidur, cuma Om Jeffan dan Om Awan saja yang sudah keluar untuk olahraga dan nanti beli sarapan untuk kita." Radi ber oh ria mendengarnya.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang