Chapter 38 - Mimisan

251 39 24
                                    

Backsound chapter ini adalahKehilangan Instrument (Ost Heat)Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Kehilangan Instrument (Ost Heat)
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Maafkan Abang dan Daddy yah, Rad. Kemarin kami benar-benar tertahan di rumah Om Adi." Radi tersenyum santai sambil mengeringkan rambutnya. Dia baru selesai mandi, dia menginap di rumah sakit satu hari, hingga sore ini baru diizinkan pulang.

"Ckck, sudah berapa kali lo minta maaf, Bang? Gue gak papa," decak Radi jengah, karena sejak pagi James minta maaf terus padanya.

"Lagian Om Jeff udah nyogok gue pakai sushi, itu udah cukup buat gue, Bang." Radi cengengesan seolah semuanya baik-baik saja. Padahal kemarin dia galau bukan main karena kemo sendirian.

"Gue balik yah, Bang. Biar gak kesorean nyampe rumah." James mengangguk, dia menemani Radi turun ke bawah sekalian dia mau ke restoran depan rumah sakit untuk mengisi perutnya.

Radi mematikan AC mobilnya lalu membuka jendela mobilnya agar dapat menikmati angin sore yang hangat. Perjalan menuju rumahnya terbilang lancar sampai akhirnya mata Radi menyipit saat menemukan sebuah mobil berhenti di pinggir jalan yang sepi.

Darah Radi mendidih saat mendapati lima orang yang berusaha memecahkan kaca mobil tersebut. Dengan gerak cepat Radi menghentikan mobilnya lalu keluar untuk menolong sang pemilik mobil. Amarah memuncak, dia tidak terima.

"WOY!!" teriak Radi marah. Lima orang itu langsung menyeringai, mereka langsung menyerang Radi, seolah tahu dan sudah mengenal lelaki itu.

Radi membuka ikat pinggangnya untuk dia jadikan senjata. Serangan pertama Radi tangkis dengan ikat pinggang. Wajah dua diantara mereka langsung memerah dan tercetak bekas ikat pinggang Radi. Saat keduanya lengah Radi langsung memutar kaki kanannya membantai, keduanya langsung tumbang, tidak sia-sia ilmu taekwondonya.

Serangan kedua Radi langsung menggunakan teknik boxing, karena kali ini mereka bertiga menyerang bersamaan, ditambah dua yang tadi tumbang juga langsung bangkit. Radi tahu akan kalah jika lima lawan satu apalagi dia baru selesai kemo, maka Radi mengeluarkan kode tangan, langsunglah datang enam bala bantuan. Penjaga bayangan Radi keluar begitu mendapat kode dari atasan mereka. Perkelahian tidak terelakkan dan berjalan cukup alot. Meski demikian, tim Radilah yang menang.

"Abang!" Radi segera menghampiri sang pemilik mobil lalu langsung memeluknya erat.

"Abang takut," gumam Radi dengan suara bergetar.

"Abang takut Mamah terluka." Emilylah pemilik mobil tadi. Radi memeluk mamanya erat, sangat erat. Dia tidak dapat membayangkan jika sampai perempuan nomor satunya ini terluka.

"Abang tenang! Mamah tidak papa, kan ditolong sama Jagoannya Mamah." Emily mengelus punggung Radi lembut untuk menenangkan.

Radi berusaha mengatur nafas dan emosinya lalu melepaskan pelukan tersebut. Mata Emily seketika langsung terbelalak.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang