Chapter 68 - Adeknya Mas Bi

67 32 5
                                    

Backsound chapter ini adalahBaik dan Buruk - UNGUSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Baik dan Buruk - UNGU
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Abian keluar dari lift dengan menenteng satu gelas susu dingin di tangannya. Waktu masih menunjukkan pukul 01:25. Saat dia hendak kembali ke kamarnya, dia menemukan siluet seseorang di balkon umum lantai dua. Kakinya melangkah mendekat untuk memastikan siluet itu milik siapa.

"Om?" sapanya, ternyata Krisna yang ada di sana. Dia tengah menyendiri dan merenung dengan secangkir kopi panas di tangannya.

"Mas Bi?" Krisna tersenyum lembut mendapati putra barunya. "Sini duduk, Mas!" Dia menepuk-nepuk sisi sofa yang kosong di samping kirinya.

Abian mengangguk, dia mendudukkan diri di sana. Kebetulan sekali dia memang ingin bicara empat mata dengan Krisna.

"Om—"

"Papah, Mas!" sergahnya langsung, Abian mengelus leher belakang nya, masih canggung.

"Kamu bakal diomelin adekmu kalau dia denger kamu masih manggil Papah om." Abian terkekeh pelan, benar sekali apa kata Krisna, Radi pasti mengomel jika tadi dia mendengarnya.

"Izin ambil susu dingin, Pah." Abian mengangkat gelas yang ada di tangannya.

"Tidak perlu izin, Mas." Krisna meletakkan cangkir kopinya ke meja lalu duduk menyamping agar dia bisa berhadapan dengan Abian.

"Semua isi rumah ini milik Mas juga." Abian mengangguk paham.

"Di kulkas yang khusus minuman penuh banget sama susu, Pah. Memang biasa nyetok banyak susu di sini?" tanya Abian membuka topik pembicaraan.

"Adekmu pencinta susu, Mas. Jadi di rumah ini selalu ada stok susu, baik susu sapi segar maupun susu lainnya, ada oat, almond, kadang susu kacang hijau beli juga kalau adekmu lagi ngidam." Abian mengangguk-ngangguk paham.

"Mas juga jadi ketularan, Pah," kekeh Abian sambil meneguk susu dingin miliknya. Krisna menarik dua sudut bibirnya saat Abian sudah mulai menyamankan diri dengan panggilan baru mereka.

"Mas pencinta kopi banget, tapi diomelin mulu tiap hari tiap waktu sama Adek selama Mas pemulihan dari kecelakaan dulu." Krisna ikut terkekeh mendengar curhatan Abian, karena dia dan Rafka kerap kali mendapatkan omelan yang sama juga terkait kopi.

"Papah sama Rafka juga sering kena omel kalau masalah kopi mah, Mas."

"Mas sering insomnia sampe bikin Mas sakit kepala, jadinya Adek cuma jatahin Mas kopi seminggu dua kali kalau weekend aja. Malah keterusan deh sampai sekarang, bahkan jadi ketularan suka susu dingin." Krisna tertawa renyah, putra sulungnya pintar sekali mempengaruhi seseorang.

Setelahnya dia menatap Abian lekat, dia masih sedikit tidak percaya bahwa pemuda ini adalah putra dari Ervan.

"Ekhem!" Abian berdehem lalu meletakkan susu dinginnya ke meja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 12 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang