Chapter 39 - US

242 42 20
                                    

Radi tersenyum bangga menatap podium sebuah balapan motor, dia melihat sosok yang sangat dia kenal berdiri di podium satu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Radi tersenyum bangga menatap podium sebuah balapan motor, dia melihat sosok yang sangat dia kenal berdiri di podium satu. Radi melangkah maju menyambutnya begitu orang tersebut berjalan menuju tempat timnya berada. Melihat Radi menyambutnya, lelaki jangkung berkulit putih itu segera berlari lalu memeluk Radi erat.

"Kenapa gak bilang kalau mau datang, Bang?" tanya lelaki itu terkejut namun juga senang dalam waktu bersamaan.

"Kejutan, Raf. Adek Abang keren banget nih, podium satu jadi langganan kamu. Kasian lawan-lawanmu, Raf. Mereka gak pernah kamu kasih podium satu." Radi menepuk-nepuk punggung itu kencang penuh rasa bangga.

"Kejutannya berhasil, kangen banget tahu, Bang!"

"Kamu yang jarang banget pulang ke Indonesia, pengennya disamperin mulu. Heran banget deh." Mereka berdua tertawa lepas, lalu keduanya berjalan sambil saling merangkul. Keduanya menghiraukan media yang memotret kebersamaan mereka.

"Kita makan yuk, Bang! Gue laper banget belum makan apa-apa pas sebelum tanding." Radi mengangguk menyetujui ajakan tersebut.

"Kali ini kalian makan tanpa saya. Kalian bebas makan apa saja dan di mana saja setelah semuanya beres." Semua tim balapan tersebut langsung menyanggupinya. Lagipula tidak ada yang berani mengganggu jika bos mereka sudah bersama dengan Radi.

"Tuan Radi? Apa kabar?" sopir yang tengah membawa mereka ke tempat makan menyapa Radi ramah.

"Baik, alhamdulillah. Kamu sendiri apa kabar, Im?" tanya Radi balik.

"Alhamdulillah baik juga," jawab Baim yang merupakan asisten dari pembalap motor tadi.

"Baim ajah, ditanyain. Padahal Adeknya belum ditanyain tuh kabarnya bagaimana." Radi terkekeh mendengar rajukan tersebut.

"Ya ampun. Raf! Orang-orang pasti gak nyangka pewaris Atmadja Grup bisa merajuk kayak gini." Radi mengacak rambut lelaki itu gemas.

Perkenalkan, pembalap motor ini adalah Rafka, pewaris tunggal dari Atmadja Grup. Dia sangat dekat dengan Radi, hubungan mereka dapat dikatakan sahabat spesial.

....

"Aku marah loh, Bang. Bisa-bisanya aku baru tahu Abang operasi kepala sekarang!" Rafka memasang wajah tidak senang, karena baru saja mendengar cerita soal operasi Radi tempo hari dari mulut Radi sendiri.

"Abang sengaja larang orang-orang ngasih tahu kamu, karena Abang tahu jadwal kamu lagi padet. Untungnya saat itu Mamah Papah tahu kamu lagi balapan di Jepang jadi tidak memberitahumu tanpa perlu Abang pinta." Rafka menghembuskan nafasnya kasar lalu meneguk air dingin miliknya dengan rakus.

"Kebiasaan banget kalau ada apa-apa jarang dikasih tahu. Mentang-mentang aku jauh." Radi tertawa kecil melihat wajah merengut tersebut.

"Gak cocok manyun-manyun begitu, Raf! Badan dan muka kamu macho banget." Radi mulai menyantap makanannya yang sudah datang.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang