Chapter 36 - Peluk

203 40 9
                                    

Backsound chapter ini adalahSeribu Pelukan - Raissa RamadhaniSilakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Backsound chapter ini adalah
Seribu Pelukan - Raissa Ramadhani
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

"Sudah dapat nomor barunya Kris atau Emily?" tanya Aryo pada istrinya.

"Belum, Mas. Anak-anak sedang mencarinya, tunggu sebentar lagi." Aryo mendesah khawatir, Radi jatuh tidak sadarkan diri di hadapannya tapi tidak membawa apapun terkait identitasnya, termasuk ponsel.

"Tidak perlu memberitahu Papah dan Mamah saya, Pak," cegah Radi. Lelaki itu sudah sadar, tapi karena posisi Aryo dan istrinya membelakanginya jadi mereka tidak tahu.

"Kamu sudah sadar, Nak?" tanya Aryo cemas, dia menghampiri Radi dan duduk di kursi yang ada di samping ranjang. Radi mengangguk lalu mendudukkan dirinya dan bersandar di kepala ranjang dibantu oleh Aryo. Matanya mengedar ke seluruh ruangan, dia berada di sebuah kamar asing.

"Kamu Om bawa ke rumah Om. Ini kamar tamu." Radi mengangguk paham.

"Terima kasih banyak, Pak." Radi tersenyum dan berterima kasih dengan tulus.

"Om, panggil saja saya om." Senyum Radi semakin lebar, sepertinya Aryo terenyuh gara-gara kejadian pingsannya.

"Diminum dulu, Nak. Biar enakan." Istri Aryo masuk ke dalam kamar membawakan madu hangat.

"Terima kasih banyak, Tante." Istri Aryo tersenyum dan mengangguk, dia mengelus kepala Radi lembut.

"Aku tinggal, Mas." Dia meninggalkan kamar tamu, sengaja meninggalkan suaminya berdua dengan Radi.

"Minum dulu." Aryo membantu Radi minum dengan hati-hati.

"Hafal nomor Papahmu, kan? Telepon dia segera! Sekarang pasti dia sedang mencemaskanmu, Nak. Apa kalian menginap sekitar sini makanya kamu subuhan di masjid sini? Menginap di villa mana? Ayo Om antar!" Radi kira akan sulit menembus pertahanan Aryo, tapi ternyata tidak terlalu sulit.

"Radi ke Batam sendirian, Om. Radi sengaja ke sini untuk mencari keberadaan Om. Tapi belum Radi cari Allah sudah mempertemukan kita lebih dulu." Aryo mengambil nafas dalam, sepertinya dia memang harus berdamai dengan masa lalunya. Jika sudah berhadapan langsung begini mau tidak tahu dia harus membuka diri atas alasan apa yang membawa Radi jauh-jauh mendatanginya.

"Apa apa mencari Om?" tanya Aryo.

Radi menatap Aryo serius lalu mengalirlah penjelasan kenapa dia datang ke Batam mencari Aryo. Radi juga menanyakan banyak hal yang dia butuhkan, Aryo dengan jujur dan apa adanya menjawab semua pertanyaan Radi. Cukup lama mereka mengobrol serius, hal tersebut membuat Radi sedikit tenang sekaligus sangat cemas terkait keselamatan keluarganya.

"Kanker apa?" tanya Aryo tiba-tiba saat Radi termenung selesainya mereka membahas masalah Ervan Hadipradja. Radi langsung menolehkan kepalanya pada Aryo dengan kening berkerut.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang