Chapter 30 - Orang Asing

198 44 8
                                    

Backsound chapter ini adalah
Terima Kasih Sudah Bertahan - Ghea Indrawari
Silakan putar di platform musik yg kalian pakai dengan mode putar ulang!

Happy Reading!
Enjoy!
.
.
.

Radi yang baru selesai olahraga segera membersihkan diri. Setelahnya dia melaksanakan sholat subuh dengan khusyuk di kamarnya. Selesai berdoa matanya menangkap sebuah kotak yang baru Radi ingat belum Radi buka.

"Hadiah dari Mamah sampe kelupaan. Maafin Abang, Mah." Kotak pemberian Emily saat dia diusir dari rumah terlupakan oleh Radi karena terlalu banyak yang harus dia urus belakangan ini.

Air mata Radi menggenang saat membuka kota hadiah tersebut. Isinya adalah Alqur'an pocket berwarna hitam dan dua tasbih, manual dan digital. Di dalamnya terdapat sebuah surat disana.

Assalamualaikum, putra sulungnya Mamah?

Mulai hari ini Mamah akan membiasakan diri dengan keyakinan baru Abang. Hari ini, Mamah sangat terkejut mendengar kabar tersebut dari Papah. Tapi tenang saja, Mamah menghormati keputusan Abang, semoga Abang bisa menjadi putra yang soleh, Mamah doakan.

Bang, saat Papah mengabari masalah ini Mamah baru selesai makan siang di mall. Mamah tiba-tiba kepikiran buat ngasih Abang hadiah, jadilah Mamah membeli al-qur'an dan tasbih. Semoga bermanfaat, semoga mushafnya sering Abang buka dan baca. Haha, Mamah tahu tahuan banget yah istilah mushaf. Terbiasa ngobrol sama Umimu, Bang. Jadilah Mamah juga tahu banyak istilah dalam islam.

Papahmu marah besar dan kecewa berat, Bang. Mamah harap Abang bisa bersabar dengan semua sikap kecewanya Papah. Tapi percayalah! Papahmu tidak pernah membencimu, Bang.

Bahagia selalu solehnya, Mamah. Doa dan ridho Mamah selalu menyertai setiap langkah dan helaan nafas Abang.

With Love,
Emily Lusiana

Air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk matanya kini luruh. Dia mendekap al-qur'an tersebut lalu menciumnya penuh rasa haru. Mamanya sangat lapang dada, luar biasa.

Radi menghela nafas dalam lalu berpikir apa lagi yang dia lupakan.

"Gue ngerasa ngelupain sesuatu lagi, tapi apa yah?" gumam Radi bertanya-tanya, keningnya berkerut dalam berpikir keras. Tapi nihil, dia tidak kunjung mengingat apapun.

"Hhh ... mana hidup gue sepi banget sekarang. Andi dan Jodi sibuk; Abidzar apalagi, tidak ada hari tanpa libur; dan gue sekarang pengangguran." Radi tertawa kecil menertawakan diri sendiri.

Radi meletakkan hadiah dari Emily dan perlengkapan sholatnya ke lemari terbuka khusus perlengkapan sholat. Radi merebahkan badannya ke tempat tidur lalu membuka sosial media miliknya.

"Idzar kayak seleb ajah. Gerak dikit masuk ke dalam portal berita," gerutu Radi kesal, karena laman pertama yang muncul adalah berita soal Abidzar yang memenangkan tender besar.

"Semua orang sibuk anjir, ngerasa gak guna banget hidup gue," gerutu Radi lagi kesal pada dirinya sendiri.

Meski badmood, Radi tetap menelusuri sosial medianya. Matanya membulat senang saat melihat postingan dari Niko, temannya. Tidak menunggu waktu lama Radi langsung menutup sosial medianya lalu menelpon Niko.

"Halo, Rad?"

"Halo, Nik," jawab Radi.

"Ada apa nih masih pagi buta lo udah telepon gue? Gak kurang pagi, Rad? Lo subuh-subuh banget nelpon gue?" Niko tahu betul temannya ini paling tidak suka pagi harinya dikacaukan. Jika sampai menelpon pagi hari berarti ada hal penting.

RADIAN (PREQUEL OF ABANG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang