Orline melangkahkan kakinya memasuki kelasnya yaitu XII MIPA 2. Dengan perasaan kesal, ia duduk dibangkunya yang berada disebelah Helcia, sahabatnya semasa SMA.
Helcia Kinanra Borja, ia terkenal populer karena parasnya yang cantik dan juga memiliki otak yang cerdas. Selain dikenal pintar dan cantik, dia juga dikenal memiliki sifat yang baik, lembut, dan penyayang. Perempuan yang sangat diidam-idamkan para laki-laki.
"Orline? Semuanya baik?" tanya Helcia menatap sahabatnya yang tengah menekuk wajahnya.
"Enggak Hel, semuanya kacau, gua tadi enggak sengaja nabrak Abyan, ketua Radexs itu, nah dia malah ngancem gua kalau selagi gua masih disekolah ini, dia bakal gangguin gua terus sampe gua enggak berani lagi menginjakkan kaki di sekolah ini," curhat Orline memajukan bibir bawahnya.
"Maksud lo dia mau balas dendam?" tanya Helcia yang langsung mengerti.
"Iya bener! Padahal gua udah enggak mau lagi berurusan sama dia."
Helcia sudah tau semua masalah yang menimpa sahabatnya dengan Abyan. Orline lah yang menceritakannya sewaktu mereka duduk dikelas sebelas semester dua.
"Lo enggak coba bicara baik-baik gitu sama dia? Siapa tau aja dia mau dengerin lo," usul Helcia membuat Orline menolak tegas.
"Enggak akan!! Gua mana sudi ngomong baik-baik sama dia, selain gengsi nanti dia juga pasti semakin kepedean."
Helcia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya. Tiba-tiba satu ide jahil muncul dibenaknya.
"Jangan terlalu benci Lin, karena benci itu singkatan dari benar cinta," ujar Helcia tertawa menambah kesan manis diwajahnya.
"Ngarang pastikan lo," tuduh Orline.
"Iya hehe."
Bel masuk berbunyi dengan keras sampai seluruh penjuru sekolah mampu mendengarnya. Seluruh siswa dan siswi pun berhamburan pergi kedalam kelas masing-masing.
Berbeda dengan kelas yang lainnya, kini keadaan kelas XII IPA 1 hening dan tak bersuara. Jangan heran mengapa, karena murid yang berada dikelas tersebut adalah anak-anak ambis dan juga cerdas.
Disaat jam pelajaran berlangsung, tidak ada yang bersuara sedikit pun. Berbeda lagi jika kelas sedang jam kosong atau sedang istirahat, kelas itu akan sama seperti kelas yang lain, yaitu heboh dan juga berisik.
Kanha yang mulai merasa bosan menoleh kearah Elfrey yang tengah sedang fokus memperhatikan guru yang mengajar. Rasa ingin keluar dari kelas menggebu-gebu dalam dirinya. Tapi segera mungkin ia hilangkan karena jika ketahuan dia membolos, maka tidak segan-segan guru akan mengeluarkannya dari kelas unggulan.
Tentu saja ia tidak menginginkan hal itu. Jika itu terjadi, mungkin ibunya akan merasa kecewa dengan dirinya.
Empat jam sudah dihabiskan para murid untuk belajar dikelas. Dan akhirnya bel istirahat berbunyi membuat sorak-sorak gembira memenuhi setiap ruang kelas.
Seluruh siswa dan siswi berlomba-lomba memasuki kantin. Tidak sampai sepuluh menit, kantin sudah ramai seperti pasar.
Kantin mendadak sunyi saat tujuh anggota inti Radexs yang melangkahkan kaki mereka memasuki kantin. Saat tujuh pria itu sudah mendapatkan tempat duduk, keadaan kantin pun kembali seperti semula.
Seorang perempuan yang memiliki pipi chuby dan rambut yang tak terlalu panjang memasuki kantin dengan wajah yang terlihat marah. Ia menghampiri satu siswi yang tengah menatap pacarnya dari kejauhan.
Plakk
Satu tamparan mendarat kearah pipi satu siswi yang dikuncir dua itu. Korban yang kena tamparan itu pun hanya menunduk sembari memegang pipi kanannya yang ditampar tanpa berniat membalas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radexs Gang [END]
Teen FictionRadexs Gang, bukan geng motor, ataupun mafia. Mereka hanyalah kumpulan remaja yang memiliki tujuan untuk saling menolong dan melindungi. Tugas mereka adalah menyelesaikan misi yang diberikan lalu sebagai gantinya, mereka bebas meminta satu permintaa...