EXTRA PART 2

93 5 16
                                    

Terlihat disebuah gedung dengan dekorasi yang begitu mewah dan elegan menghiasi gedung tersebut. Banyak tamu yang berdatangan dengan pakaian yang mahal dengan membawa sebuah kado ditangan mereka.

Hari ini adalah hari yang sangat penting dan berharga bagi Helcia dan Elfrey. Karena dihari ini, mereka akan menjadi pasangan suami istri.

Ralat, keduanya memang sudah sah menjadi pasangan suami istri. Dan saat ini, resepsi pernikahan mereka sedang dilaksanakan, namun acaranya masih belum dimulai.

Orline berjalan santai memasuki gedung besar yang dipenuhi banyak dekorasi mewah. Ia mengukir senyuman manis dibibirnya, hari ini ia juga merasa sangat bahagia atas pernikahan sahabatnya.

Orline hendak pergi ke ruangan dimana Helcia tengah di rias. Dirinya sudah tak sabar melihat kecantikan sahabatnya itu.

Orline mempercepat langkahnya, sampai-sampai ia tak sadar jika menabrak tubuh seseorang. Ia meringis kesakitan memegangi keningnya.

Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah orang yang ia tabrak tadi. Seketika tubuhnya menjadi tegang dan tiba-tiba saja ia menjadi 'dejavu'.

Orang yang ia tabrak tadi adalah Abyan, laki-laki yang dulunya sangat ia benci. Namun berbeda dengan sekarang.

Mendadak Orline mengingat pertemuan pertama kali dirinya dan juga Abyan saat di sekolah semasa SMA. Sontak, bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman manis.

"L-lama kita ti-tidak k-ketemu, Abyan," ucap gugup Orline.

Orline terlihat sangat cantik dan manis saat ini. Dengan gaun berwarna orange sebatas lutut dengan rambut yang disanggul, serta sebuah jepitan pita pula menghiasi rambutnya. Tak hanya itu, Orline memakai make up yang membuat wajahnya lebih tampak berseri.

"Hm. Apa kabar?" tanya Abyan santai.

Sedangkan, Orline? Ia bergerak gelisah ditempatnya. Rasanya begitu canggung karena berhadapan langsung dengan Abyan, bahkan laki-laki didepannya terlihat begitu tampan dan gagah.

"Gua baik, hehe. Lo sendiri gimana? Apa sekarang lo udah punya pasangan?" tanya Orline spontan.

Memalukan, ini benar-benar memalukan. Orline mengumpati mulutnya yang tak bisa diajak bekerja sama saat ini. Bisa-bisanya ia mengatakan hal yang begitu membuat dirinya terlihat masih berharap dengan, Abyan?!

"M-maaf, Abyan. G-gua eng-enggak bermaksud apa-apa, hehe," ucap Orline menggaruk tengkunya yang tak gatal dengan wajah yang terlihat panik.

Abyan hanya mengangguk lalu tersenyum. "Masih belum bisa ngelupain gua?"

"Jangan kepedean," elak Orline.

"Yaudah."

"Oh iya, Abyan. Gimana sama kuliah lo? Lancar?" tanya Orline.

"Lancar."

Orline tersenyum mendengar pernyataan Abyan. "Baguslah kalau gitu, gua ikut bahagia dengernya."

"Iya, terima kasih."

"Em, Abyan. Lo masih belum jawab pertanyaan awal gua."

Persetan dengan rasa malunya. Yang penting, rasa penasaran Orline bisa terjawabkan.

Lagi pula, ia sudah terlanjur malu sejak awal. Jadi, untuk apa tanggung-tanggung? Mending sekalian saja.

"Belum. Gua mau fokus ke karir gua dulu," jawab santai Abyan.

Orline mengangguk mengiyakan. Entah mengapa perasaan bahagia menyelimuti dirinya.

"Orline, gua ingin kita lupakan semua yang terjadi diantara kita dulu. Dan, mari kita menjalin sebuah hubungan hari ini."

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang