PART 29 . Kekacauan

80 7 4
                                    

Hari ini adalah hari senin. Hari dimana seluruh sekolah di Indonesia melangsungkan upacara bendera.

Seluruh murid serta guru di sekolah Sma Academy Internasional School kini sedang berdiri di tengah lapangan. Saat ini, upacara sudah di bagian amanat, yaitu dimana pembina upacara menyampaikan sebuah pidato atau pesan untuk seluruh murid-muridnya.

Suasana lapangan kini hening, hanya terdengar suara guru yang tengah menyampaikan sebuah amanat. Tidak ada satu murid ataupun guru yang mengobrol, mereka semua menghormati guru yang saat ini sedang berbicara didepan mereka.

Sma AIS memang menjunjung tinggi rasa menghormati terhadap sesama. Di sekolah ini, sebandel dan senakalnya murid, ia tidak pernah lupa akan tata krama dan sopan santun. Mereka berubah seperti itu bukan tanpa alasan, terkadang memang lingkungan sekitar berpengaruh besar terhadap diri sendiri.

Jika kau dikelilingi oleh orang-orang yang baik, maka sifatmu juga pasti akan menyesuaikan dengan lingkungan sekitarmu. Begitu pula sebaliknya, jika kau dikelilingi oleh orang-orang yang tidak baik, maka kau juga akan terpengaruh dengan hal itu. Percaya ataupun tidak percaya, tapi hal ini memanglah benar adanya.

"Sumpah, itu guru enggak ada capeknya apa? Ngomong mulu dari tadi," gerutu Kanha dalam hatinya.

Dor

Dor

Suara tembakan terdengar sebanyak dua kali. Suara itu membuat fokus semua murid serta guru teralihkan. Terutama anggota inti Radexs yang sudah sangat waspada dan celingak-celinguk mencari keberadaan orang-orang yang membunyikan pistol tersebut.

"SIAPA ITU?" teriak guru didepan mic yang kini sedang jadi pembina upacara.

Tiba-tiba segerombolan laki-laki datang dari berbagai arah. Mereka berlari ke tengah lapangan upacara senbari terus membunyikan pistol keatas.

Hal itu membuat seluruh murid dan guru-guru semua panik dan berlari kesana kemari untuk menyelamatkan dirinya masing-masing. Disaat semua orang sibuk menyelamatkan diri, anggota inti Radexs justru berlari untuk menghadapi orang-orang yang kini menyerang sekolah mereka.

Abyan melirik Rado sejenak. Rado mengangguk, ia paham apa arti dari lirikan yang diberikan oleh Abyan. Sesegera mungkin Rado menekan earphone yang berada ditelinganya.

"Ke sekolah, sekarang," ucap Rado.

Disisi lain, Zoe dan Arkhan sibuk mengevakuasi seluruh penghuni sekolah. Kebetulan sekolah Sma AIS memiliki sebuah ruangan yang besar, yang mana ruangan tersebut memang dipersiapkan untuk keadaan darurat. Jadi ruangan itu sudah dirancang seaman mungkin dan senyaman mungkin.

Saat merasa semua sudah aman, Zoe dan Arkhan pun ikut bergabung untuk bertarung melawan orang-orang yang tiba-tiba membuat kekacauan di sekolah mereka. Anggota Radexs semua sudah bisa menebak, pasti ini adalah ulah yang dibuat oleh anggota Urlion.

Helcia dan Shafira berlari menuju lapangan karena mendengar suara gaduh. Saat sampai, keduanya terkejut melihat banyak sekali orang-orang dengan pakaian hitam dan senjata ditangan mereka.

Dari awal sebelum upacara, Helcia ditugaskan oleh Profesor atau guru yang mengajar ekstrakurikuler sains untuk menyusun peralatan yang baru saja dibeli untuk praktek nanti diruangan laboratorium. Alasan mengapa Helcia yang dipilih, karena hanya Helcia yang paham dan mengerti letak-letaknya. Jadinya Helcia tidak mengikuti upacara.

Sedangkan Shafira, dipertengahan upacara ia meminta izin pergi ke kamar mandi kepada anggota pmr yang berjaga dibelakang saat upacara. Tapi saat kembali dari toilet, ia malah melihat Helcia yang berlari tergesa-gesa menuruni tangga. Alhasil, keduanya pun memutuskan untuk pergi ke lapangan bersama-sama.

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang