PART 19 . Malam Hari

89 9 2
                                    

Bulan dan bintang bersinar dengan terang di langit yang gelap. Seorang perempuan tengah menyetir mobilnya di jalan yang terlihat sepi. Pasalnya ini udah jam sebelas malam, jadi wajar saja jalanan sudah sepi.

Perempuan itu sesekali bersenandung mengikuti lirik lagu yang ia dengar lewat aerphone yang terpasang ditelinganya. Ia tersenyum menatap langit malam yang menurutnya sangat indah.

Jarang sekali ia bisa keluar rumah saat malam hari, apalagi sampai larut seperti ini. Saat ia melihat sekelilingnya, tiba-tiba ia melihat seorang laki-laki dipinggir jalan.

Ia lalu menghentikan mobilnya dan menghampiri laki-laki itu. Perempuan itu membulatkan matanya saat mengetahui siapa laki-laki dihadapannya.

"Elfrey? Lo kenapa?" tanya Helcia yang melihat Elfrey meringis kesakitan.

"Cuman jatuh dari motor," jawab Elfrey datar.

"Kok bisa?"

"Gua enggak fokus."

"El, dahi lo berdarah, enggak mau diobatin dulu?" tanya Helcia menawarkan.

"Gak."

"Lo mau itu infeksi? Gua obatin, lo tunggu disini," ucap Helcia lalu mengambil kotak P3K yang ada didalam mobilnya.

Dengan telaten Helcia mengobati luka didahi Elfrey. Sebenarnya ada rasa canggung didalam hatinya, namun bagaimanapun Elfrey adalah orang yang ia kenal, tidak mungkin ia membiarkannya dengan keadaan terluka seperti itu.

"Hel, soal di sekolah itu," ucap Elfrey menggantung ucapannya.

"Gua udah maafin, jangan dibahas lagi."

Elfrey menganggukan kepalanya. "Ini udah larut malam, lo ngapain?"

"Gua habis dari rumah Orline, kebetulan orang tua gua lagi diluar kota, jadi gua bisa bebas mau kemana aja," jawab Helcia sembari membereskan kotak P3K yang baru saja ia gunakan.

"Oh."

"Yaudah, gua duluan ya. Lain kali hati-hati bawa motornya," ucap Helcia.

"Iya."

Saat Helcia ingin bangkit dari duduknya, suara Elfrey menghentikan langkahnya. Ia menaikan satu alisnya keatas saat mendengar Elfrey memanggilnya.

"Enggak jadi," ucap Elfrey lalu memalingkan tatapannya kearah lain.

"Yaudah."

Helcia pun kembali mengendarai mobilnya meninggalkan Elfrey sendirian. Saat hendak melaju pergi, Helcia sempat membunyikan klakson tanda berpamitan.

Elfrey memandang mobil Helcia yang menjauh. Lalu ia mulai menaiki motornya dan pergi ke markas.

Sesampainya di markas, ia melihat keempat temannya sedang tertidur diatas sofa kecuali Abyan dan Rado yang tengah mengobrol. Malam ini, anggota inti Radexs memang berencana akan menginap di markas.

"El, kenapa dahi lo luka kayak gitu?" tanya Rado bingung.

"Jatuh," jawab singkat Elfrey lalu duduk disofa disamping Abyan.

Melihat Elfrey yang melihat ke arah teman-temannya yang tengah tidur disofa, Abyan pun membuka suaranya. Abyan tahu, jika Elfrey pasti penasaran mengapa mereka bisa tidur disofa.

"Katanya mereka nyaman tidur disitu, jadi biarin aja," sahut Abyan menjawab pertanyaan yang ada dibenak Elfrey.

"Kapan kita mau turun tangan lagi buat ngurusin misi?" tanya Rado.

"Jika ada yang perlu ditangani," jawab Abyan.

"Elfrey, kenapa lo diem aja?" tanya Rado.

Abyan terkekeh mendengar pertanyaan Rado. "Bukannya, Elfrey memang selalu diem ya?"

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang