"GUA HARUS GIMANA LAGI?!"
Suara teriakan itu berasal dari salah satu perempuan yang tengah duduk bersama kedua temannya disalah satu meja sebuah cafe mewah. Sekilas semua penghuni cafe tersebut menatap kearah meja yang ditempati oleh tiga remaja perempuan. Tapi lirikan-lirikan itu tidak dipedulikan oleh ketiga remaja perempuan itu.
"Gimana ya Sha, lagian lo kenapa ceroboh banget sih sampe ngelakuin hal rendah itu ke Zoe?!" kesal Nazwa.
"Bego sih!" umpat Shafira sama kesalnya.
Disha menajamkan matanya ketika kedua temannya malah memarahinya. Ia berusaha untuk tetap tersenyum walau terpaksa.
"Gua kelepasan!! Jadi jangan sok menceramahi gua terus, mau mulut kalian gua cincang-cincang?" ujar garang Disha.
"Berani lo ngancem gua?!" bukannya takut, Nazwa malah melawan ucapan Disha dengan tatapan datar.
"Udah! Kalian gila apa?! Jangan berantem dikeadaan kayak gini, paham enggak sih?" lerai Shafira.
Keduanya berusaha menetralkan amarah mereka masing-masing. Setelah cukup lama saling diam, akhirnya Shafira mengangkat suara.
"Gimana? Udah sedikit lega?" tanya Shafira dan keduanya mengangguk mengiyakan.
"Kalau gitu bagus, jadi langkah selanjutnya lo mau ngapain Sha?" tanya Shafira.
"Mungkin gua bakal bikin hal spesial, seperti beri dia kejutan, terus gua minta maaf beribu kali. Walau memalukan, tapi dari pada gua enggak dapet maaf dari Zoe."
"Lo masih waraskan? Sha lo pikir aja, lo rela nurunin harga diri lo hanya untuk minta maaf ke cowok yang bahkan kekayaannya tuh enggak sebanding sama lo!" geram Nazwa.
"Ya terus lo mau gua ngapain?! Nunggu sampe Zoe minta maaf ke gua? Mustahil," ucap tak santai Disha.
Percayalah, Disha sedari tadi sudah berusaha untuk sabar menghadapi tingkah salah satu temannya yang baginya sangat merepotkan dan menyebalkan. Disha ingin sekali memaki dan memukuli wajah Nazwa yang cantik, tapi untung saja ia masih waras.
"Malah berantem lagi, capek tau gak sih ngelerai kalian berdua, sama-sama punya sikap angkuh dan ego yang tinggi," gerutu kesal Shafira.
"Lo juga sama!!" timpal serempak Nazwa dan Disha.
"Yaudah! Udah tau kita sama-sama punya sikap yang kayak gitu, jadi ayolah, kompak sedikit. Kita harus saling memahami dan juga kurangin bertengkar, apa kata murid sekolah kita coba kalau ada yang lihat kita berantem disini? Dicafe mewah lagi," ucap Shafira merasa kesal.
"Stop! Sakit kuping gua denger lo ngomong terus," cibir Disha.
"Kalau enggak ngomong, dikira patung gua," jawab Shafira.
Disha memukul meja sehingga menimbulkan suara yang sangat keras. Ia mengukir seulas senyuman dibibirnya dengan terpaksa. Sepertinya Disha masih harus belajar untuk bisa mengontrol kesabarannya.
"Lagi-lagi lo menciptakan keributan," cibir Nazwa.
"Udah deh ganti topik aja, urusan Zoe terserah Disha aja gimana, lagian toh dia pacarnya," ucap Shafira.
Tiba-tiba terdengar suara pistol yang mengeluarkan pelurunya berkali-kali dengan nyaring dan juga keras. Penghuni yang berada dicafe sontak diselimuti kegelisahan yang sangat besar.
"Kenapa ada suara tembakan?" bingung Disha.
"Apakah terjadi perang? Ihh gua takut deh," ucap dramatis Shafira.
"Gausah ngaco!" geram Nazwa.
"Dari pada penasaran, mending kita samperin aja," ujar Disha lalu ketiganya pun pergi melihat keluar cafe apa yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radexs Gang [END]
Teen FictionRadexs Gang, bukan geng motor, ataupun mafia. Mereka hanyalah kumpulan remaja yang memiliki tujuan untuk saling menolong dan melindungi. Tugas mereka adalah menyelesaikan misi yang diberikan lalu sebagai gantinya, mereka bebas meminta satu permintaa...