"INI GILA! ARGH! KENAPA JADI KAYAK GINI COBA?!"
Suara itu, adalah suara Orline yang kini tengah uring-uringan di kantin. Untung saja, kantin tidak terlalu ramai. Dan kegiatan hari ini juga adalah olahraga rutin atau wajib.
Tadi setelah seluruh murid selesai bermain bulu tangkis bergiliran, mereka diberikan waktu 30 menit untuk beristirahat. Mengingat bahwa mereka baru saja pulang sekolah dan langsung mengikuti kegiatan olahraga wajib, apalagi mereka baru saja selesai bermain bulu tangkis.
"Yaudahlah, jangan dipikirin Orline. Apa bedanya coba ada dan tidak?" tanya Helcia menatap sahabatnya yang didepannya dengan wajah cemas, karena sedari tadi Orline tak berhenti-henti terus mengoceh dan marah-marah.
Orline menjatuhkan kepalanya diatas meja. Ia menekuk wajahnya, hari ini moodnya sangatlah berantakan dari pagi sampai sekarang.
Tahu tidak alasannya? Pertama, ia dipanggil oleh Guru PPKN yang mengajarnya untuk pergi ke ruang Guru. Ternyata Guru itu memberikan hukuman kepada dirinya karena saat itu dijam pelajarannya ia bolos alias absennya alfa.
Dan hukumannya adalah ia harus membuat kalimat 'Saya janji tidak akan bolos lagi' sampai satu buku tulis yang isinya 58. Disetiap garis barisnya, satu kalimat.
Bayangkan, ia harus mengumpulkannya besok. Jika besok ia tak mengumpulnya, maka ia tidak akan lulus.
Guru itu tidak bisa diremehkan, ancamannya bukanlah main-main, itu benar adanya. Tahun kemarin, ada kakak kelasnya yang meremehkan Guru tersebut, tau-taunya kakak kelasnya benar-benar tidak diluluskan dan kini sekarang ia dikeluarkan dari sekolah dan dikenal nakal dan bandel. Maka dari itu, Orline tak berani melawan, karena korbannya bukan hanya kakak kelasnya saja, tapi sudah banyak. Kejam sekali bukan?
Dan yang kedua, saat Orline menyapa dan mengajak ngobrol Abyan, Abyan malah seperti tidak peduli dan tidak menganggapnya ada. Abyan tidak berbicara ataupun menatap dan melihat Orline. Itu berlangsung sejak pagi dan sampai sekarang Abyan masih bersikap seperti itu, membuat kepala Orline semakin sakit karena memikirkan perubahan sikap yang tiba-tiba dari Abyan.
Lalu yang ketiga, ia kesal dengan seorang adik kelasnya yang mencoba mendekati Abyan dengan memberikan sebuah satu kotak kue, dan parahnya lagi Abyan menerimanya dengan tersenyum. Dan hal hasil, Orline mendorong tubuh adik kelasnya sampai membentur lantai sampai-sampai mengeluarkan darah. Dan bukannya meminta maaf, Orline justru tertawa.
Karena ulahnya itu, Orline diberikan hukuman oleh Guru Bk di sekolahnya. Hukumannya adalah, Orline harus membersihkan koridor kelas 10 sampai bersih. Bayangkan saja, koridor sebesar itu, ia di suruh membersihkannya. Guru-guru Sma AIS memang sudah hilang akal. Untung saja ada Helcia yang membantunya, jadi ia tak perlu terlalu lelah untuk membersihkannya.
Bukan hukumannya yang membuat kepala Orline pusing, melainkan perkataan Abyan yang membuat hatinya teriris-iris. Kata-kata yang mampu membuat Orline mengeluarkan air matanya didepan umum.
"Lo bukan siapa-siapa gua. Jadi lo enggak punya hak untuk mengatur dan cemburu dengan siapa saja yang dekat dengan gua. Ingat, kita hanya sebatas saling mengenal, bahkan gua aja tidak mengakui lo sebagai teman. Apalagi pacar, jangan kepedean?"
Kata-kata itu, kata-kata yang di ucapkan Abyan saat ia mengatakan bahwa ia tak suka melihat Abyan tersenyum dengan orang lain selain dirinya. Dan saat itu pula, Orline mendorong tubuh adik kelasnya. Orline kecewa dan sakit hati dengan semua perkataan yang dilontarkan Abyan. Tapi ia bisa apa? Toh semuanya juga salahnya.
Penderitaannya tak sampai disitu saja. Yang keempat, saat tadi mereka bermain badminton atau raket, Orline terkena smash dari lawannya mengakibatkan ia terjatuh karena terkejut. Semua murid yang melihat itu, mereka tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radexs Gang [END]
Ficção AdolescenteRadexs Gang, bukan geng motor, ataupun mafia. Mereka hanyalah kumpulan remaja yang memiliki tujuan untuk saling menolong dan melindungi. Tugas mereka adalah menyelesaikan misi yang diberikan lalu sebagai gantinya, mereka bebas meminta satu permintaa...