Saat bel pulang berbunyi, seluruh murid berhamburan pergi menuju ruang ganti untuk mengganti pakaian mereka dengan jersey berwarna biru dongker yang wajib mereka pakai setiap kegiatan olahraga wajib setiap minggunya. Tidak sedikit dari mereka yang menyambut kegiatan ini dengan antusias yang besar.
Kini lapangan olahraga Sma Academy Internasional School sudah dipenuhi oleh seluruh murid maupun pelatih yang disewa oleh pihak sekolah untuk mengawasi dan melatih anak didik sekolahnya. Seluruh murid kelas sepuluh sampai dengan murid kelas dua belas digabung dalam kegiatan ini.
"Gila! Baru kali ini gua semangat banget padahal baru pulang sekolah," ujar antusias Kanha.
"Lo semangat karena bisa cuci matakan!" celetuk Zoe mampu membuat Kanha menekuk wajahnya.
"Tekuk aja tuh terus muka, biar enggak kebentuk lagi," ucap Ramos tertawa lalu bertost ria dengan Zoe.
"Sirik aja lo berdua, dasar bocah!" kesal Kanha.
"Justru sikap lo Kanha yang menampilkan kata bocah," sahut Arkhan yang datang dengan Rado disampingnya.
Kanha menggerutu kesal didalam hatinya. Apalagi saat melihat Arkhan dan Rado yang baru saja datang lalu langsung menertawainya.
"Udah pada siap?" tanya Abyan yang baru saja datang dengan Elfrey disampingnya.
"SIAP DONG BOS!!" teriak serempak mereka dengan semangat.
"Mulai sekarang jangan panggil gua bos, kita semua setara disini," ujar Abyan memperingati.
"Tapi itu panggilan karena kami menghormati lo Yan sebagai ketua Radexs," ucap Zoe.
"Iya tetep aja! Cukup panggil gua nama, simpel dan enggak ribet, kenapa kalian protes?" kesal Abyan.
"Iyaa-iyaa," ucap mereka serempak.
Tiba-tiba satu bola basket mengenai kepala Abyan membuat sang empu hampir kehilangan keseimbangannya kalau saja tidak ditahan oleh Rado. Ia meringis sejenak, lalu menatap tajam kearah sosok yang diduga melemparkan basket kearahnya.
Gadis itu berlari kecil menghampiri Abyan, bukannya meminta maaf malah ia mengambil bola basket yang tadi sempat mengenai kepalanya. Gadis itu mengusap-usap bola basket ditangannya dengan tatapan khawatir.
"Untung bolanya gapapa," gumamnya lumayan keras.
Mendengar gumaman orang itu membuat Abyan naik pitam. Bisa-bisanya gadis itu malah bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.
"Orline! Masih belum puas lo gangguin hidup gua?" tanya Abyan menatap tajam gadis didepannya.
"Pede banget lo," jawab jutek Orline.
"Terus maksud lo lemparin bola basket itu ke kepala gua apa?!" tanya ngegas Abyan.
"Sorry, enggak sengaja."
"Gua yakin lo sengaja."
"Itu tahu! Habisnya lo ngeselin sih, gara-gara permintaan lo jadinya sekolah kita diadakan kegiatan olahraga, rutin lagi," kesal Orline.
"Kalau lo mau protes, protes ke pihak sekolah," balas jutek Abyan.
"Dasar egois! Lo hanya mentingin diri lo sendiri, cowok apaan!" cibir Orline yang mampu membuat Abyan semakin marah.
Abyan melangkahkan kakinya mendekat kearah Orline. Matanya menatap gadis didepannya dengan tatapan intimidasi membuat nyali Orline seketika menciut, tapi berusaha ia tutupi dengan memasang wajah menantang.
"Denger Orline Samelleora, gua bisa kapan aja minta pihak sekolah buat ngeluarin lo dari sekolah ini. Alasan kenapa sampai sekarang gua belum lakuin itu, karena gua masih punya sisi kemanusiaan," ujar datar dan penuh penekanan Abyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Radexs Gang [END]
Teen FictionRadexs Gang, bukan geng motor, ataupun mafia. Mereka hanyalah kumpulan remaja yang memiliki tujuan untuk saling menolong dan melindungi. Tugas mereka adalah menyelesaikan misi yang diberikan lalu sebagai gantinya, mereka bebas meminta satu permintaa...