PART 45 . Akhir Kisah

111 6 10
                                    

Samar-samar terdengar suara air laut yang bergelombang. Terlihat beberapa remaja perempuan dan laki-laki tengah menikmati hembusan angin sore dari tepi laut.

Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama hari ini dengan kegiatan menyaksikan senja di pinggir pantai. Selain tempatnya yang sejuk, mereka juga bisa sekalian bermain air dipinggir laut.

Orline menatap wajah Abyan dengan ekspresi murung. Terlihat jelas dari raut wajahnya Orline, bahwa ia masih merasakan kesedihan.

Helcia memegang pundak Orline sehingga membuat sang empu tersadarkan lalu menoleh kearah Helcia. Orline menaikan satu alisnya keatas tanda ia bertanya.

"Kenapa?"

"Kita kesana, yuk!" ajak Helcia lalu ia menarik pergelangan tangan Orline dengan lembut.

Melihat kedua perempuan itu pergi menjauh, membuat yang lainnya merasa bingung. Mereka pergi tanpa mengatakan mau kemana, tentu saja membuat semuanya kebingungan.

"Mereka, mau kemana?" tanya Lea bingung.

"Mungkin aja, mau lihat-lihat daerah sini," jawab Zoe santai.

"Biarin aja. Mereka pasti enggak bakal pergi jauh-jauh dari sini," ucap Rado mengelus lembut surai rambut Lea.

Nazwa mengeluarkan handphonenya dari saku bajunya. Lalu ia menggoyang-goyangkan benda pipih itu didepan kedua temannya.

Disha dan Shafira paham maksud dari pergerakan Nazwa. Mereka pun mengangguk mengiyakan dengan antusias.

"Ayok! Udah lama kita enggak foto bertiga," ucap semangat Shafira.

Disha menganggukkan kepalanya. "Oh ya, kami izin buat kesana ya, mau mengambil foto."

"Oy, Lea. Kami bisa minta tolong? Tolong fotoin kami," ucap Nazwa meminta tolong.

Awalnya Lea ingin menolak, tapi tidak jadi. Ada alasan tertentu mengapa ia menerima permintaan Nazwa, dan alasan itu tidak bisa ia deskripsikan.

Kemudian, keempat perempuan itu sedikit menjauh dari para anggota inti Radexs. Setelah melihat punggung keempat perempuan itu menjauh, Arkhan menghembuskan nafasnya.

"Gua pasti bakal kangen menjalankan misi bareng kalian," ucap Arkhan.

Kanha tertawa kecil lalu merangkul pundak Arkhan. "Bukan hanya lo, tapi kita semua pasti akan merindukan momen itu."

"Enggak kerasa ya, masa bakti kita sebagai anggota Radexs generasi ke 2 bakal berakhir," ucap Ramos terkekeh.

"Benar, perasaan baru aja kemarin kita ikut seleksi," ucap Rado mendongakkan kepalanya keatas, menatap langit yang berwarna orange.

"Abyan, apa lo udah nyari calon anggota Radexs generasi ke 3?" tanya Zoe penasaran.

"Tanpa dicari, mereka dateng sendiri. Dan gua mau, seleksi tahun ini kita lebih keras. Karena, kita harus pastikan anggota Radexs generasi ke 3 lebih tangguh ketimbang generasi ke 1 dan 2. Terutama, anggota inti nantinya," ucap Abyan tegas.

Semuanya tersenyum, lalu menganggukkan kepala mereka patuh. Mereka semua juga setuju dengan apa yang dikatakan Abyan, bagaimana pun, Radexs Gang harus menjadi lebih maju dan hebat.

Disisi lain, terlihat Orline dan juga Helcia duduk bersama ditepi pantai. Keduanya tampak menikmati sepoian angin dan matahari yang akan terbenam.

"Berhenti berharap kepada seseorang yang bahkan tidak menginginkan kehadiran lo, Orline. Itu hanya akan menyakiti diri lo sendiri," ucap Helcia memulai obrolan.

Orline menundukkan kepalanya. "Ini bukan masalah untuk gua. Lagian, gua tidak akan berhenti berjuang walaupun nanti akhirnya tetap sama. Karena, gua tulus mencintai Abyan. Ini perasaan cinta, bukan obsesi. Gua ingin membuktikannya kepada Abyan."

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang