PART 20 . Perpecahan

81 8 2
                                    

Orline melangkahkan kakinya dengan elegan dan anggun. Tak lupa senyuman yang merekat sempurna diwajahnya. Dengan tangan kanan yang ia taruh dipinggangnya, ia berjalan bagaikan model sesungguhnya.

Seorang perempuan paruh baya yang memiliki tubuh body goals bangkit dari duduknya lalu bertepuk tangan kagum. Ia tersenyum bangga menatap Orline, salah satu murid yang ia ajar dalam bidang ekstrakurikuler modeling.

"Bagus Orline, tingkatkan lagi," ucap perempuan paruh baya itu.

"Terima kasih," ucap Orline tersenyum.

Lalu ia berjalan kearah Kanha yang sedang menonton penampilannya tadi. Orline tersenyum menatap Kanha yang juga tersenyum.

"Hebat Lin," ujar Kanha lalu bertost ria dengan Orline.

Kanha memang mengikuti ekskul modeling. Dan ia adalah murid laki-laki satu-satunya yang berhasil bertahan didalam bidang ekstrakurikuler ini.

"Iya dong, gua gitu lhoo!" ujar bangga Orline.

"Tapi sayangnya lo masih kalah sama dia," ucap Kanha menunjuk satu perempuan yang saat ini tengah sedang menunjukkan keahliannya.

Orline menoleh kearah perempuan itu, ia tersenyum lalu mengangguk. Ucapan Kanha memanglah benar, Orline memang masih kalah baik dengan perempuan yang sekarang tengah dipuji oleh guru pembimbing ekskul dan juga teman-teman satu bidang ekskulnya.

Perempuan itu adalah Nazwa Demberain. Perempuan dengan tinggi badan yang sangat cocok sekali untuk menjadi model. Bukan hanya tinggi badannya saja, wajah, kulit, aura, dan bahkan cara berpakaian dan berjalannya saja membuat semua yang melihatnya pasti akan merasa terpukau.

"Kalau terus-terusan Nazwa yang berada diatas gua, gimana gua mau dapet gelar modeling perempuan terbaik di sekolah," gumamnya pelan.

Disetiap tahun, pihak sekolah memang mengadakan acara yang sangat menarik dan mampu membuat seluruh siswa maupun siswi tertarik. Yaitu disetiap bidang ekskul akan diambil satu queen dan satu king yang nantinya akan diberi gelar sesuai bidang ekskul masing-masing.

Tentunya jika ingin menyandang gelar tersebut harus mengambil bidang ekskul sesuai kemampuan masing-masing. Karena kemampuan sangatlah penting untuk mendapatkan gelar tersebut.

"Jangan putus asa lah Lin, lo masih bisa terus berusaha," ujar Kanha menyemangati.

"Lo ngomong gitu karena udah ada kepastian kalau lo yang bakal dapet gelar king," protes Orline.

"Haha, tapi gelar itu bukan segalanya Lin. Lebih baik jangan terlalu berharap," ucap Kanha.

"Kalimat itu enggak berlaku buat gue."

"Terserah lo aja, deh" ucap Kanha pasrah.

Tak terasa waktu sudah berlalu dengan cepat. Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, dan bahkan warna orange sudah terlihat di langit.

Nazwa, Disha, dan Shafira berjalan bersama menuju parkiran sekolah. Mereka tertawa bersama dengan gembira.

"Kita ke mall dulu yuk, gua mau beli sepatu baru nih. Sepatu gua yang ini udah jelek," ucap Shafira kepada kedua temannya.

"Okee, gua juga mau beli liptint baru," ucap setuju Nazwa.

"Tapi, gua udah janji mau pulang bareng sama Zoe," ucap Disha.

"Batalin aja apa susahnya Sha?" tanya Nazwa memutar bola matanya malas.

"Yaudah deh, gua batalin," ucap Disha.

Tapi disaat mereka ingin masuk kedalam mobil Nazwa, siapa sangka ternyata ban mobil Nazwa bocor. Hal itu membuat ketiga perempuan itu mendengus kesal.

"Terus kita gimana mau ke mallnya?" tanya kesal Shafira.

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang