PART 32 . Restoran

67 7 4
                                    

Setelah pulang dari kegiatan olahraga rutin, anggota inti Radexs memutuskan untuk singgah ke salah satu restoran atas permintaan Kanha yang katanya lapar. Saat sampai di restoran, mereka memesan seperlunya saja dan menyantapnya dengan santai kecuali Kanha.

"Sedoyan itu Kanha sama makanan di restoran ini? Sampai-sampai makannya selahap itu," ucap Zoe terkekeh.

Kanha yang namanya disebut-sebut hanya memutar bola matanya malas. Lalu ia melanjutkan acara makannya yang tertunda akibat ucapan yang dilontarkan oleh Zoe.

"Biarin aja, biarin dia menikmati," ucap Ramos tertawa.

"Kok bisa lo selaper itu Kanha?" tanya Rado.

"You know lah Do, siapa sih yang belum tahu kabar bahwa kelas XII MIPA 1 terpilih untuk mewakilkan sekolah dan negara untuk menampilkan sebuah acara di Jepang?" yang menjawab bukanlah Kanha, melainkan Arkhan.

"Iya gua tahu berita itu, terus hubungannya sama pertanyaan gua tadi apa?" tanya Rado lagi.

Abyan menghembuskan nafasnya lalu mengambil satu gelas jus mangga yang ia pesan tadi dan meminumnya sedikit. Ia menatap Rado, kini yang berbicara untuk menjelaskan ialah Abyan.

"Kelas XII MIPA 1 itu udah diperlakukan layaknya seorang robot semenjak terpilih untuk mewakilkan sekolah dan negara pergi ke Jepang. Mereka terus-terusan belajar tanpa adanya istirahat, alasannya? Ya agar mereka tidak malu-maluin sekolah maupun negara. Lagi pula, tadi kelas XII MIPA 1 dari jam 08.00 sampai pulang sekolah terus belajar tanpa istirahat, eh pas pulang sekolah langsung ikut kegiatan olahraga wajib, gimana enggak capek? Belum lagi, kegiatan ekstrakurikuler dan les mungkin? Jadi wajar aja kalau mereka kelelahan atau mungkin kelaparan seperti Kanha. Tapi anehnya, hanya Elfrey yang seperti tidak kelelahan sedikit pun. Ia malah seperti, sangat santai," ucap Abyan bingung.

Mereka semua menyetujui ucapan Abyan. Hanya Elfrey, satu-satunya siswa di kelas XII MIPA 1 yang tidak pernah mengeluh sama sekali.

"El, bisa jelaskan kenapa lo selalu bersikap tenang? Lo seperti bukan manusia, hidup lo tuh kelihatannya paling tenang dari yang lainnya, gua takut lo bukan manusia," ucap Kanha dengan nada sok dramatis.

"Aduhh, jika Elfrey bukan manusia, lalu El apa? Alien? Serem ih," ucap Ramos meladeni tingkah konyol Kanha.

Elfrey yang kini menjadi bahan perbincangan teman-temannya hanya memasang wajah datar dan tampang tak peduli. Ia berniat untuk tidak menjawab karena terlalu malas untuk berbicara, namun niatnya itu ia urungkan ketika melihat ekspresi wajah teman-temannya yang tengah menatapnya dengan serius.

"Enggak ada waktu," jawab singkat Elfrey dengan nada dingin dan tetap dengan ekspresi datar.

Semua teman-temannya menganggukkan kepalanya mengerti. Walaupun jawaban Elfrey singkat, tapi mereka semua mampu memahaminya.

"Contoh tuh Elfrey, selalu bersyukur. Enggak kayak lo semua, mengeluh aja kerjaannya," ucap Zoe bercanda.

"Ya gimana ya Zoe, kalau hidup enggak ada yang namanya masalah, pasti bisa selalu bersyukur. Lah ini?" jawab Kanha terkekeh.

"Betul. Mau bersyukur gimana pun, namanya manusia, enggak lepas dari yang namanya mengeluh." Kini, gantian Rado yang berbicara.

"Tuhkan, baru aja diomongin. Udah pada ngeluh aja," sahut Zoe.

"Bukan hidup namanya kalau enggak ada masalah. Lagi pula, tuhan enggak mungkin ngasih kita masalah atau cobaan diluar kemampuan hambanya, percaya deh, tuhan itu adil. Memang, untuk tidak mengeluh itu susah, tapi apa salahnya sih diusahakan? Kita bisa bernafas aja itu udah nikmat dari Allah, seharusnya kita bersyukur. Hal sekecil apapun itu, tetap aja kita harus bersyukur," ucap Abyan dengan tersenyum.

Radexs Gang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang